22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pengkhianat
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nona Reina Chimbert" Panggil salah satu maid saat ia melihat Reina lewat.

Reina berhenti. Sebenarnya, maid itu harus memanggilnya Putri karena gelar Reina yang merupakan keluarga bangsawan. Seharusnya maid itu dihukum gantung karena lancang memanggil Reina tanpa sebutan putri. Namun beda lagi ceritanya jika ia yang meminta semua vampire untuk memanggilnya dengan sebutan Nona. Ia risih jika dipanggil Putri. Sama seperti Sean yang risih jika dipanggil Pangeran.

"PuㅡNona dipanggil oleh Ratu Victoria di istana" jelas Pelayan itu. Tentu itu membuat Reina bertanya-tanya. Tak biasanya ia akan dipanggil dengan panggilan pribadi. Tanpa surat resmi dan tanpa kakaknyaㅡMilea.

Tanpa bertanya lebih, Reina langsung melesat ke istana. Ia berhenti di depan pintu besar. Kemudian dengan secara tiba-tiba, pintu terbuka lebar. Seolah sang pelaku sudah tahu kedatangannya. Reina melangkah masuk dan betapa terkejutnya ia saat mendapati semua penghuni Mansion rumah berada disana. Bahkan Sean yang notabennya pemalas pun ada disana. Dan yang membuat risih, Penjaga pintu sedang menodongkan tombak kearah lehernya. Ia melirik kearah Milea yang entah kenapa menangis.

"Mendekatlah" titah Victoria. Reina pun berjalan mendekat dan membungkuk hormat.

"Ada apa hingga Yang Mulia Ratu memanggil saya?" tanya Reina sambil menyindir gelar Victoria.

"Reina!! Jelaskan pada Ratu kalau kau bukanㅡ"

"Milea! Tidak sopan memotong pembicaraan Ratu" Sela Kiera.

Reina menatap heran kearah mereka semua.

"Bisa kau jelaskan kemana kau dari tadi?" Tanya Victoria sambil menahan emosinya

Reina terlihat bingung. Apa maksudnya dengan tadi? Apakah maksudnya saat Ratu datang?

"Jawablah dengan jujur dengan jujur dan buktikan kalau kau tak bersalah!!" Teriak Milea dengan lantang.

"MILEA CHIMBERT! Aku bertanya pada Reina Chimbert, bukan dirimu!!" Bentak Victoria hingga membuat semua vampire yang mendengar merinding. Tubuh mereka diam dan membeku. Menyeramkan.

"Aku kakaknya! Aku tau sifat dirinya dan dia tidak bersalah!! Atas bukti apa kau menuduhnya?" Tanya Milea tak terima. Bahka ia menepis tangan Rash yang hendak menahannya.

Victoria bangkit dari kursi kebesarannya. "Kau hanya kakaknya, Milea. Kau bukan dirinya.. kau mungkin kenal dia lebih lamaㅡtapi kau.. tak tau isi hatinya"

"Kalau kalian ingin berdebat, kenapa panggil aku? Buang-buang waktu" ketus Reina.

Victoria yang mendengarnya pun mulai tak bisa menahan emosinya. Ia melesat kedepan, namun seolah sudah tau, Sean melesat dan menghentikan aksi kakaknya itu.

"Minggir" Victoria menatap sinis kearah Sean. Dan yang pasti itu takkan berpengaruh pada Sean.

"Clue bukan untuk kau gunakan tanpa bukti"

Victoria tertawa kencang. Tentu itu membuat Kiera dan Rash, serta penjaga lainnya tambah diam. Mereka hanya akan menonton karena mereka tidak terlalu mengerti akan permasalahannya. Dan ini tidak ada hubunganya dengan mereka.

"Bukti? Bukti apalagi, adikku? Semua pemikiran sudah membuktikan bahwa Reina adalahㅡ"

"ADIKKU BUKAN PENGKHIANAT!!!" Sela Milea dengan suara lantang.

"Sudah berapa kali aku bilang? Dia bukan pengkhianat! Dia memiliki tugas yang lain yang diberikan Rash" jelas Milea sambil menahan air matanya. Amarahnya mulai berubah jadi kesedihan.

Namun, pertanyaan Rash membuat Milea sungguh tak percaya.

"Tapi Mil.. kenapa setelah melakukan tugas itu, dia tak segera kembali?" Tanya Rash tiba-tiba.

"A-apa? K-kau me-menuduh.. Reina?" Tanya Milea tak percaya.

"Bukan.. aku tidak menuduhnya.. hanya sajaㅡ"

"Maafkan aku Milea tapi.. aku.. juga.. setuju.. dengan Rash" sela Keira.

Milea rasanya ingin mati pada detik itu juga. Ketika melihat teman-temanㅡtidak. Tapi keluarganya yang sangat ia percaya.. malah menuduh adiknya.

"Lihat? Bahkan mereka sudah membuktikan bahwa adikmu adalah"ㅡVictoria menatap sinis kearah Reinaㅡ"Pengkhianat"

Milea menutup mulutnya dan menangis sejadi-jadinya. Bukan ini yang diinginkannya. Kemudian ia menatap Sean sambil memohon namun Sean membuang mukanya. Karena Sean tahu, suaranya takkan bisa mengubah fakta apapun.

"R-reina.. j-jelaskan pada kami kalau kau bukan pengkhianat" ucap Milea dengan suara bergetar.

Sejujurnya walaupun hanya diam, Reina sudah mengerti arah pembicaraan ini. Dan dia memutuskan untuk diam agar tak ada tuduhan palsu lainnya. Kemudian, Reina tersenyum miring. Bukan karena terbukti bahwa dia pengkhianatnya, namun karena ia sudah menemukan pengkhianatnya.

"R-reina..?" Panggil Milea.

Reina menatap Victoria. "Lalu? Kau akan memburuku seperti Haruto? Atau membunuhku seperti kau membunuh sahabatmu?"

Victoria mengepalkan tangannya.

"T-tidak-tidak!! R-reina bukanㅡ"

"Maaf Milea.." Rash menutup mata Milea. Hingga tubuh Milea langsung lemas dan ambruk. Namun sudah ditangkap dengan cepat oleh Rash.

Ia menggendong Milea ala brydal style dan langsung keluar ruangan. Diikuti dengan Keira.

"Keparat kau! Kau tahu apa yang kau lakukan itu sangatlah fatal?!"

Reina hanya diam. Menikmati cacian yang harusnya bukan untuk dia. Ia hanya berdiri dengan tegak dan menampilkan betapa anggun dan cantiknya gaun yang ia pakai saat itu. Merah.

Ia juga diam karena sejujurnya ia tidak tahu apa-apa. Ia hanya dikamar karena kepalanya pusing dan tak kuat menahan bau bawang yang masih terngiang di kepalanya. Ia juga tak memperhatikan gossipan Maid mansion. Jadi ia benar-benar tidak tau apa-apa.

Namun, ia akan tetap melanjutkan drama bodoh ini. Membiarkan sang pengkhianat berdiri di puncak sementara.

"REINA KAUㅡ"

"Victoria" sela Sean.

Victoria menahan napasnya sebentar dan mendecih kencang kemudian ia melesat pergi. Meninggalkan Reina dan Sean berdua di ruangan.

"Bukan kau. Aku tau" ucap Sean. Reina menatap datar kearah Sean.

"Kau juga tau siapa.. benar?" Tanya Reina.

"Terserah" jawab Sean. Ia menatap datar kearah Reina. "Aku akan membiarkanmu pergi. Cari Haruto. Aku akan selesaikan dari dalam" Kemudian Sean melesat pergi.

Jujur Reina sangat takut. Ia bahkan sudah dibenci oleh semua orang. Ia bahkan sedih saat melihat kakaknya yang sedang membela dirinya dengan susah payah. Sungguh ia tak ingin berpisah dari kakaknya. Hanya ia yang Reina punya.

Tapi, mau bagaimana? Tujuannya adalah mencari Haruto sebelum kesempatannya untuk kabur hilang begitu saja.

Reina melesat ke kamarnya. Meninggalkan istana itu. Entah kenapa, kekuatannya yang sangat jarang muncul, tiba-tiba muncul kemarin. Kekuatan yang ada di dalam diri Vampire. Berbeda-beda, tergantung keinginan atau hal yang dilakukan si pemilik.

Kemarin, ia bermimpi akan sesuatu dan itu membuatnya ingin membeli pakaian manusia yang sangat simple. Sehingga ia membelinya cukup banyak. Tak ia sangka bahwa baju itu akan terpakai. Ia tidak tau dimana Haruto, namun ia yakin bahwa Haruto berada di dunia manusia.

Ia mulai mengisi pakaian itu kedalam tas. Ia harus segera pergi. Ia tak ingin bertemu Milea dan membuat Milea sedih. Kemudian ia menemukan kertas kecil berisikan alamat seseorang yang tidak diketahuinya.

"Alamat siapa?"

♡~♡

Akh.. babay Reina ku..

Jujur aku gak tega, tapi mau gimana lagi? Jujur *again* aku cukup menyukai si pengkhianat. Aku saaangaaat sayang dia, tapi sayangnya dia jahat T-T

Oh, jangan kira kalau konflik pengkhianat ini udah terbongkar, cerita ini akan tamat. Ckckck, konflik ini hanya sebatas debu jika dibandingkan dengan konflik aslinya. Kan sudah ku bilang, aku yakin 100% kalau cerita ini akan banyak chapternya :v jangan bosan!!

Regards,
BlueCat87

26.07.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro