Bab 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Reyna mengambil jepit rambut berbentuk kupu-kupu kemudian memasangnya di rambut bagian kiri. Saat tengah bercermin, pintu kamarnya diketuk dan terlihat wajah Nurul yang memperhatikan Reyna.

"Reyn, sibuk nggak?"

"Nggak kok, kenapa Rul?" Reyna berbalik dan menghampirinya.

"Begini, rencana kemarin itu sedikit melenceng. Yang harusnya Reyna dibuat ijin, malah diberi keterangan sakit pas absen. Kayaknya ada yang salah tulis deh."

Reyna manggut-manggut. "Oh, masalah itu. Oke, nanti aku akting pura-pura sakit di depan guru."

"Makasih Reyn, maaf banget ya." Gadis berhijab itu benar-benar menyesali apa yang terjadi.

Tiba-tiba San berkata, "Kalo udah selesai pintunya kunci ya!" Sambil berlalu keluar rumah. San sudah berangkat sekolah.

"Iya. Makasih San!" balas Nurul setengah teriak, agar San mendengarnya dari luar.

Reyna merapikan seragam putih abu-abu miliknya, kemudian mengajak Nurul pergi ke meja makan. Di sana, hanya ada beberapa selai dan roti tawar.

"Rid, nih doang makanan yang ada di sini?" tanya Reyna ke Ridho yang sejak tadi menikmati roti selainya.

"I-Iya! Makam aja udah! Gosah anyak lagu," balas Ridho ketus sambil mengunyah roti tersebut.

Reyna perlahan duduk begitu pun dengan Nurul, mereka duduk bersebelahan. Di depan Reyna ada Roy yang hanya diam sedari tadi. Roy fokus dengan gawainya dan sesekali tersenyum.

"Kenapa Roy? Kesurupan hantu lo?" sindir Ridho setelah susah payah menelan makanannya.

Roy yang menyadari diperhatikan pun menghapus senyumnya dan hanya menggeleng pelan. "Ah, enggak. Tadi tuh ... ah! Tuh selai enak keknya?"

Ridho tau Roy sedang mengalihkan perhatian. Roy menunjuk selai coklat yang mana itu adalah makanan yang selalu Roy hindari selama ini. Ridho curiga jika Roy sedang menyembunyikan sesuatu.

"Sejak kapan lo suka selai coklat?" Ridho bertanya lagi, dengan nada menyindir tentunya.

"Eh?" Roy menghentikan tangannya. "Gue kira itu selai kopi. Maaf, nggak fokus."

WTF! Sejak kapan kopi dibikin selai?

Ridho pun menyudahi sindirannya dan melanjutkan makannya. Setelah selesai sarapan, mereka bersiap-siap menuju sekolah dengan menggunakan sebuah mobil milik Ridho. Ayahnya seorang pengusaha, tetapi Ridho tidak ingin meneruskan pekerjaan ayahnya. Dia lebih ingin menjadi seorang guru atau pengacara.

Setelah sampai gerbang sekolah, Reyna dan Roy menuju ke kelasnya, sementara Nurul dan Ridho pergi memarkirkan mobil.

"Reyn, lo kayaknya harus latihan akting dulu deh. Biar lebih menjiwai gitu," saran Roy ditengah lorong kelas mereka.

"Nggak perlu sih, Roy, gue udah sering ngelakuin ini soalnya."

Tak lama setelah Reyna berkata demikian, tiba-tiba guru olahraga muncul dari balik pintu kelas sebelah. Reyna seketika langsung melemaskan tubuhnya dan merangkul lengan Roy. Reyna memucatkan wajah dan menunduk. Guru yang lewat pun hanya memandang Reyna sekilas, dan berlalu.

Setelah si guru sudah tidak terlihat, Reyna melepaskan rangkulannya. "Maaf Roy."

"Hehe, biasa aja kali Reyn."

Kemudian keduanya memasuki kelas. Di sana, seisi kelas memperhatikan Reyna yang tengah berada di ambang pintu. Mereka seolah terkejut melihat kemunculan Reyna.

"Eh, bukannya lo sakit?"

"Lah iya! Kemaren ada yang liat Reyna dirangkul dua cowok. Kayak lumpuh gitu. Kok lo normal sih?"

"Iya nih. Jelasin dong Reyn!"

Dan sejumlah pertanyaan lainnya. Berarti, saat mereka keluar gedung kemarin, ada yang melihat Reyna.

Tidak gugup maupun cemas, Reyna justru duduk di bangkunya—paling belakang dekat jendela—dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kalian salah liat kali," balas Reyna membela diri.

"Nggak mungkin! Jelas-jelas kemaren tuh ada Nurul juga."

Reyna hanya menghela napas panjang, ribet urusannya jika dijelaskan. Tidak banyak yang tau jika Reyna dan kelompoknya membuka jasa pengusiran setan, hanya beberapa orang penting saja yang mengetahuinya.

"Duduk-duduk! Wali kelas mau ke sini!"

Seketika seisi kelas duduk di mejanya masing-masing, dan gosip tentang Reyna pun teralihkan.

Seorang guru laki-laki berkumis memasuki kelas dengan sebuah buku tangan kanannya. Dia berdiri di depan kelas dan mulai bicara...

"Sebentar lagi akhir semester. Kalian para kelas XII diharapkan belajar sungguh-sungguh untuk menghadapi ujian nasional. Bapak hanya bisa bantu sampai....."

Dan masih banyak lagi ocehannya. Reyna sangat tidak menyukai suasana ini, berbicara omong kosong tanpa menghasilkan uang adalah sebuah kesia-siaan. Akhirnya Reyna menutup wajahnya dengan sebuah buku dan menutup mata.

Tanpa ia sadari, Reyna sudah masuk ke alam mimpi. Di sana Reyna bertemu dengan arwah anak kecil sebelumnya. Anak kecil itu kini tidak menangis lagi. Dia tersenyum bahagia. Kemudian dia menghampiri Reyna dan memberikan boneka beruang itu kepadanya.

"Kakak orang baik, jangan sampai tenggelam dalam lautan emosi. Jika kakak sedang membutuhkan bantuan, berbicaralah dengan boneka itu dan aku akan mencoba mencarikan solusinya. Hehe."

Reyna tak mengerti, tetapi dia menerima boneka itu. Ucapannya merujuk pada sesuatu, 'kan? Tapi apa?

"Kalau begitu. Aku ijin pergi ke tempat lain, terima kasih telah memanggilku anak pintar."

Dia tersenyum, perlahan dia menghilang bagai debu yang berterbangan. Kemudian Reyna tiba-tiba terbangun karena hantaman kayu ke permukaan mejanya.

Wali kelas berdiri di depan Reyna yang baru terbangun dan terlihat planga-plongo. Kesadarannya belum kembali sepenuhnya.

"Bisa-bisanya kamu tidur ya?! Sehabis pelajaran ini, ikut bapak ke ruang BK."

"I-Iya, Pak." Reyna manggut-manggut saja.

Kemudian wali kelas pun melanjutkan pidato panjangnya. Sementara Reyna mengutuk dirinya kenapa bisa tidur di saat yang tidak tepat.

"Ppssstt."

Reyna menoleh ke arah suara, terlihat Roy yang berbisik-bisik. Jarak meja mereka, kelang satu baris.

"... Lo kenapa ketiduran Reyn? Padahal semalam udah tidur cepat."

Reyna membalas, "Mana gue tau Roy, tiba-tiba mata gue ngantuk dan bablas."

"SIAPA YANG BERBISIK-BISIK DI BELAKANG? Reyna, kamu benar-benar yah?! Kalau kamu memulai keributan lagi, Bapak akan panggil orang tua kamu. Paham?"

"Pa-Paham, Pak."

Reyna hanya berpasrah. Wali kelas mereka adalah orang yang tegas. Dia tak pandang bulu siapapun yang mengacau di kelas mereka. Wali kelas mereka bukan penjilat, jadi jika di kelasnya ada anak presiden sekalipun akan tetap sama di matanya.

Kelas berakhir dan Reyna harus membututi wali kelasnya ke ruang BK. Begitu keduanya keluar, tiba-tiba seisi kelas berbisik-bisik dengan temannya dan membicarakan Reyna.

"Reyna kok hari ini aneh banget ya? Lo ngerasain juga kan?"

"Iya. Padahal pas kelas 11 kemaren, anaknya normal kok. Apa jangan-jangan, rumor Reyna tentang-"

"Jangan membicarakan hal yang tidak pasti!" Roy menyela pembicaraan gadis itu dan berdiri di depannya. "Bagaimana jika lo ada di posisi yang sama? Tentunya lo berharap agar orang tidak menuduh yang bukan-bukan, kan?"

"Ma-Maaf, Roy," kata gadis itu lirih. Kemudian dia mengajak teman bicaranya untuk pergi dari kelas.

***
REKOMENDASI CERITA!

Judul : (IM)PERFECT MARRIAGE milik febriwulandak
Genre : Romance - Spiritual

Blurb :

Berulang kali ditolak oleh berbagai agensi, membuat Lenxy akhirnya menyerah dan berhenti bermimpi untuk menjadi seorang aktris. Ia berusaha mengubur impian tersebut dalam-dalam. Namun, keputusan itu justru membuatnya semakin tertekan. Sebab, Kyra-sang ibu tiri-terus saja menganggapnya sebagai beban keluarga, hingga memaksa Lenxy untuk menikah dengan Elga, seorang duda kaya beranak satu. Walaupun sudah berusaha menolak, tetapi Kyra tidak mau mendengar alasan apapun. Lenxy akhirnya hanya bisa pasrah menerima pernikahan tersebut.

Lenxy pikir, semua akan berjalan dengan baik sesuai harapan kecilnya. Akan tetapi, masalah yang datang justru membuat Lenxy kembali terjebak dalam rasa frustrasi. Menjalani pernikahan di usia terlalu muda dengan seorang duda, ternyata tidaklah mudah.

Setelah sempat gagal dalam meraih impian, mungkinkah Lenxy akan kembali gagal dalam membina rumah tangga?

***

Judul: 40 days with Witch milik riasheria
Genre: Teenfict- Fantasy

Blurb:
Sudah ratusan kali Cho selalu menahan pukulan dari sang Ayah yang sekarang meninggalkan bekas di tubuhnya. Rasa sakit dan amarah meliputi dirinya. Namun apalah daya, ia tidak bisa melakukan apapun. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan Neza gadis cantik penyuka warna hitam.

Neza selalu membantunya, bahkan dari amukan sang Ayah. Kedekatan mereka akhirnya menimbulkan rasa cinta. Namun ternyata kebaikan gadis itu menjadi hal yang mengerikan bagi Cho. Karena perjanjian sang Ibu dan penyihir, ia harus siap-siap melepaskan satu-satunya orang yang disayangi Cho yaitu ibunya.

***

Judul : Gondo Kembang Kantil milik MeltySari24
Genre : Horror Mysteri

Blurb:
Resti ingin melihat nenek buyutnya meninggal dengan tenang setelah bertahun-tahun terbaring di kamar. Akan tetapi sang nenek tidak kunjung meninggal, ada sesuatu yang membuat jiwanya tidak bisa terlepas dari raganya. Permintaan terakhir sang nenek adalah untuk membunuh dirinya. Meski berat berbagai cara dilakukan keluarga besar Resti untuk membantu sang nenek. Akankah Resti berhasil menolong sang nenek? Ataukah Resti gagal menjalankan misinya dan terjebak ritual setan?

***

Hallo, Horrores, terima kasih telah membaca sejauh ini. Bagaimana cerita ini menurut kalian? Apa ada yang perlu diperbaiki dari segi manapun? Aku akan sangat senang jika kalian mau memberikan kritik dan saran yang membangun. Oh iya, bagaimana dengan rekomendasi cerita diatas? Kalian suka nggak?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro