Eps 1 : Dunia Lain

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kamu merasa sudah muak dengan dunia yang tidak adil ini.

Ya, kamu pikir semuanya tidaklah adil bagimu. Bernafas di sini terasa menyesakkan. Bukannya kamu merasa tidak bersyukur bisa hidup sampai sekarang, namun siksaan dari perilaku semua orang sudah terlalu banyak kamu dapatkan.

Hingga di sinilah kamu berada. Setelah pulang sekolah, dengan pakaian seragammu, kamu berdiri di tengah jembatan yang terdapat sungai di bawahnya. Sungai itu cukup dalam dan kamu merasa mengakhiri hidup di sini tidak akan diketahui oleh orang lain dalam waktu dekat.

Dengan segala rasa sakit, kamu berdiri ke ujung tengah penghalang jembatan dan menjatuhkan dirimu ke sungai.

BYURR!!

Ketika jatuh ke dalam air sungai, kamu memejam di dalam sana dan tidak peduli kalau kamu sudah tidak bisa menghembuskan nafasmu. Saat membuka mata, hal terakhir yang kamu lihat pada duniamu adalah air sungai dengan pemandangan langit dan jembatan dari luar air sungai. Kamu pasrah dengan sengaja dan menunggu malaikat maut akan mencabut nyawamu.

Tapi, tiba-tiba...cahaya yang entah dari matahari atau darimana, membuat matamu terasa silau dan kamu pun terpaksa memejamkan matamu karena kesilauan. Sampai akhirnya...kamu terkejut saat kamu membuka mata.

Kamu berada di tempat yang berbeda!

Kamu sudah terbaring di atas tanah berumput yang lembut. Angin berhembus tenang menerpa rambutmu. Langit di atas sana terlihat sangat biru dan cerah. Saat kamu duduk, kamu menoleh dan bisa melihat ada beberapa gunung batu dan tanah dari kejauhan.

Tempat ini...kamu belum pernah melihat tempat alam seluas ini. Apa mungkin kamu ada di surga? Kata orang kalau bunuh diri harusnya masuk neraka dulu, kan? Ataukah dosamu langsung diampuni oleh Tuhan?

Bahkan kamu bisa melihat hutan-hutan dari dekat bagian bawah gunung-gunung itu. Lalu tak terlalu jauh dari tempatmu juga. Hanya saja, tidak ada pemukiman atau perkotaan. Tempat ini seperti yang ada di dalam film-film petualangan.

Kamu tidak bisa diam saja. Untuk mencari tahu kamu berada di mana, kamu berdiri dan berjalan mencari petunjuk atau seseorang siapa saja untuk ditanya. Beberapa menit kamu berjalan dan belum menemukan siapa-siapa. Sampai ketika, kamu mendengar seseorang yang terdengar seperti ketakutan.

"T-tolong...j-jangan sentuh aku, Kak. A-aku mohon..."

Suara itu terdengar seperti sosok laki-laki. Kamu berusaha mencari sumber suara dan langkahmu berhenti melihat tak jauh darimu, ada tiga orang wanita asing yang sedang mengurung seorang pria muda yang tampak terpojok di dekat goa.

Agar kamu tidak ketahuan mengintip, kamu bersembunyi di balik salah satu pohon. Kamu memperhatikan keempat orang itu.

Pria muda itu berambut hitam pendek, berpakaian serba putih dengan ikat pinggang hitam, dengan jubah pendek sepinggang bertali merah dan dengan motif garis emas pada bagian dada dan celana selututnya. Baju itu terlihat aneh bagimu, karena pakaian itu seperti halnya kostum yang dipakai para cosplayer.

Hanya saja, ketiga wanita yang mengurung pria itu juga memakai pakaian yang unik dan aneh juga. Dengan warna berbeda-beda khas mereka, rasanya melihat itu...kamu merasa seperti berada di dalam film atau game fantasi. Ketiganya menatap pria itu dengan tatapan jahat.

"Hehehe, jadi, kau tidak mau bukumu ini dikembalikan, huh?" tanya salah satu wanita berambut pirang sambil menggoyangkan sebuah buku bersampul cokelat emas.

Mata hitam keabuan pria itu menatap bukunya dengan tatapan cemas dan sedih. "Ke-kembalikan bukuku, Kak...a-aku butuh itu..."

"Kalau bukumu mau kami kembalikan, kau harus telanjang dulu!" ujar wanita berambut merah gelap sambil menunjuk ke arah baju pria muda itu.

"Ta-tapi, Kak..."

"Buka sekarang atau kami akan hancurkan buku ini!" ancam wanita berambut biru pendek, yang sontak membuat pria itu terkejut dan akhirnya mengangguk dengan wajah sedih.

Pria itu perlahan bergerak menuju ikat pinggangnya. Ia membukanya karena baju atasnya terkunci oleh ikat pinggang dan celananya. Setelah itu ia melepas jubahnya dan membuka baju atasnya dengan malu, membuat tubuh bagian atasnya yang putih seperti salju yang manis itu terpampang jelas.

"Su-sudah kan, Kak? Ja-jadi kembalikan bukuku sekarang..."

Ketiga wanita yang lebih tinggi itu saling pandang, lalu kembali menatap pria itu dengan senyuman jahat mereka.

"Kata kami kau harus telanjang, kan? Kau harus buka celanamu juga supaya kami bisa menyentuh tubuhmu lebih leluasa. Cepat lakukan!"

Pria itu terlihat terkejut, namun kemudian mengangguk pasrah dengan sedih dan kedua tangannya perlahan meraih sisi celana putihnya, berniat untuk segera menurunkannya.

Melihat hal yang tidak wajar dan aneh itu, apa yang harus kamu lakukan?

Nama : Joy
Umur : 18 Tahun
Tentang : Joy adalah seorang penyihir biasa yang suka membaca buku. Ia suka pergi ke tempat sepi untuk belajar tentang sihir-sihir unik. Ia sangat baik pada siapa saja, namun sangat penakut pada orang yang lebih kuat darinya. Sihir terhebatnya, Joy bisa menggerakkan benda-benda mati. Ia bahkan juga bisa terbang, tapi tidak tinggi.

Selamat bermain!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro