07 | Kekayaan Mati

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: Menulis minimal 200 kata dengan akhir berima sama
Karakter: Ningguang

-

Hari itu, Yujing Terrace dari pagi hingga malam begitu ramai. Memang, sebenarnya setiap hari di sana bukanlah hari yang santai. Tetapi, ramai hari itu tidak seperti hari-hari yang telah mereka pernah gapai. 

Semua sibuk dengan urusannya sendiri. Mereka - semua elemen dari Liyue Qixing dan Kementerian Urusan Sipil Liyue - tengah mempersiapkan festival yang akan dirayakan di kemudian hari. Liyue bukanlah pelabuhan yang biasa sepi. Lagi, dengan adanya festival, semarak orang-orang yang hendak menghidupi suasana itu akan ada di sana dan sini. 

Selain persoalan keamanan, Liyue Qixing juga harus memastikan segalanya berjalan seperti yang sudah mereka sepakati. Mulai dari toko-toko yang akan buka di malam nanti. Hingga susunan acara yang akan menjadi sorotan utama di festival yang akan berlangsung hingga dini hari. Tidak boleh ada satu pun celah di antara persiapan dan ketika acara berjalan, segalanya harus sesuai. 

Untungnya, Liyue tidak lagi berurusan buruk dengan Fatui saat ini. Sebagai Tianquan, Ningguang tidak ingin memperburuk urusan antara dua negara itu lagi. Tidak dipungkiri, Fatui punya agenda tersendiri. Akan tetapi, banyak sekali yang perlu ia perhitungkan ketika Fatui ada dalam runut kalkulasi.

"Tianquan, kenapa kamu masih di sini?"

Malam itu, Yuheng - Keqing - memanggilnya dari pelatar lobi. Hari telah cukup larut, hampir semua yang telah sibuk kini merenggang, memutuskan untuk mengakhiri kebisingan hari ini. Sementara, Ningguang tengah sibuk memeriksa rundown sekali lagi. Esok adalah saat yang telah ditunggu-tunggu penduduk Liyue di tiap tahun yang mereka jalani. Festival Lentera adalah sebuah kebanggan tersendiri yang hanya dan hanya Liyue yang memiliki. 

"Aku masih akan disini sampai nanti."

"Semua sudah sesuai kalkulasi," tukas Keqing pasti. Wanita bersurai ungu itu mengerling lagi. "Atau, ada yang masih membuatmu belum merasa puas di perhitungan ini?"

Ningguang menggeleng sekali. "Terasa berbeda festival ini tanpa keberadaan Jade Chamber yang menjadi pembuka malam hari."

Keqing menatapnya sangsi. Ada yang sepertinya tidak ingin ia ucapkan sama sekali. Ia menahan diri. Rasa iba, mungkin, terpatri di sukmanya selintas Ningguang berucap tentang kekayaan Liyue yang hakiki. 

Kekayaan yang telah jatuh sedalam samudera yang murni. 

"Sudah waktunya kita pergi," tukas Keqing, mencoba mengalihkan perbincangan ini. "Kita bisa memeriksa itu besok lagi. Kamu juga harus istirahat, besok mereka akan melihatmu saat pembukaan nanti."

"Sebentar lagi."

Mereka pun duduk dalam diam selama beberapa waktu, mengenang sesuatu yang telah pergi. Sebelum akhirnya mereka pamit diri untuk mengakhiri hari. [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro