File 1.6.3 - Bring Back The Heart!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hellen baru saja tiba di kamar inap King, namun dia sudah disuguhi pemandangan menyedihkan. Tampak Chalawan histeris karena King mencoba bunuh diri dengan menyuntikkan 10.000 unit heparin. Cairan itu bisa meledakkan pembuluh darahnya.

"Kamu pikir apa yang sudah kamu lakukan?" geram Chalawan mencengkeram bahu anaknya yang hilang akal itu. Andai dia telat datang memeriksa, mungkin saja King sudah mengalami serangan jantung.

Cowok itu sama sekali tidak mendengar, matanya tidak fokus, terlihat kosong. Tingkat kesadarannya turun ke level satu.

"Tatap aku." Chalawan menangkup wajah King agar memperhatikannya. "Aku tidak peduli tentang Paul, senang mendengar dia masih hidup, tapi aku tak peduli. Putraku hanya kamu seorang, King."

"Meski dia King Krakal yang asli? Meski aku King Krakal yang palsu? Hahaha..."

"Dengarkan aku, kamu adalah King Krakal. Paul Procyon tidak ada hubungannya denganmu. Kamu King, bukan Paul."

"Seharusnya aku lah yang mati, hahaha... Tapi seseorang menggantikanku..." Di bawah tatapan kosongnya, bulir air hangat mengalir turun, terkekeh miris. "Ini sangat tidak adil. Kenapa harus Crown? KENAPA HARUS GADIS ITU?! APA SALAHNYA? KENAPA BUKAN AKU SAJA YANG MATI?"

"Tenanglah, Nak. Kamu harus tabah."

Grek! Pintu kamar tergeser ke samping. Hellen menoleh, membulatkan mata. Tak hanya dia, Chalawan pun terhenyak di tempat. King berhenti menangis, menatap tak percaya. Apa-apaan ini?!

"Sayang..."

Chalawan berdiri dengan lemas. "P-Pasha? K-kenapa kamu masih hidup?"

Sialan! Hellen mengumpat dalam hati. Pasha sudah siuman dari operasinya? Bukankah ini terlalu cepat?! Jangan sampai King...

Yang Hellen takutkan langsung terjadi. Cowok itu segera melompat dari ranjang, menatap Pasha ganas.

"Kenapa kamu bisa hidup? Aku ingat tidak ada pendonor jantung. Jangan bilang... Tak mungkin... Jangan-jangan..." lirihnya seketika teringat Violet. Rasanya ada menghantam King membuat hatinya terasa remuk.

"King sayang..."

"KENAPA?! ITU JANTUNG VIOLET! KAMU TAK BOLEH MENGAMBILNYA!" jerit King menepis tangan Pasha yang ingin memeluk, lantas memukul-mukul dada Pasha. Meracau. "KELUARKAN ITU! KEMBALIKAN JANTUNG VIOLET! KAMU TAK BISA MELAKUKAN ITU! JANTUNG ITU MILIK CROWN! KEMBALIKAN!"

Pasha tak berniat melawan. Lagi pula yang King katakan benar. Dia mencuri jantung seseorang. Dia tidak pantas hidup.

"Kenapa kalian tega... Crown..."

King pun ambruk, mengalami kejang. Chalawan kembali ke realitas dan menghampiri King yang dipapah oleh Pasha.

"King? King! Bertahanlah, Nak! Dokter!"

Hellen mengecek apa yang terjadi pada tubuh cowok itu. Selain kejang, King juga memuntahkan air liur yang ganjil.

Akhirnya dokter King masuk ke dalam ruangan setelah Pasha menggendong cowok itu kembali berbaring ke ranjang.

"Dokter, tanda-tanda vitalnya melemah! Pasien mengalami Syok Neuroganik!"

[Note: Kondisi ketika darah tidak dapat mengalir dengan normal ke jaringan tubuh akibat kerusakan pada sistem saraf.]

"Injeksikan manitol padanya." Beliau memasang stetoskop ke telinga, beralih memeriksa ritma jantung King.

[Note: Sebuah cairan infus yang digunakan untuk mengurangi tekanan dalam otak (tekanan intrakranial), tekanan dalam bola mata (intraokular), dan pembengkakan otak (cerebral edema).]

Pasha menggigit bibir. Seharusnya dia tidak datang. Ini salahnya. Sekarang putranya sekarat di depan matanya. Apa yang harus Pasha lakukan? Kenapa bisa begini?!

"Dokter, aku rasa King juga mengalami Pneumonia Aspirasi," celetuk Hellen. Bisa gawat jika mereka melewatkannya. "Kupikir dia tak sengaja menelan air ludahnya dan itu memasuki saluran yang salah yaitu ke jalan napas (tenggorokan)."

[Note: Peradangan paru-paru (pneumonia) yang disebabkan karena masuknya benda asing ke dalam paru-paru.]

Beliau menatap Hellen, lalu beralih menatap air liur ganjil yang keluar dari mulut King. "Ambilkan alat rontgen portabel. Cepat!"

Tiba-tiba EKG hanya menunjukkan garis lurus. Pasha terduduk, berbinar-binar, matanya memanas. Chalawan mematung. Hellen gemetaran. Bunyi panjang dari suara elektrokardiograf mengisi ruangan itu.

"DOKTER! KITA KEHILANGAN DIA!"

"SIAPKAN DEFIBRILATOR!"

Satu perawat baru, masuk ke dalam ruangan sembari mendorong troli yang berisikan obat-obatan. Mereka sigap mengotak-atik mesin defibrilator dan menyerahkannya pada si dokter.

"Isi 200 joule!" Dia mengolesi gel ultrasonik lantas mengusap-usapnya. "Shoot!"

JEDUG! Mereka tak boleh sampai menyia-nyiakan Golden Time. Pasha dan Chalawan habis-habisan berdoa dalam hati. Hellen hanya bisa menyaksikan temannya nan di ambang maut dengan pasrah.

"V-FIB, DOKTER! INI TIDAK BERHASIL!"

[Note: V-fib (ventrikel fibrilasi), ritme denyut nadi tidak normal.]

"Sial! Naikkan ke 360 joule!"

"T-tapi Dokter, itu terlalu tinggi! Takutnya pasien tak sanggup menahan bebannya—"

"Apa kalian mau pasien tewas?! Sudahlah! Naikkan saja!" serunya menambah gel, mengusap-usapnya lagi. "Clear! Shoot!"

JEDUG! Hentakan kedua.

"Bagaimana irama jantungnya?!"

"S-sudah kembali!"

"Jangan lengah! Terus perhatikan detak jantungnya! Jika itu berhenti, lakukan CPR."

Chalawan rasanya ingin pingsan sesaat ketika melihat layar mesin hanya menunjukkan garis lurus. Syukurlah... Syukurlah King bertahan. Dia berhasil melewati kondisi kritis. Hellen tersenyum lega. Temannya selamat.

"Ada yang aneh, Dokter! Tekanan darahnya menurun drastis!" Tapi kebahagiaan Pasha dan Chalawan kandas dalam kedipan mata. Masalahnya masih belum selesai.

"Apa yang terjadi?"

"Sepertinya otot jantungnya melemah karena syok akan tegangan listrik yang terlalu tinggi untuk umurnya. Kita tak bisa menyingkirkan risiko Kardiogenik."

[Note: Syok Kardiogenik, disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.]

"Setidaknya kita sudah melewati masa-masa kritis. Pesan satu mesin ECMO!" perintahnya tegas. "Dan, pindahkan pasien ke ruangan yang lebih steril."

"Siap, Dokter!"

[Note: ECMO, Extracorporeal Membrane Oxygenation. Alat yang dipasangkan pada dada untuk mendukung fungsi pernapasan dan kinerja jantung. Darah dari sistem vaskular disirkulasikan di luar tubuh oleh pompa mekanik dan dialirkan kembali ke sirkulasi. Saat di luar tubuh, hemoglobin tersaturasi penuh oleh oksigen dan karbondioksida dikeluarkan.]

Chalawan menahan lengan dokter itu, terheran-heran kenapa King dipindahkan. "Apa anak saya baik-baik saja, Dok? Bagaimana kondisinya?" tuturnya panik.

"King mengalami syok mental dua kali hari ini. Hal itu menyerang saraf dan jantungnya secara simultan. Bersiaplah dengan segala kemungkinan buruk."

"APA MAKSUDMU? KING AKAN BAIK-BAIK SAJA, KAN? KENAPA PERKATAANMU SEPERTI ITU? JANGAN MEMBUATKU TAKUT!"

"Saya khawatir putra anda tak bisa sesehat dulu, Pak Krakal."

Tubuh Chalawan menegang. "A-apa?"

"Jika benar terjadi kardiomiopati atau komplikasi pernapasan, maka King tidak bisa lagi berlari dan melakukan pekerjaan berat. Kalau begitu saya pamit."

Hellen mengusap wajah lelah.

Chalawan mengepalkan tangan, menatap Pasha tajam. "Kamu... banyak yang harus kamu jelaskan padaku."

Drrt! Drrt! Setelah Chalawan dan Pasha, ponsel Hellen berdering. Panggilan dari Jeremy. Ah, pasti tentang sidangnya.

"Bagaimana hasilnya, Jer?"

[Karena dia masih di bawah umur, Paul divonis hukuman 2 tahun di lapas remaja. Bagus sekali. Dia bisa bertemu Mupsi dan berkawan dengannya.]



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro