Chp 134. Episode Sepuluh (1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

ACCORDING TO THE JUDGEMENT OF ⭐THE ORATRICE MECANIQUE D'ANALYSE CARDINALE⭐ Kalian dinyatakan bersalah karena tidak memberi LIKE dulu sebelum mulai membaca dan belum memfollow!

Ketika bangun dan menggeliatkan badan, terkadang ada orang yang mengerang seolah hal tersebut kepuasan pribadi.

Dan itulah yang sedang Maehwa lakukan.

Maehwa menatap linglung sekitar, tersentak melihat Dain berdiri di mejanya menatap lurus ke arah Maehwa.

"Astaga, Dain! Kalau kau ada di situ sejak tadi, bilang pagi atau apa kek gitu. Kau membuat jantung mungilku degdegan."

"Apa toleransimu terhadap alkohol sangat rendah? Kau tertidur selama 20 jam!"

Maehwa melotot. Enak saja! Malahan dulu dia sanggup minum sepuluh kaleng soda beralkohol. Ya, dulu. Di tubuhnya dulu.

"Ada batasan yang nggak bisa dilewati oleh tubuh anak muda ini," desah Maehwa, menyalahkan tubuhnya. "Untuk beberapa momen, aku kangen tubuh lamaku."

"Oh, kau mau jadi jelek kembali?"

"Eh, hei, aku nggak sejelek itu ya!"

Mereka berhenti mengobrol saat Dahlia masuk sambil membawa makanan, tersenyum. "Pagi, Maehwa! Mimpimu pasti indah banget sampai tertidur pulas. Aku membuatkan pancake untukmu."

Maehwa berbinar ngiler. "Dari mana kau tahu aku suka yang manis-manis?"

"Terlihat dari wajahmu." Dahlia menyembunyikan ponselnya ke balik punggung, baru saja memotret. Tangannya punya refleks hebat memotret Maehwa saat Maehwa menampilkan ekspresi imut.

"Ehem! Kau tidak memberiku sesuatu?"

Dahlia menatap Dain datar. "Anda sudah dewasa, Dokter Cheon. Ambil sendiri ke kantin sana. Ini untuk bunga Maehwa."

Rasanya Dain ingin mengeluarkan suntik raksasa demi melihat Maehwa yang berjuang menahan tawanya.

Selagi Dahlia dan Dain memasuki mode dokter-perawat, Dain dibuat mengernyit heran. Maehwa mengambil pancake yang jatuh ke lantai karena terlepas dari tangannya saat mengambilnya di piring.

"Kau ngapain? Itu sudah jatuh ke lantai."

Maehwa meniup-niup kue tersebut, cengengesan. "Belum lima menit."

Dain menepuk dahi. Lama-lama judul cerita ini diganti saja jadi Idol Sableng.

"Ngomong-ngomong Maehwa, hari ini episode sepuluh rilis lho. Kau yakin tidak mau menonton bersama kami-"

Sosok Maehwa menghilang dari kantor Dain dalam sekelebat mata.

"Apa di kehidupan sebelumnya dia ninja?"

.

.

Ina memutuskan tinggal di dorm.

Dia mengurung diri ke kamar untuk menonton dramanya. Biasanya Ina paling malas menantikan dramanya sendiri, tapi karena ada Maehwa sebagai kameo, dia tak sabar bagaimana kru editing mengedit bagian Maehwa lalu akhirnya pria itu akan dilirik oleh semua penonton 'Is She Really My Medicine?' Aaaa!!! Cepatlah rilis!!!

Permintaannya terkabul. Episode terbaru keluar 20 detik yang lalu. Tanpa basa-basi Ina langsung mengetuk tombol play, langsung loncat ke bagiannya dan Allan. Peduli amat dengan scene para tokoh utama. Yang Ina ingin lihat itu Maehwa.

Tapi, Ina melotot tak percaya.

Tidak ada. Bagian itu tidak ada!

Rahang Ina mengeras. Kenapa? Bukankah Sutradara Songqie bekerja keras untuk mengambil adegan itu? Kenapa bagian Maehwa tidak dimasukkan?!

Detik itu juga Ina mengganti pakaian santainya dengan kilat. Bisa-bisanya mereka menghilangkan bagian Maehwa jadi kameo. Ina butuh penjelasan.

"SUTRADARA SONGQIE!" Suara Ina menggelegar di sepenjuru kantor. Dia masuk ke ruangan Songqie dengan emosi membara. "Apa maksudmu menghapus... Eh, Allan? Sedang apa kau kemari?"

"Karena aku tahu kau akan ke sini."

"Kau..." Ina mengepalkan tangan. "Jangan bilang itu ulahmu? Sejak kapan di sini membenarkan tindakan nepotisme?"

"Aku hanya sedikit akrab dengan direktur eksekutif," balas Allan santai.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Hmmm, awalnya pria itu membuatku cukup terkejut dengan aktingnya yang terlihat natural. Tapi ketika aku melihat cuplikannya, kenapa bisa ekstra lebih bersinar daripada pameran utamanya?"

Jadi dia melakukan perbuatan memalukan ini hanya karena kehadiran Maehwa menyedot perhatian para kru drama?! Ina baru tahu Allan selabil ini.

"Yang dikatakan Allan benar," imbuh Songqie bangkit dari kursi. "Lagi pula Maehwa seorang trainee acara survival idol. Akan muncul rumor yang tidak-tidak. Kami sedang melindungi identitasnya."

Ina tergelak, geleng-geleng kepala lalu angkat kaki dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Saking kesalnya, Ina tidak harus berkomentar apa.

Padahal itu waktu yang tepat untuk memperkenalkan Maehwa ke dunia akting. Tapi semuanya hancur sia-sia.

"Ina!" Allan menyusulnya. "Ini takkan terjadi jika kau menerima ajakan makan malamku kemarin. Ayolah, kau sudah 27 tahun. Aku 30 tahun. Umur kita sudah matang untuk membahas pernikahan. Apa pengakuanku kurang menyakinkan?"

Wanita itu terkekeh. "30 tahun katamu? Itu berarti kau orang dewasa yang pengecut menggunakan koneksi untuk memperoleh apa yang kau inginkan."

"Kenapa kau begitu peduli pada bocah kemarin sore itu? Aku punya segalanya! Kekuasaan, uang, relasi, apa pun itu. Sementara dia? Hanya trainee tidak berguna yang bisa tersingkir kapan saja."

"Kenapa kau tanya? Aku ingin melindungi kepolosan Maehwa dari segala kegelapan dan kebusukan dunia hiburan. Dan maaf ya soal ajakan serta pengakuan cintamu, aku masih mau single dan fokus main drama!"

Ina pun meninggalkan Allan yang beringas mengumpat, menendang tong sampah.

*

Bagus. Gara-gara Allan, mood Ina turun drastis. Dia jadi super sensitif, memelototi orang-orang yang tak sengaja menginjak kakinya atau menyenggolnya di bus.

Begitu dia mengecek pesan dari obrolan Wintermoon Gang, mood-nya kembali cerah. Benar juga! Hampir saja Ina lupa! Sore ini episode sepuluh Star Peak rilis.

Mereka mengadakan pertemuan di sebuah kafe. Yeosu, Narae, Sang-Hee yang sudah pulang dari dinasnya. Ina datang sambil mengendap, memastikan tidak ada yang menciduknya. Dia berkenalan dengan Sang-Hee lewat kode tatapan mata.

"Aku sangat tidak sabar behind the scene Evaluasi Konsep! Juga, aku ingin tahu peringkat Maehwa saat ini."

Seperti biasa, Yeosu si paling semangat. Narae si paling kalem. Sang-Hee si paling tukang foto. Dan Ina si paling sayang.

Penghuni kafe itu tersentak mendengar teriakan histeris Yeosu saat episode sepuluh ditayangkan di platform resmi Star Peak, mengkliknya tak sabaran.

Sedang loading... Harap menunggu...

Mereka merapikan posisi duduknya.

*Di suatu pagi yang cerah, semua peserta pelatihan memasuki sebuah ruangan. Mereka terlihat tampan dan bercahaya pagi ini. Apa yang menanti mereka?*

[Song Kyo Rim: Eh, ini bukannya make-up?]

[Gong Do Woo: Kita disuruh berdandan?]

*Hal-hal yang dibutuhkan seorang idola! Para peserta didik dilatih untuk bersinar kapan dan di mana pun!*

Ya. Pihak produksi menambahkan sesi hiburan yang tertunda di episode ini.

"Cih, kenapa kameramen fokus ke Kyo Rim doang sih? Sorot Maehwa kek!" Yeosu mendesis sebal. Entah sudah berapa kali Kyo Rim mendapatkan screentime.

"Itu karena Kyo Rim tahu bagaimana cara menekankan eksistensinya. Hmm, pintar juga ya dia." Narae menyeringai.

"Sementara Maehwa kita itu pendiam. Dia tidak suka mencolok. Sepertinya kita tunggu saja saat pembagian misi."

*Peserta Moon Jun-oh memakai bedaknya dengan kekuatan super!*

[Kwon Ahram: A-apa kau baik-baik saja melakukannya dengan tepukan kasar begitu? Nanti tenggorokanmu sakit!]

[Moon Jun-oh: Aku terlihat jantan, kan?!]

[Choi Kangsan: Dengarkan Kak Ahram.]

Mereka berempat terkekeh melihat aksi konyol Jun-oh, juga penonton lainnya. Mereka menyerbu kolom komentar.

- Kau takkan terlihat jantan meski kau melakukannya seperti itu LOL!

- Dia pikir dia superhero make-up

- Kangsan, kau imut sekali! <3

*Peserta Moon Jun-oh terbatuk-batuk oleh tepukan super miliknya!*

- HAHAHA! Aku sudah menduganya! Pasti dia keselek air ludah dan batuk!

- Lagian dia bebal sih wkwkwk

[Kim Haedal: HAHAHA! Astaga Kyo Rim, kenapa kau memakai warna putih sih? Kan tidak cocok dengan warna kulitmu!]

Tim pengeditan mengubah wajah Kyo Rim yang menyerupai hantu lalu menambah pelataran horor di belakangnya.

- DIA INI SEJAK EPISODE AWAL KOCAK DAN SOMPLAK BANGET! Ini tuh survival idol, bukan stand-up comedy!

- Hantu tampan, gentayangi aku dong~

- Ada-ada saja kelakuanmu, Song Kyo :3

*Di saat yang sama...!*

[Han Maehwa: Puffttt! Ahahaha! Kau terlihat seperti hantu!]

- ?!?!?!?!?!?!?!?!?! APA INI!!!!!

- APA DIA BARU SAJA TERTAWA? MAEHWA BARU SAJA TERTAWA?! INI BUKAN EDITAN?

- ASTAGA! SEORANG MAEHWA TERTAWA!

- Ini pertama kalinya aku melihat Maehwa tertawa. Bagaimana cara aku mengatakannya ya? Dia... lucu dan manis.

- ADA YANG BILANG ANAK PENDIAM TIBA-TIBA TERTAWA TAMPANNYA AKAN BERTAMBAH. TERNYATA ITU BENAR.

- ku-screenshot dan kujadikan pp :333

- Maehwa, anak itik kami, kok imut banget sih? Kan aku jadi pengen memakannya :(

- KITA HARUS BERTERIMA KASIH PADA KYO RIM! DIA MEMBUAT MAEHWA TERTAWA!

- Sial, aku terus mengulang bagian Maehwa tertawa. Secandu itu melihat tawanya!

Seketika tag #MaehwaTertawa menjadi trending di real time Twitwar.

Jangan tanya lagi kondisi Yeosu, Ina, Sang-Hee. Pingsan berjemaah kecuali Narae yang tidak alay. Dia menopang dagu, tersenyum penuh makna. Senang melihat biasnya menikmati sesi hiburan.

Sementara itu di motel Banana...

Maehwa guling-guling di lantai. "Aaaaa!!! Kenapa mereka harus menayangkannya?! Kukira mereka melupakannya!"

Dia malu maksimal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro