Chp 148. Tuduhan Dokter Lema

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam hari, di depan gedung asrama.

Mau berapa kali pun Maehwa membacanya, tetap saja itu lucu. Dari sekian banyaknya tuduhan, dia dituduh melakukan sinkronisasi bibir. Seolah tidak ada jenis tuduhan lain. Sepertinya para haters Maehwa di luar sana kehabisan ide menggali masa lalunya dan mengambil topik fitnah secara acak.

Maehwa bertanya-tanya masalah apa yang akan dia hadapi di Misi Produksi, ternyata ini toh. Mungkin karena dia terlalu sering mendapatkan masalah, dia terbiasa dengan sensasinya. Lama-lama jadi masokis nih.

"Coba kita lihat..." Maehwa memeriksa id akun yang mengunggah artikel tak masuk akal itu, mengernyit. "Dokter Lema? Apa ini, yang menuduhku seorang dokter??"

BEBERAPA BUKTI PESERTA HAN MAEHWA "STAR PEAK" MENGGUNAKAN LIPSYNC:

1. Suaranya terdengar tidak natural.

2. Dia selalu memilih lagu dengan pitch yang rendah dan selalu mendapat bagian pendek seolah menghindari tempo panjang. Sepertinya dia meminta rekan timnya untuk memberinya bagian yang singkat.

3. Di beberapa hal, suaranya pecah dan dia menyembunyikan hal itu dengan melakukan improvisasi monoton tidak berguna supaya para penonton tidak menyadari kesalahan tersebut. Seringkali dia melakukan improvisasi tak dibutuhkan setiap perfome.

4. Dia bahkan oplas. Bukan masalah besar baginya lipsing tanpa ketahuan. Saya rasa dia memiliki penyokong di Scarlett.

Woah! Luar binasa! Sebenarnya tidak seharusnya berlebihan begini. Dia hampir buang angin saking tidak percayanya.

Kenapa Dokter Lema mengungkit rumor oplas yang sudah tahun berapa itu? Lalu tentang penyokong, dia saja sudah dicurangi beberapa kali oleh Hangang, Daejung, dan Dongmoon. Dari mana rumusnya dia punya kenalan di Scarlett? Ngada-ngada nih orang.

"Apa dia benci aku? Atau aku menyinggung idola kesukaannya? Tapi apa salahku?? Terkenal saja aku nggak perasaan."

Walau sengklek, sableng, dan tantruman, Maehwa tidak bodoh-bodoh amat soal kpop. Ada waktu dimana dia bisa serius, meski pada akhirnya kembali stress.

Maehwa tahu, rata-rata semua penyanyi senior melakukan lipsing apalagi di era modern begini. Itu sudah bukan rahasia lagi. Jadwal mereka yang super padat akan mempengaruhi kualitas suaranya.

Tapi melakukan lipsing di survival show... apakah itu diperbolehkan? Mereka di sana untuk mengasah diri demi menjadi seorang idol. Meningkatkan vokal dan dance. Jadi kurang bijak menggunakan teknik lipsing saat keterampilan kita belum pro seperti senior. Kita harus tahu level diri sendiri.

Terdapat argumen pro-kontra di artikel itu.

- Bukankah Maehwa sudah mengkonfirmasi suaranya fals karena alergi udang?

-> Yah, siapa tahu itu hanya akal-akalannya saja karena tidak mau ketahuan.
-> Benar! Dokter Lema seorang dokter spesialis suara. Tidak mungkin analisisnya salah. Maehwa pasti ngelipsing.

Maehwa terkekeh. Tidak peduli siapa dan dari mana sumbernya, asal ada yang dihujat, para netizen ini keluar dari goa. Jadi kalau seseorang yang telah "diakui" melaporkan sesuatu: hei lihat, ada kotoran berjalan! Mereka akan langsung percaya.

- Benar juga. Sejauh ini, Maehwa selalu mendapat bagian pendek. Apa mungkin dia benar-benar tidak bisa bernyanyi? Di ronde awalan, dia juga kurang menonjol.

- Maehwa itu tidak konsisten. Di profil dia menulis bahwa dia adalah vokalis. Tapi akhir-akhir ini malah menjadi rapper.

Ya mau bagaimana lagi? Timingnya tidak pas dan keadaan selalu memaksa Maehwa untuk menjadi rapper. Andai saat Evaluasi Konsep dia jadi di Tim Elesis, mereka takkan mencercanya. Menuduhnya macam-macam.

Tapi kalau dipikir-pikir, mereka tidak sepenuhnya salah. Benar, Maehwa tidak konsisten. Saat di Tim Apona, tidak ada yang memaksanya menjadi rapper utama. Danyi juga tidak memintanya jadi rapper. Maehwa sukarela mengambil peran itu karena kesal semua orang meremehkannya.

Lamunannya buyar. Dain menelepon. Mau apa anak ini menghubungi malam-malam? Akan dia tutup kalau isinya hanya curcolan.

Maehwa menggeser ikon hijau. "Kenapa?"

[Aku sudah lihat beritanya. Kau tak apa?]

"Seseorang memfitnahku melakukan lipsing dan oplas, menurutmu aku baik-baik saja? Mereka asal tuduh padahal tidak tahu aku susah payah mengerjakan misi dari sistem. Mereka asal tuduh padahal tidak tahu aku harus mati demi mendapatkan tubuh ini."

[Ya biasanya kau melampiaskannya dengan bermain game. Kau kan tidak ambil pusing urusan beginian. Kebal rumor.]

"Aku tidak sedang ingin bercanda."

Dain diam. Maehwa lagi mode serius.

[Begitulah cara dunia bekerja. Kesalahan sedikit saja pasti diumumkan pakai toa seakan dunia harus mengetahuinya. Padahal mereka saling tidak mengenal. Tak usah memikirkan tuduhan itu, Maehwa. Para haters tinggal di dunia kebencian. Jika kau balas mereka dengan kebencian pula, itu takkan ada akhirnya. Abaikan saja.]

[Sayangnya aku tidak tahu apa-apa soal Dokter Lema siapalah itu. Aku dokter bedah kardiovaskular, bukan otolaryngologist.]

Terdengar suara Dahlia di seberang sana.

[Maaf, Maehwa. Kita sambung lagi nanti. Aku mendapatkan pasien. Bye-bye!]

Maehwa mengusap wajah. Mentang-mentang dia mendapatkan genre ballad, dia terbawa suasana dan sentimental duluan. Ditambah malam itu terasa tenang.

"Status Window."

Layar pop-up muncul. Cahayanya membuat mata merah itu berkilauan.

Benar. Mari kita kembali ke posisi awal. Maehwa akan fokus meningkatkan vokalnya kali ini untuk menegaskan pada Interstellar dia seorang vokalis sekaligus membungkam Dokter Lema. Enak saja dia main tuduh anak orang. Dia pikir dia siapa.

"Hei, Danyi, apa kau punya misi untukku?"

Senyap. Tidak ada jawaban.

"Hei, aku tahu kau mendengarku. Kenapa pura-pura tak dengar? Nanti kau jadi tuli beneran lho," ucapnya menakut-nakuti.

[Ck, ngapa? Ancamanmu tidak lagi mempan.]

"Misi. Beri aku misi. Aku mau menaikkan level vokalku yang mengenaskan. Kau punya misi, kan?" tanyanya separuh cemas. Jangan-jangan Danyi kehabisan quest lagi.

[Tentu saja aku punya. Satu.]

Maehwa mengernyit. "Hanya satu doang?"

[Tapi misinya susah. Hadiahnya juga berlimpah. 100 poin status. Besar, kan?]

Maehwa terbelalak mendengarnya, menoleh kiri-kanan memastikan dia masih sendirian. "Kau serius?? 100 poin? Astaga..."

[Ya... tapi aku tidak menyarankan kamu menerima misi ini. Kamu takkan bisa melakukannya. Tunggulah beberapa hari. Aku akan mencari misi baru untukmu.]

Maehwa menggeleng tegas. Mana mungkin dia menutup pintu untuk kesempatan emas. "Katakan apa itu. Sudah tidak ada waktu untuk latihan vokal. Aku hanya bisa mengandalkanmu sekarang, Danyi."

[Misinya terlampau berat, Maehwa. Kamu takkan bisa menyelesaikannya. Jangan keras kepala dan dengarkan saja aku.]

"Seberat apa itu aku akan melakukannya karena hanya itu satu-satunya kartu as untuk membalikkan keadaan."

[... Jika kamu begitu memaksa...]

Senyuman Maehwa menghilang saat Danyi memperlihatkan misinya. Dia menatap Danyi tidak percaya. Pupus sudah harapannya.

"Apa kau bercanda? Kau menyuruhku membuat lagu sendiri untuk Misi Produksi tanpa bantuan? Kau sudah gila? Aku bukan komposer! Sia-sia aku berharap padamu!"

Maehwa masuk ke gedung asrama dengan jengkel, tak sudi menatap Danyi lagi.

Danyi hanya diam. Mungkin Maehwa hanya melihat layar tulisan, namun dia ada dalam bentuk astral. Melayang-layang dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan.

Dia teringat obrolannya dengan GM.

"Nyonya, ini terlalu berlebihan untuknya! Saya rasa anda harus mengganti misinya."

"Danyi... apa kau tidak bertanya-tanya? Kau pikir aku memilih Im Rae untuk mengisi raga Han Maehwa tanpa alasan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro