Chp 4. Non-trainee yang Miskin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Akhirnya tiba juga giliranku.

"Perkenalkan dirimu." [Mentor Cha Ise.]

Aku tidak langsung menjawab, diam sejenak. Status Window terbentang di hadapanku. Suatu subquest muncul tiba-tiba: tunjukkan daya tarikmu dengan menjadi sosok dingin.

"Halo, saya Han Maehwa. Mohon bantuannya." Aku memperkenalkan diri dengan singkat, padat, datar, dan gamblang. Ditilik dari ekspresi lemas para juri, mereka pasti bosan karena tidak ada peserta yang menarik perhatian.

Mereka saling tatap. "Begitu saja?"

Aku mengangguk, tetap memasang ekspresi tembok. Apa, apa, apa. Kesan pertamaku hancurkah? Kalau aku gagal, ini salahmu sistem. Kau yang menyarankan konsep pria cool.

"Apa-apaan perkenalan pendek itu? Dia lucu."

"Tipikal to the point, ya? Peserta yang unik."

Ada satu dua juri yang sedikit tertarik, ada juga satu dua yang mendesah dongkol karena tidak mendapatkan adegan yang diharapkan. Biasanya di sini trainee akan melakukan gimik atau semacam itu lah untuk menarik simpati. Tapi aku justru berkata dan bertingkah apa adanya.

[Anda berhasil menyelesaikan sub-quest.]

Syukurlah terselesaikan dengan mudah. Kukira bakal sulit. Tapi aku belum tahu, apakah gagal di 'sub' akan menerima penalti menyakitkan juga?

"Baiklah, perlihatkan keterampilanmu."

This song's maybe a bit negative 🎵
But never mind, I'll keep singing🎵

Keempat juri tersentak, termasuk Je Wool yang memperhatikan keberlangsungan acara di belakang. Mereka tidak menyangka aku memilih lagu bertempo cepat 'See Myself in The Past' yang sulit dinyanyikan untuk ukuran rookie.

Yesterday when i looked in the mirror, looks an lonely. Today when i looked in the mirror, seen small changes. And now when i looked in the mirror, i'm sing wholeheartedly 🎵🎵

[Sedang mengaktifkan skill Mind Reading.]

Apa? Aku tak pernah melakukan aktivasi skill... Mind Reading? Kok terdengar keren. Lagian kapan aku memperoleh skill itu, heh?

'Padahal itu tergolong lagu yang sulit karena ritme yang kencang sehingga susah melafalkan lirik. Tapi dia bisa melakukannya dengan tepat.' (Mentor Ise, Juri Pertama.)

Hmm... Kurasa anak ini berbakat jadi rapper. (Mentor Chanri, Juri Kedua.)

Kapan kemampuan bernyanyinya berkembang pesat? Kurasa waktu di karaoke dia tidak sebagus ini. Terlebih dia memilih lagu yang sulit untuk audisi. Pria ini punya keberanian besar. (Direktur Jung Je Wool, pengamat.)

Sistem, cepat matikan skillnya! Aku malu...!

~Idol Player~

Lihatlah ini, aku benar-benar di sini.

Aku mendongak menatap 65 kursi dengan 7 kursi bertatahkan mahkota pada barisan paling atas. Tempat itu adalah tempat trainee-trainee yang akan debut di final nanti. Kursi-kursi itu berbeda dari kursi di bawah—tidak empuk.

Sebelumnya aku tidak menyangka akan diberi yang namanya skill, terlebih skill membaca pikiran yang entah kenapa aktif otomatis tanpa komandoku. Mengingat kepercayaanku pada sistem belum 100%, aku jadi meremehkannya dan berpikir skill itu hanya olok-olok belaka.

Tapi itu beneran nyata, coy!

Aku bersumpah takkan menggunakannya lagi. Selain konsumsi koinnya mahal, skill ini seperti cheat. Aku tak ingin menerima kecurangan yang fantastik. Itu menyakiti harga diri Im Rae yang bermain adil, dituduh memakai program hack.

Meski begitu, dari 65 pendaftar, yang lolos audisi hanya 50 orang. Kukira aku akan tamat karena aku hancur saat di praktek dancing, namun juri mempertimbangkan rankku ke 19.

"Status Window."

Nama: Han Maehwa (Penasehat: Im Rae)
Title: Become an Idol for Revenge
Stat: Charm (E-). Dance (F). Vocal (C+) . Visual (F+). Mental (D+). ???, ???, ???
Poin Stat: (1). Koin Emas: (100 butir)

Hm? Ada apa dengan tanda tanya ini? Tunggu, menurut insting gameku, sepertinya itu akan terbuka saat aku berada dalam efek negatif layaknya waktu berbicara dengan Sung Kyorim. Dalam bahasa game itu disebut 'debuff'.

Haruskah kutingkatkan level Dance-ku? Tidak, itu berisiko. Anak yang tidak bisa menari, kaku di setiap sisi, mendadak jago akan menimbulkan kecurigaan. Aku akan menaikkan levelnya nanti saat The Star Peak 2024 benar-benar dimulai.

"Maehwa! Maehwa!"

Ukh, Sung Kyorim. Dia ada di rank 16 rupanya. Syukurlah bangku kami cukup jauh. Jadi dia tak bisa mengusikku. Aku tertawa dalam hati—

"Tarian anda sangat ikonik dan lucu! Anda seperti sedang melakukan senam orang tua! Lalu, pfft... Bisa-bisanya anda menari tanpa ekspresi."

Critical hit! Aku mengusap darah di ujung bibir. Si brengsek itu, apa dia sengaja meledekku?

Tenanglah, Maehwa. Maksudku Im Rae, tidak, maksudku Han Maehwa (konflik jati diri). Ada kamera di sini. Aku harus mengatur mimik wajahku supaya tidak dijadikan bahan untuk evil editing. Abaikan saja manusia Kyorim itu.

Penilaian individu berakhir setelah penentuan kelas. Aku dimasukkan ke Kelas D. Kupikir itu tidak terlalu buruk berada di tingkatan medium.

"Para peserta silakan bergerak ke asrama."

Untuk urusan kabur, itu adalah keahlianku. Aku tidak mau ditempeli oleh Kyorim lagi (dia ada di kelas C). Bukannya iri, aku malah sujud syukur.

~Idol Player~

Instruktur telah menunggu di depan gedung.

"Kalian dilarang menggunakan ponsel selama tinggal di asrama. Kami akan mengembalikan ponsel kalian setelah skedul harian selesai."

Banyak peserta trainee yang tertangkap menyembunyikan ponselnya. Ada yang menyembunyikan benda itu di dalam buku, sepatu, di balik pakaian, bahkan di snack! Yang membuatku takjub adalah instruktur sangat ahli menemukan ponsel-ponsel tersembunyi. Tampaknya beliau ahli dalam menyita barang.

"Hei, di mana ponselmu?" tanyanya di giliranku.

"Um, saya tidak punya ponsel."

"Ohoho! Kau tak bisa menipuku." Instruktur memeriksaku dari atas sampai bawah, mengernyit. "Tidak ada? Bagaimana dengan barangmu yang lain."

Aku menggeleng. "Saya tidak bawa apa pun." Tak mungkin aku bilang aku punya inventori sistem kan. Dari yang kudengar, asrama memberikan makanan pada peserta. Aku hanya membawa badan kemari.

Apa? Jangan-jangan peserta ini gelandangan?

Aku bisa baca raut wajah kalian! Itu terlalu jelas.

~Idol Player~

Untuk seukuran kamar lima orang, ruangan ini cukup luas dan tidak sumpek. Aku akan pilih ranjang atas paling sudut. Bahkan di kamar peserta, ada dua kamera diletakkan.

"Para peserta, silakan ganti baju kalian sesuai kelas masing-masing dan segera berkumpul."

Itulah yang diberikan oleh instruktur usai penyitaan ponsel: baju seragam berupa kaos berlengan panjang. Untuk Kelas D berwarna merah, Kelas A berwarna biru, Kelas B berwarna orange, Kelas C berwarna hitam, dan Kelas E berwarna ungu.

Hmm, ini jadi lebih menarik dari yang kuduga?

[Sub-Quest dibuat. Sepertinya Kwon Ahram sedang kesusahan. Tawarkan bantuan padanya.]

Quest di saat-saat mendesak begini? Terlebih siapa itu Ahram? Aku menoleh ke teman roommate-ku yang sedang mengganti baju, menoleh ke samping. Aha! Ternyata dia teman seranjangku (ini ambigu, maksudnya aku di lantai dua dan dia di bawahku).

"Halo, apa kau dalam kesulitan?" Aku tidak peduli dicap sksd. Yang penting quest dulu. Tanpa sadar aku menjadi Barudak Quest.

Ahram berbalik. Aku sedikit tersentak melihat matanya berkaca-kaca. Rupanya dia mendapatkan seragam yang robek. Apa itu kesalahan staf? Duh, coy, mana syutingnya akan dimulai lagi. Kenapa dia tidak ngomong apa pun dari tadi? Status Window!

Nama: Kwon Ahram
Umur : 20 tahun. Title: Shy Idol.
Stat: Charm (A+). Dance (A). Vocal (SR). Visual (SSR+). Mental (F++). Speak (F++).

Aku ternganga. Hah, apa? HAH?! Anying!!! SSR nggak tuh?! Orang ini adalah cikal bakal Main Vocal dan Center. Tapi kepribadiannya benar-benar serapuh kaca! Kenapa kau mau jadi idol kalau punya mental selemah itu.

Aku menghela napas (menekan rasa iri dan dengki), mengambil kantong seragam Kelas D di tangannya lalu keluar dari ruangan. Syukurlah instruktur masih berada di luar. Aku langsung mendekati beliau. "Permisi Instruktur, saya mendapatkan seragam robek," bohongku.

Kebetulan Ahram berada di kelas sama denganku. Meski bakatmu bagus, apa gunanya kalau karakteristikmu tak menarik di mata juri.

"Astaga! Kenapa kau baru bilang sekarang??" Dia memberikan seragam baru. "Cepat pergi."

Aku membungkuk. "Terima kasih, Instruktur."

Sesampainya di kamar, tidak ada seorangpun di sana kecuali Ahram yang menungguku. Aku memberikan kantong baru tersebut kepadanya. "Ayo cepat ganti baju dan pergi ke lobi utama."

Ahram berbinar-binar. "T-terima kasih."

[Sub-Quest selesai. Anda menerima 100 koin.]

~To be continued~



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro