Chp 6. Dasar Sistem Laknat!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Waduh! Aku tersentak di kursi. Sialan, aku terlalu keasyikan memonten peserta sampai lupa pada nomor antrian sendiri. Kenapa sudah di giliranku saja sih? Aku masih butuh energi!

Ahram menyentuh pundakku. "S-semangat!"

Aku mengacungkan jempol. Bagaimanapun aku sudah terlanjur memakai konsep cool. Jadi aku harus bersikap sebagaimana pria dingin.

Sepuluh hari lalu, aku bersumpah takkan menggunakan skill Mind Reader yang seperti cheat itu untuk bersikap sportif. Tapi aku mendapatkan skill baru yaitu 'Emoticon' yang mencerminkan mood orang-orang. Kalau sekadar tahu suasana hati, itu tak apa, kan?

Aku terdiam. Hampir semua juri ber-emoticon lemas, muak, kehilangan minat. Apa karena sejauh ini cuma ada segelintir peserta yang memuaskan mereka? Yah, siapa juga yang betah mendengar lagu sama berulang kali.

Kalau begitu aku akan masuk ke hitungan itu!

"Apa yang kau tunggu? Mulailah bernyanyi."

Various idols stand on the stage 🎵
But your gaze is locked to one person 🎵

"Hm? Aku tahu suaranya bagus, tapi dia masih bisa menjaga gelombang suaranya meski menari penuh semangat. Walau masih sedikit kaku."

Je Wool dan Mentor Chanri tersenyum puas. "Lihatlah gerakan tangannya, begitu ringan mengikuti perkembangan tempo. Dia pasti latihan keras."

Oh, is that me? 🎵 Are you looking at me?🎵

Bagus, bagus. Parameter emoticon para juri sedikit naik. Aku harus mempertahankannya sampai akhir—

[Main-Quest telah diberikan. Terpeleset sengaja dan akhiri perfomamu dengan senyuman.]

"Lho? Apa yang terjadi padanya? Tiba-tiba fokus anak itu kacau balau."

"Gerakannya jadi patah-patah."

Ahram menatap khawatir. "M-Maehwa..."

Sistem brengsek! Aku jadi gagal fokus karena terperangah pada quest yang diberikan. Apa perintahnya? Aku disuruh terpeleset di panggung? Woi, sialan! Kau niat membuatku debut apa tidak?! Itu hanya akan memalukanku!

Sial. Sial. Sial. Terkutuklah! Ini mainquest. Aku bisa kena penalti jantung dipilin yang sadis. Mau tak mau harus kulakukan.

Di menit terakhir, aku dengan sengaja menyandung kakiku sendiri. Keseimbanganku runtuh. Juri, kru kamera, para peserta yang menonton, terkesiap. Ah, ini buruk. Dia akan jatuh!—Paling tidak begitulah rata-rata maksud ekspresi resah mereka.

So you see Star Light on me? 🎵
You make a great choice🎵

Aku cekatan menggunakan kaki kananku untuk menopang tubuhku, berputar, mengalihkan mic ke tangan kiri, lantas bertekuk dengan kaki kiri yang menyentuh lantai. Telunjukku tertuju ke depan. Tak lupa dengan senyuman lebar percaya diri.

Keep watching me and i'll be a top star!🎵

Ruangan itu senyap sejenak. Terpukau.

Malu. Aku malu sekali. Aku ingin pulang! Aku tak bisa melakukan ini lebih lama!!!

"D-daya refleksmu memukau, Han Maehwa. Kau yang akan jatuh langsung mengantisipasinya dengan gerakan improvisasi. Sungguh brilian."

"Kau bisa mempertahankan garis suaramu dengan baik. Tarianmu luwes, namun teknikmu masih kurang. Meski begitu, kau bisa berkembang sampai sejauh ini sudah luar biasa. Kerja bagus, Maehwa."

"Hosh... Hosh... Terima kasih... Hosh..."

Apa ini artinya aku tidak dieliminasi? Phew! Menjadi idol ternyata lebih sulit daripada pro-gamer. Padahal kupikir barusan aku akan mati gagal jantung karena malu. Tapi syukurlah, aku mendapatkan respon bagus dari para juri.

~Idol Player~

Aku naik kelas. Dari level D menjadi A. Haruskah aku senang atau kesal karena menonjol? Aku tidak berniat mengambil sorotan yang banyak. Kalau saja sistem sialan itu tidak membuat quest seperti itu, aku pasti bisa mengakhiri evaluasi ronde pertama tanpa gaya tambahan!

Ya sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur.

Ngomong-ngomong aku berpisah dengan Ahram. Anak itu naik ke Kelas B dengan Kyorim. Ckckck, malang sekali nasibnya. Aku bisa membayangkan wajah frustasinya menghadapi Kyorim.

"Kita cek dulu stat-ku saat ini. Status Window."

Nama: Han Maehwa (Penasehat: Im Rae)
Title: Become an Idol for Revenge
Stat: Charm (C). Dance (D). Vocal (B-). Visual (F+). Mental (D+). ???, ???, ???
Poin Stat: (2). Koin Emas: (300 butir)

Aku mengelus dagu. Sebaiknya apa yang harus kutingkatkan? Visual kah? Bagaimanapun bagi idol, wajah tampan atau cantik adalah senjata industri hiburan. Atau kunaikkan Mental-ku saja? Insiden barusan membuatku hampir terkena cardiac arrest.

Ya! Idol membutuhkan mental baja. Urusan Visual nanti saja. "Investasikan 2 poin stat—"

"Kenapa dari tadi kau berbicara sendiri?"

Ahn Jiho?! Benar juga, dia kan Kelas A! Aku lupa sesaat bahwa aku sudah bergabung di kaliber idol-idol yang berpotensi akan debut. Ini semua salah sistem membuatku tiba-tiba jadi mencolok.

"Aku hanya latihan suara," dehamku.

"S-sebenarnya..." Sebuah papan notifikasi muncul dari Jiho yang menggaruk pipi. "A-aku menyukai nyanyianmu, Maehwa. Terlebih penampilanmu tadi. Refleksmu hebat!"

[Ahn Jiho menaruh rasa hormat pada Anda.]

Aku memasang muka kulkas. "Apa kau homo—"

"BUKAN!" Jiho segera menutup mulutku yang asal ceplos. "B-bukan begitu. Kau salah paham."

Aigoo, lihat dia. Aku terkikik dalam hati. Seru juga mempermainkan bocah-bocah kencur ini.

[Kwon Ahram sedang mengawasi Anda.]

Hah? Ahram? Aku menoleh. Di tim lain, tampak Ahram cemberut melihat interaksiku dan Jiho yang sudah dekat di awal pertemuan. Astaga anak itu, jangan bilang dia cemburu. Jadi ceritanya aku populer di kalangan anak muda?

Dulu aku hanya dicintai manusia online, namun sekarang manusia offline. Ini... ini jadi makin menarik dan cukup mendebarkan, heh?

~Idol Player~

"Biaya sewa anda telah berakhir, Pak."

"Ah, saya akan menambah sewanya."

Untungnya koin di Status Window bisa kutukarkan ke bentuk uang won. Han Maehwa terbangun di motel Banana dan aku memutuskan akan tinggal di sini sampai aku mendapatkan pencerahan soal balas dendam yang disebut-sebut oleh sistem.

"Terima kasih tetap memilih motel Banana. Oh ya, fasilitas wifi dalam tahap perbaikan karena banyak penyewa mengeluh akan leletnya sinyal. Kami memutuskan untuk mengganti perangkat."

Apa? Yang benar saja! Aku kan mau nonton teaser perdana The Star Peak 2024.

Mari kita mundur sejenak!

Sebelum liburan berakhirnya syuting pertama, peserta telah tampil secara resmi di panggung untuk memperkenalkan diri ke publik dengan membawakan lagu tema 'Im Your Idol'. Sesuai dugaan, rating acara ini meningkat karena adanya bibit bintang. Hastag Ahn Jiho, Go Ha Yoon, Kwon Ahram, dan peringkat lima ke atas jadi buah bibir di sosmed.

Yah, mereka sudah sepatutnya menjadi perhatian dengan stat yang mengerikan itu.

Sama seperti di season sebelumnya, mereka lagi-lagi menyediakan seragam sekolah seolah unsur sekolahan sudah melekat pada program ini. Dan kostum ini cocok dengan mereka bervisual S+.

Bagiku? Baju ini menjijikkan. Aku merasa kembali ke masa-masa sekolah 'Im Rae' yang penuh kesuraman.

Pokoknya sekarang ke warnet dulu. Koin emasku belum cukup membeli ponsel. Bagaimanapun aku harus menonton video teasernya, kan?

~Idol Player~

Aku sengaja pilih komputer paling sudut dan paling belakang agar tidak ketahuan. Bukan karena apa, meski Mental-ku sudah D+, tak mudah menonton diri sendiri di acara TV tahu. Itu pun kalau aku mendapatkan screentime yang cukup banyak.

- Bukankah seharusnya tahun ini mereka melahirkan Girl Group? Program survival yang tidak memegang visinya tidak layak ditonton! Tapi aku akan tetap menontonnya lololol.

- Hei, bukankah Ahn Jiho cukup tampan?

- Ambil semua suaraku, Ha Yoon!

- Kutemukan bayi besar bernama Kwon Ahram!

- Kuharap season kali ini bisa memperbaiki rating The Star Peak yang anjlok dua tahun lalu. Belum lagi Girl Group yang mereka lahirkan tahun kemarin bubar tak cukup setahun!

- Ha Yoon, kamu manis sekali~!

"Hah! Bisa-bisanya screentime-ku cuman dua detik. Ngeblur plus menit terakhir pula. Mana saat aku pasang wajah tembok lagi." Aku mengembuskan napas panjang. Sepertinya ini masih sulit bagiku yang baru punya level Visual F+. Berikutnya aku harus lebih memperhatikan perawatan wajahku.

Padahal di game <Make Your Idol Shine> tingkat ketampanan Han Maehwa itu LR+. Kenapa tidak berlaku di sini? Apa karena Charm-ku rendah?

Aku menggaruk kepala. Bodo amat lah. Mending main game. Sistemnya juga libur kasih quest.

Tidak, aku keliru. Aku terlalu fokus pada trainee yang punya masa depan pasti dan merendahkan diri sendiri. Aku tidak tahu jika SNS sedang heboh.

- Hei, apa ada yang menotis orang berambut putih di menit 03.24 berdiri di barisan belakang?

~To be continued~


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro