Chp 61. Senyuman Tanpa Kebohongan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***IDOL PLAYER***

Di motel Banana.

Sistem sedang menyembuhkan keningku yang bengkak. Kami baikan sementara karena katanya ingin menjelaskan sesuatu. Kalau dia hanya membuat alasan karena tidak bisa memberiku PS5, aku akan berangkat ke neraka malam ini juga. Peduli amat soal pembunuhan Im Rae.

[Anda harus menjaga wajah anda baik-baik. Wajah adalah senjata utama seorang idol. Tidak ada yang menyukai idol jelek.]

"Kau berkata seolah aku idol beneran."

[Kelak anda akan debut lewat program ini. Untuk itulah sistem idol diciptakan.]

"Setelah itu? Setelah debut apa?"

[Maka sistem idol akan menjadi sistem yang official dan diberi izin untuk dipasarkan. Kami bisa memilih player kedua, ketiga, dan seterusnya. Singkatnya, anda adalah player eksponensial atau preseden sebelum kami merilis sistem idol ke layanan publik.]

Ooh, aku mulai mengerti. Intinya begini, sistem idol seperti game baru yang sedang proses CBT dan aku adalah tester-nya. Jika ada glitch (seperti aku gagal debut), maka mereka harus memperbaikinya dan mengulang di Open Beta kedua.

[Impian saya dan GM adalah masuk sepuluh besar di daftar peringkat sistem. Saya sangat ingin melakukan kolaborasi dengan Sistem Transmigrasi. Saya membutuhkan 50 player untuk mewujudkannya.]

"Tunggu 'saya'? Sistem Idol punya berapa staf sih?" Aku bersedekap.

[Hanya ada saya dan Nona GM. Dua orang. Ngomong-ngomong nama saya Danyi.]

"Aku tak tanya namamu, cuih."

[Apa anda masih mempersalahkan soal PS5 tadi? Seperti yang saya bilang, anda membutuhkan TV untuk menggunakan konsol game tersebut. Apakah anda punya TV? Tidak, kan? Makanya saya tidak jadi memberikannya. Saya tidak berbohong.]

"Ya kan tinggal dibeli!" Aku menyambar ponsel. "Memangnya harga TV berapa?"

Mataku melotot. 600.000 won?! Paling murah di katalog 400.000 won. Kenapa mahal banget di daring sih?! K-koin emasku kalau diuangkan, cukup tidak ya?

"Status Window!"

Nama: Han Maehwa (Penasehat: Im Rae)
Title: Become an Idol for Revenge
Stat: Charm (A-). Dance (A-). Vocal (A+). Visual (F+). Mental (B+). Stellar (SR+). ???
Poin Stat: (locked). Koin Emas: (3121 butir)

"Ah, tidak sampai 150.000 won..."

Tunggu dulu. Apa aku salah lihat barusan?

"SEJAK KAPAN STELLAR-KU JADI SR+?!"

[Berkat perfoma tadi, tingkat popularitas anda melonjak tinggi. Itulah alasan kedua kenapa saya batal memberi hadiah PS5.]

Aku mengernyit. "Alasan kedua?"

[Cepat atau lambat, anda membutuhkan rumah baru. Anda tidak bisa terus tinggal di motel sempit ini. Meski anda membeli TV, akan repot memasangnya di motel. Belum lagi urusan tagihan listrik dan persetujuan pemilik motel. Jika anda memiliki rumah sendiri, anda bebas main semua jenis game dan keamanan anda akan terjamin.]

"Kenapa jadi keamananku?"

[Jangan remehkan stellar level SR+. Anda harus mulai memperhatikan keselamatan anda. Bagaimana jika ada fans fanatik atau penguntit? Parahnya haters? Anda bisa celaka kalau anda santai begitu.]

"Tapi aku terlanjur suka motel ini. Tempat dimana aku memulai kehidupan sistem. Aku juga memasukkan alamat ini ke biodataku."

[Memang benar motel Banana adalah checkpoint anda. Tapi, jangan khawatir. Sistem akan memindahkan checkpoint-nya begitu anda mendapatkan rumah baru.]

"Checkpoint? Apa itu?"

[Seperti yang anda bilang barusan, titik start anda memulai kehidupan kedua dengan stigmata sistem idol.]

"Masalahnya ya, rumah di Korea itu jauh lebih mahal dibanding harga TV. Ratusan, atau boleh jadi miliaran. Bagaimana cara aku memperoleh uang sebanyak itu? Apa kau menyuruhku menyewa rumah? Upah tampil takkan cukup menyewa kontrakan. Aku tidak ingin dibentak-bentak landlady kalau memilih opsi rumah kontrakan."

Danyi tampak berpikir.

[Menurut database sistem, anda akan aman tinggal di daerah Gugi-dong. Tapi harganya terlalu mahal. Menjual ginjal saja takkan cukup membelinya.]

Aku refleks melindungi tubuhku. "Jangan aneh-aneh! Kau mau aku mengeluarkan ginjalku dan menjualnya? Aku tidak bisa jadi idol dengan satu ginjal!"

[Bagaimana kalau anda mengerjakan misi sampingan selama tiga minggu sebelum syuting berikutnya? Untuk membeli rumah, anda butuh 10.000.000 koin emas.]

Cok? Banyak banget angka nolnya!

[Anda bisa mulai menabung jika menerima misi sampingan di bawah ini.]

Aku membaca misinya. "Idol Bertopeng?"

Omong kosong apalagi ini? Aku berdecak, memencet tombol baca selengkapnya. "Bernyanyilah dengan topeng di Hongdae selama dua minggu. Diperbolehkan memperlihatkan bakat yang lain."

Aku menatap Danyi yang mengeluarkan emot bersenandung. "Kau... kau menyuruhku menjadi pengamen?"

[Saya berharap anda memaklumi divisi kami yang bangkrut demi menciptakan sistem idol. Untuk merealisasikan PS5 itu saja susahnya minta ampun. Apalagi sebuah rumah? Kami juga punya batasan.]

"Kalau begitu ceritanya, apakah tidak ketahuan kalau aku Maehwa dari The Star Peak? Mereka pasti kenal suaraku walau aku mengenakan topeng sekalipun."

[Justru itu semakin bagus. Mereka pasti bertanya-tanya mengapa anda bernyanyi di jalan dan berpikir jika anda memerlukan uang. Siapa tahu, ada penggemar yang super kaya raya membelikan anda rumah. Tapi jika anda terlalu khawatir identitas anda terbongkar, sistem akan membantu untuk meredam suara asli anda.]

Aku diam sejenak, menimang-nimang.

"Tidak usah deh, Danyi. Aku..." Kutatap langit-langit motel yang temaram.

Bagaimanapun aku terbangun sebagai Han Maehwa di motel Banana. Aku tidak bisa pindah begitu saja hanya demi bermain PS5. Terlebih, kamar ini saksi bisu aku memulai kehidupan keduaku. Aku sudah melewati kenangan demi kenangan. Aku akan tinggal di motel ini sampai program The Star Peak benar-benar berakhir.

Aku tersenyum. "Aku masih mau di sini."

[... Itu pertama kalinya.]

"Apanya?" Aku mengernyit bingung.

[Anda tersenyum tulus tanpa kebohongan.]

Paginya, aku berangkat ke warnet Dasom dengan pikiran semrawut. Aku kepikiran celetukan Danyi tadi malam. Lebih tepatnya aku tertohok oleh ucapannya.

Selama ini, aku selalu membuat ekspresi dan sikap yang disukai penonton dan trainee-trainee di sekitarku tanpa tahu apakah itu diriku yang asli atau topeng. Aku menjaga tindak-tandukku supaya tidak diserang oleh netizen.

Aku sendiri pun tidak tahu. Apakah aku benar-benar tersenyum? Ataukah aku tersenyum karena ada kamera? Apa aku baru bisa tersenyum jika di depan game?

Melakukan kebohongan demi kebohongan dan selalu terlihat bahagia, tampak keren menyakinkan saat di atas panggung agar penonton puas terhadap penampilanku, agar mereka tidak kecewa memilihku.

Apakah itu menyenangkan? Apakah aku menikmatinya? Kenapa aku membohongi diri sendiri dengan dalih aku melakukannya karena takut mati?

Aku tidak tahu bagaimana perasaanku ketika berada di panggung itu.

Kulirik iklan Maehwa di depan warnet.

Apa senyuman ini juga kebohongan?

Aku mengepalkan tangan. Tidak apa. Idol memang berteman dengan kebohongan. Takkan ada yang menghakimiku. Takkan ada yang mengetahui kebohonganku.

Aku akan berbohong lagi dan lagi supaya mereka tidak bisa mengulik isi hatiku.

~To be continued~

Kacau. Mental Maehwa terganggu.
♩✧♪●♩○♬☆





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro