Chp 95. Penawaran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[Trainee Star Peak Do Jinyoung Seorang Pembuli dan Pecandu? Berikut kesaksian korbannya yang identitasnya dirahasiakan untuk perlindungan mentalitas korban!]

'S-saya melaporkan ini karena tidak tahan melihat bajingan itu sukses dalam kariernya di saat saya berusaha bangkit dari jurang kematian atas perbuataannya.'

'Peserta pelatihan Do Jinyoung memiliki kepribadian kasar. Dia menyakiti beberapa teman sekelas hingga masuk ke rumah sakit. Korban mengalami luka cedera serius.'

'Saya satu kelas dengannya! Suatu hari, Jinyoung kepergok membawa rokok oleh guru lantas dia menuduh anak lain untuk keselamatan dirinya sendiri! Alhasil murid itu diskors selama dua minggu.'

'Saya akan mati kalau terus menahan ini. Do Jinyoung bedebah itu, seorang hidung belang! Dia terus menggoda gadis-gadis nakal dari sekolah lain, bertemu dan berkumpul di bar malam. Saya punya bukti.'

ANONIM melampirkan foto. Itu foto Jinyoung berada di sebuah Night Club, di ruangan VIP. Di dalam ruangan itu, ada banyak gadis berpakaian terbuka dan pria bertato menunggu kedatangannya.

'Aku mempunyai banyak foto dia memukuli teman-teman sekelasnya. Jika dia sudah paham akan situasinya, silakan mundur dari Star Peak, perundung sialan! Aku tidak terima pria bajingan kayakmu menjadi idol.'

'Ngapain foto? Saya bahkan punya videonya. Silakan dukung petisi pengeluaran Do Jinyoung dari The Star Peak setelah menonton ini dan siapkan hati kalian atas kebrutalan pria yang kalian gemari!'

- Artikel ini asli? Kepribadian Do Jinyoung yang sebenarnya seperti ini?

- Jadi selama ini dia hanya memakai topeng untuk meningkatkan popularitasnya?

- Wah, hebat banget ya kau, Do Jinyoung. Kami mengeluarkan uang untuk mendukung seorang sampah. Jangan pernah tunjukkan wajahmu di dunia hiburan lagi! Enyahlah!

- Korban sampai makan hati karena perbuatanmu dan kau tanpa tahu malu ingin menjadi idol. Mati sana!

- Dia tidak lebih dari seekor binatang. Hahaha, aku benar-benar menyesal memberikan uangku untuk pria bajingan.

- KEMBALIKAN UANG KAMI, BRENGSEK!

'Bagaimana bisa Star Peak menerima trainee sekejam ini? Apakah mereka tidak memeriksa riwayat peserta terlebih dahulu? Petisi mengeluarkan Do Jinyoung telah dibuat! Apa yang akan Scarlett lakukan?'

Opini publik semakin memanas di setiap menitnya. Kemarahan, penyesalan, dan sebagainya menghujani Jinyoung. Fansnya bertukar peran menjadi penghujat.

Deretan makian dan umpatan beruntun tidak mau berhenti mengisi kolom komentar. Artikel tentang Jinyoung menjadi trending di Naven. Bahkan di Twitwar, banyak juga yang membahas permasalahan ini. Lihat, sudah nyaris mencapai 1500 komentar tuh.

Karena nila setitik, rusak susu sebelangga.  Jinyoung... seketika jatuh drastis. Ini ranjau darat yang besar, indah, dan sempurna.

Tidak hanya kekerasan, namun juga tuduhan pecandu, terlalu banyak list negatif di masa lalu Jinyoung. Sudah jelas netizen senang dan beramai-ramai 'memakan' Jinyoung.

Dalam dunia idol, kita harus memperhatikan latar belakang baik-baik jika tidak mau terjadi hal serupa. Kekerasan fisik, membuli teman sekolah, berpacaran, perokok dan pecandu, merupakan skandal paling fatal bagi seorang idola. Bahkan idol senior yang sudah debut pun akan langsung tutup buku begitu rahasianya terbongkar. Apalagi Jinyoung yang seorang peserta survival.

Dari mana Hangang mendapatkan informasi ini? Sepertinya dia punya kenalan yang ahli dalam bidang informatika.

Apa dia menyerah mencari tahu tentangku karena tidak menemukan hal menarik makanya dia beralih target? (Benar).

Aku tidak ingin ikut campur karena bisa saja malah aku yang kena semprot, tapi di papan misi, ada quest mempertahankan Jinyoung. Apa GM tahu kalau ini akan terjadi? Kalau dia menyuruhku membelanya, berarti artikel ini diberi majas hiperbola.

Tapi bukan berarti aku mendukung Jinyoung sepenuhnya. Dia atletik, jago boxing pula. Fakta itu semakin membenarkan validitas artikel ini. Lagian sejak awal aku tidak sedekat itu dengan Jinyoung sampai harus mati-matian membelanya.

Setiap manusia memiliki beberapa sisi buruk. Siapa tahu kalau Jinyoung benar-benar melakukan semua aksi di daftar skandalnya. Ujung-ujungnya aku akan terseret.

"Ini tidak benar..." ceracau Jinyoung. Mimik mukanya berubah gelap. Tubuhnya gemetar. "A-aku memang pernah memukul orang, tapi itu ada alasannya! Dan aku tidak pernah merokok apalagi melecehkan wanita! Kangsan, Do Woo, kakak-kakak sekalian, percayalah padaku. Tolong percaya."

"Tapi ada videonya, Jinyoung! Pelapor anonim ini mengirim video kau masuk ke klub malam dan menghajar teman-teman di sekolahmu! Apa kau ingin bilang ini bukan wajahmu?" Suara Kangsan meninggi.

Jun-oh dan Hong Jo juga tampak kecewa. Tadi kami adalah tim, sekarang kami kembali jadi individu yang tak peduli satu sama lain.

Do Woo dan Kyo Rim saling tatap canggung. Rencana makan malam ini berantakan.

"Bagaimana menurutmu, Danyi?"

[Menurut pengamatan saya, video itu asli. Tidak ada sentuhan pengeditan sedikitpun. Bocah itu benar-benar memukuli orang.]

"Kumohon, semuanya, siapa pun, tolong dengarkan aku. Aku bersumpah aku benar-benar tidak melakukan itu. Semuanya telah ditambahkan hal-hal buruk. Aku..." Jinyoung akhirnya menangis. "Aku... sungguh tidak melakukannya... Mereka yang mulai..."

Aku mengepalkan tangan.

Kuatkan hatimu, Im Rae. Kalau kau lengah dan membiarkan nurani mengambil alih, kau takkan bertahan di dunia idol yang kejam ini. Sudah saatnya memutus ikatan dengan trainee bermasalah. Berkecimpung dalam industri hiburan berarti membunuh kebaikan.

Melakukan kebaikan kadang-kadang malah menimbulkan bencana yang lebih besar—

[SubQuest dibuat: Bertemu Lee Hangang.]

Aku menyeringai. Itulah yang kutunggu!

***

Aku mendobrak pintu kamar Hangang.

"P! Baku hantam!"

Kamar itu kosong. Ke mana Hangang? Apa dia sudah pulang karena misinya sukses? Seharusnya aku langsung mengejarnya. Tapi mendengar Jinyoung berseru-seru sambil menangis menyangkal tuduhan kontroversi tersebut membuatku tidak enak kalau pergi begitu saja. Aku bukan orang kurang ajar.

Aku harus menemukannya dan membuat penawaran. Dia pikir dia akan selalu menjadi puncak rantai makanan?

"Danyi, bantu aku menemukan Hangang."

[Dia berada di lantai dua, di dekat vending machine bersama seseorang tak dikenal.]

Aku bergegas menuju ke tempat yang Danyi tunjukkan. Benar, ada Hangang di sana. Tampak menikmati minumannya. Tapi... siapa orang di sebelahnya itu?

"Oh, Han Maehwa! Aku sudah menunggu kedatanganmu!" sapa Hangang tersenyum lebar. "Bagaimana hadiahku? Apa kau menyukainya? Hari ini temanmu yang kehilangan sayapnya, berikutnya dirimu."

Aku mengabaikan Hangang, menatap pria bertopi itu. Dia berdeham, lalu melengos pergi setelah membisikkan sesuatu pada Hangang. Apa dia orangnya? Ahli informasi yang mengubek-ubek seluk beluk Jinyoung...

"Hebat ya kau, sampai menyusupkan orang luar ke dalam acara. Entah karma macam apa yang kau terima nanti."

"Apa yang kau katakan sih, Maehwa? Dia itu salah satu kru editor. Aku hanya melakukan perbuatan baik. Star Peak bisa dirugikan kalau mempertahankan Jinyoung. Jika kau menghentakkan kakimu ke air karena tidak bisa menangkap ikan, kau hanya akan membuat airnya berlumpur."

Aku bersedekap. "Ayo buat penawaran."

Hangang menatap tertarik. "Penawaran?"

"Ya. Tarik dan hapus artikel itu dan bilang kalau semuanya direkayasa, maka aku akan melepaskanmu dari kontroversi."

"Pfft! Hahaha! Apa kau pendongeng yang andal, Maehwa? Kenapa aku harus menghapus artikel berharga yang bisa menyelamatkan nasib Star Peak? Bukankah kau sudah melihat videonya? Itu bukan rekayasa, itu video asli. Jinyoung telah—"

Aku memotong dengan menyalakan perekam suara, tersenyum tipis.

'Buat Ha-yoon jatuh di pengumuman peringkat berikutnya dan pastikan aku masuk sepuluh besar. Ayolah, bukankah kita teman lama? Kau tidak ingin aku menjadi musuhmu, kan? Nah, begitu dong. Terima kasih. Aku takkan pernah melupakan jasamu. Aku menunggu berita bagus.'

Senyumanku semakin lebar melihat Hangang berkeringat dingin. Wajah jemawanya menghilang, digantikan keringat dingin.

"Bagaimana... bagaimana kau?!"

Hangang hilang akal. Dia nekat mencuri benda itu dari tanganku, namun aku cekatan menekan dadanya dan mendorongnya ke dinding hingga terdengar bunyi 'bruk' keras.

"Lakukan yang kusuruh jika kau tak ingin hancur, Lee Hangang. Aku hanya memberi waktu sehari. Kalau artikel tentang Jinyoung masih terposting, ucapkan selamat tinggal pada impianmu menjadi idol. Aku adalah cermin. Bagaimana orang bersikap padaku, begitu juga aku bersikap padanya. Kau licik? Aku bisa lebih licik darimu."

Hangang menggigir bibir, menahan marah.

Aku memasukkan tangan ke jaket. "Ingat ya, besok pukul lima sore. Aku menunggu berita bagus," kataku meniru kalimatnya.

Tetapi besoknya, Hangang sama sekali tidak melakukan apa yang kuperintahkan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro