D u a s e m b i l a n

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

29. Akhir sebuah perjuangan

"I love you, Baby."

Belum sempat Beby menjawab, dering telepon milik Rios terdengar begitu nyaring di meja samping sofa.

Cowok itu berdecak kesal. Kemudian, ia mengambilnya dengan malas.

"Siapa?" tanya Beby ketika melihat raut wajah Rios yang terlihat kaget.

Rios tak menjawab dan memilih mengangkat teleponnya. Kemudian, ia menempelkannya pada telinga kiri. "Hallo, kenapa, Ken?"

"Bang Abay, Bang."

"—Bang Abay meninggal."

Deg

Tubuh Rios membeku, rasanya sangat kaku, untuk sekedar melirik ke arah Beby saja rasanya ia tak mampu.

Sambungan diputus sepihak oleh Rios bersamaan dengan tangannya yang mulai turun ke paha.

Beby mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa, Yos?" tanya Beby.

"Abay, By."

"Abay kenapa?"

"Abay meninggal."

***

Beby dan Rios berjalan dengan tidak santai melewati lorong rumah sakit. Keduanya terengah saat sampai di dalam ruangan.

Beby mematung di tempatnya. Matanya menangkap sosok lelaki yang baru saja ditutupi oleh kain putih.

Gadis itu menggeleng kuat, "Abay!"

Beby langsung berlari ke arahnya. Di samping brankar, Kenta menatap kaget ke arah Beby dengan mata yang sudah memerah akibat menangis.

"Bay, Bay bangun!"

Rios menahan tubuh Beby yang menggoyangkan tubuh Abay dengan tidak sabaran.

"Abay," lirih Beby.

Rios menarik Beby ke dalam pelukannya. Gadis itu menangis di sana.

Mengapa harus secepat ini? Bahkan, Beby baru mengenal Abay kemarin. Untuk apa keduanya dipertemukan jika akhirnya mereka dipisahkan juga?

Beby paham, tidak segala sesuatu bisa ia miliki selamanya. Tapi … kenapa? Kenapa harus secepat ini?

"Ken, suruh Abay bangun!" Beby menggoyangkan lengan Kenta.

Rios meraih tangan gadis itu agar diam. "Yos, Abay, Yos!"

"By, lo boleh liat Abay. Tapi please jangan kaya gini, kasian Abay. Ya?" Rios menangkup pipi gadis itu dan mengusapnya pelan.

Beby mengigit bibir bawahnya menahan tangis. "Abay …."

"Janji sama gue," kata Rios.

Beby mengangguk. Rios akhirnya menuntun Beby untuk membuka kain putih itu.

Terpampanglah wajah Abay yang terlihat begitu pucat. Namun, bibir cowok itu tersenyum.

Beby tak kuasa menahan tangisnya. Kisah Abay mungkin memang pedih, tapi … tidak salah bukan jika ia meninggal dalam keadaan tersenyum seperti sekarang?

Tangan Beby terulur mengusap pipi cowok itu. "Abay, kenapa lo harus ninggalin gue secepet ini?"

"Gue janji, Bay. Gue janji gak akan jadi cewek cengeng lagi, gue bakal jadi cewek yang kuat. Bay … ayo bangun."

"Teh," panggil Kenta.

Beby menoleh, Kenta mengusap lengan Beby pelan. "Bang Abay udah tenang. Dia pengen banget ketemu sama Mama-Papanya. Jangan halangin bang Abay, ya?"

Beby menunduk, gadis itu kembali menatap ke arah Abay. "Semoga lo beneran ketemu sama Mama Papa lo ya, Bay?"

"Makasih udah banyak banget ajarin gue tentang hidup. Makasih udah nemenin gue, kuatin gue, dan … pokonya … gue harap lo tenang di sana ya, Bay?"

Beby meremas ujung kaosnya sendiri. Gadis itu menunduk dan menangis, "Gue sayang sama lo, Bay. Makasih udah jadi sahabat, sekaligus Abang buat gue."

"Gue anggap lo Abang gak papa, kan, Bay?"

Beby melirik ke arah Rios. Cowok itu tersenyum menguatkan.

Beby kembali menatap Abay, mengusap rambut cowok itu, kemudian mencium keningnya. "Beby Sayang Abang."

***
Acara pemakaman Abay berlangsung hari itu saja. Hari sudah semakin sore, semua orang sudah pergi meninggalkan pemakaman.

Hanya ada Beby, Kenta, dan juga Rios di sini.

Abay sudah benar-benar pergi. Abay tak lagi berada di sini.

Rasanya masih sangat sulit dipercaya, baru kemarin Beby bertemu dengan Abay. Dan sekarang, Beby sudah harus kehilangan cowok itu.

"Bang Abay titip ini tadi siang." Kenta menyerahkan selembaran kertas yang sudah dilipat pada Beby.

Beby menerimanya, gadis itu melirik ke arah batu nisan milik Abay.

"Gue duluan, ya?" Kenta menatap Rios dan juga Beby secara bergantian.

Kedua remaja itu langsung mengangguk.

Beby jongkok di samping makam Abay. Kemudian, ia membuka kertas yang Kenta berikan tadi.

Heh cewek cengeng, gimana? Lo nangis gak waktu gue pergi?

Gue bilang sama Kenta, kalau gue beneran pergi dia harus kasih ini ke lo. Sekarang, lo lagi baca, kan? Berarti gue udah gak ada.

Jangan keseringan ngelamun, By. Kalau ada masalah, coba lo cerita sama temen deket lo. Tapi … lo juga bisa kok cerita sama gue. Ya, walaupun gue gak bisa kasih solusi sih. Tapi, gue bakal tetep jadi pendengar lo yang setia.

Lo bisa dateng ke tempat gue kapan aja. Gue harap, lo tetep inget sama gue walaupun kita udah gak bisa ketemu lagi.

Suratnya gaje, kan? Ya udah, lo simpen aja buat kenang-kenangan. Kalau lo kangen gue, lo peluk aja. Nanti gue peluk lo balik … hehe ….

Bilang sama Rios, dia harus jaga lo baik-baik. Kalau nggak, gue bakal gentayangin dia kapan aja.

Gue yakin lo masih suka sama Rios, By. Perasaan lo ke gue itu sekedar rasa nyaman aja, lo nyaman karna di saat lo butuh Temen gue yang dateng. Lo ngerasa aman kalau sama gue … gitu aja.

Maaf juga soal tadi, gue gak maksud bentak lo kaya tadi. Gue cuman pengen lo tau, By. Mutusin sesuatu terlalu cepet itu gak baik, lo bakal nyesel kalau salah ambil jalan.

Rios pasti bisa bahagiain lo kok. Gue percaya sama dia, dia baik soalnya. Bilang makasih sama Rios dari gue, makasih udah bawa gue ke rumah sakit. Ya … walaupun akhirnya sia-sia aja sih. Tapi gue seneng, soalnya gue bakal kumpul sama Nyokap bokap gue lagi.

Doain ya ….

Pokonya, jaga diri lo baik-baik. Jangan cengeng, lo harus jadi cewek yang kuat.

Gue sayang lo.

- Abay

Beby melipat kertas itu kembali. Ia menatap batu nisan Abay, air matanya lagi dan lagi tumpah.

Abay itu baik, rasanya Beby tak tahu lagi harus bagaimana mendeskripsikan Abay.

Rios mengusap kepala Beby pelan. "Mau pulang?" tanya Rios.

Beby mengangguk.

"Abay, gue pulang, ya?"

Beby mengusap nisan cowok itu kemudian beranjak bersama Rios. Setelahnya, mereka pergi meninggalkan pemakaman.

TBC

Hore satu part lagi selesai:)

Gimana sama part ini?

Ada yang ingin disampaikan untuk Beby

Rios

Abay

Awalnya aku mau bikin cerita ini jadi dua series, tapi gak jadi. Karna alur awalnya gak kaya gini, ini alurnya aku rombak karna banyak yang bilang "Ini kan ceritanya Rios." dan akhirnya, ceritanya jadi kaya gini.

Padahal awalnya, aku udah nyiapin series ke dua. Jadi, aku mohon maaf banget cerita BebyRios series dua gak jadi aku bikin:)

Tapi tenang aja, sebagai gantinya, aku bakal bikin cerita tentang si kembar Ayla Kenzie. Yang udah baca Leo Rezayn atau Hanin dan Malik pasti tau mereka siapa^^

So, jangan kecewa ya … Insyaallah ceritanya Kenzie akan aku buat sebaik mungkin biar temen-temen nyaman bacanya^^

I love you all!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro