Riset 7 :: Kelainan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bibliomania

Jika di topik pertama saya membahas manfaat-manfaat hobi membaca, kali ini saya akan membahas sesuatu yang masih berhubungan dengan buku.

Membaca merupakan kegiatan yang banyak disukai oleh orang di seluruh dunia. Membaca memang tidak selalu memerlukan sebuah buku, mengingat zaman sudah bergerak semakin maju. Internet berkembang pesat sehingga orang yang suka membaca tidak harus memiliki buku. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang lebih memilih membaca buku dibanding membaca e-book atau electronic book.

Seseorang yang menyukai membaca buku tentu juga menyukai buku. Mereka akan dengan senang hati membelanjakan uangnya untuk membeli buku yang mereka inginkan. Hal tersebut biasa disebut dengan istilah Bibliofil, kesukaan membaca, mengagumi tulisan dan membelinya. Tapi tahukah kalian ada satu kelainan yang sangat serius, yang berhubungan dengan buku?

Apa itu?

Jawabannya adalah Bibliomania.

Pernah dengar namanya? Atau justru belum pernah sama sekali?

Bibliomania memang sangat jarang didengar oleh banyak orang. Bahkan beberapa orang yang menyukai kegiatan membaca buku juga asing dengan istilah ini.

Bibliomania adalah kelainan di mana sang penderita memiliki kecenderungan untuk membeli atau mengumpulkan banyak buku dengan atau tanpa ada niat untuk membacanya.

Kan cuma beli banyak? Saya juga pernah begitu. Mungkin ada beberapa dari kalian yang menganggap bahwa membeli atau mengumpulkan banyak buku dalam Bibliomania ini hanya beberapa buku saja. Tapi tidak demikian, teman. Penderita Bibliomania cenderung mengumpulkan lebih dari 1000 buku. Bahkan dalam kasus terparahnya mencapai 450.000 buku. Jumlah yang tidak pernah terkira sebelumnya.

Tak heran jika kelainan ini dianggap sebagai kelainan yang cukup parah, ya teman.

Penderita Bibliomania juga tidak segan-segan untuk mencuri banyak buku di berbagai perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi keinginan mereka. Di pikiran mereka hanya timbul keinginan untuk mengumpulkan buku dalam jumlah yang banyak, untuk kemudian dibiarkan begitu saja, tanpa dibaca. Obsesi mereka begitu besar untuk mengumpulkan banyak buku dalam satu waktu.

Dalam bahasa Jepang, Bibliomania juga dikenal dengan istilah TsundokuTsundoku sendiri diketahui berasal dari zaman Meiji (tahun 1868-1912). Tsundoku berasal dari kata umpatan "Tsunde-oku" Yang artinya menumpuk dan meninggal dan membaca "dokusho" Yang sering berjalannya waktu berubah menjadi "doku". Ketika dua kata ini digabung dapat berarti membeli bahan bacaan dan menumpuknya. Menurut penulis Mori Senzo, Tsundoku Sensei merupakan kalimat sindiran yang ditujukan kepada seorang guru yang memiliki banyak buku tapi tidak membacanya.

Istilah inilah yang pada akhirnya lebih dikenal dibandingkan Bibliomania.

Mengutip dari laman Medium, kasus kelainan Bibliomania pertama terjadi pada tahun 1800an. Pada saat itu seorang pustakawan Kekaisaran Rusia bernama Dr. Alois Pichler memiliki lebih dari 450.000 buku tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Mulai dari cara pembuatan parfum sampai tentang teologi. Rakyat setempat menyakini bahwa ia memiliki gangguan psikologis yang membuatnya begitu terobsesi mengumpulkan buku sebanyak mungkin.

Lalu kasus selanjutnya terjadi pada masyarakat Eropa. Yakni adalah Stephen Blumberg. Stephen Blumberg merupakan seorang pria dari Lowa. Diketahui ia memiliki kurang lebih 23.600 buku yang parahnya adalah bukan miliknya. Stephen Blumberg mencuri buku-buku tersebut dari 327 perpustakaan dan 45 museum negara bagian, dua provinsi di Kanada dan Distrik Columbia. Dari sinilah ia disebut sebagai "Bandit Buku". Stephen juga merupakan seorang tunawisma dengan obsesi terhadap buku. Tak heran bila ia memilih untuk mencuri demi memenuhi obsesinya.

Bukan hanya terjadi di Eropa, diketahui ada banyak sekali penderita Bibliomania yang tersebar di seluruh dunia.

Berdasarkan artikel Hector Tobar dari Los Angeles Times dengan judul "Are You a Book Hoarder? There's a World For That" Mengisahkan tentang seorang pria tua bernama Frank Rose yang tinggal di Sacramento, Amerika Serikat, yang memiliki sekitar 13.000 buku. Frank Rose diketahui senang membeli buku sejak bekerja menjadi seorang pegawai negeri. Rose membeli buku dengan tujuan, ia memiliki banyak buku yang akan dibacanya saat pensiun nanti. Berawal dari terbiasa, hingga akhirnya buku yang ia kumpulkan berjumlah 13.000 ribu. Menyadari bahwa ia tidak bisa membaca buku sebanyak itu, Rose kemudian menyumbangkan 13.000 buku miliknya pada Arden-Dimick Library, salah satu perpustakaan publik di Sacramento.

Kasus serupa juga pernah terjadi pada seorang penulis Rachel Kramer Bussel yang pernah ia ceritakan dalam artikel berjudul "You Can Own Too Many Books". Tidak disebutkan berapa jumlah pasti buku yang dimilikinya. Rachel membeli buku-buku tersebut dari pesta-pesta buku atau konferensi buku selama kurang lebih 13 tahun lamanya. Menyadari apa yang dilakukannya salah, Rachel menyumbang ratusan buku miliknya pada toko buku Strand and Housing Works di New York. Bahkan sampai menyewa layanan pembuangan sampah untuk mengangkut buku-bukunya tersebut. Semua sudah ia lakukan untuk menyembuhkan kelainan ini, tapi Rachel mengatakan bahwa ia masih memiliki setidaknya 2000 buku di rumahnya.

Gejala atau pencetus kelainan ini di antaranya:

1. Koleksi buku yang obsesif dan berlebihan.
2. Jumlah buku yang dimiliki abnormal.
3. Merasa cemas koleksi bukunya akan berkurang.
4. Merasa lega ketika mendapatkan banyak buku.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa Bibliomania atau Tsundoku ini disebabkan oleh:

1. Peristiwa buruk yang pernah dialami
Peristiwa buruk menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Mereka memerlukan pelampiasan untuk menghilangkan bayangan peristiwa buruk yang pernah dialami, salah satunya dengan menimbun buku.

2. Penyalahgunaan alkohol
Diketahui sebagian besar dari penderita Bibliomania merupakan seorang yang ketergantungan alkohol.

3. Isolasi sosial
Penderita merasa terisolasi dan tidak diterima di lingkungan sosial. Oleh karena itu mereka melampiaskan kesendiriannya pada hal-hal seperti menimbun buku ini.

Itu dia sedikit fakta dan kisah penderita Bibliomania apakah kamu jadi salah satunya? Atau cukup menjadi Bibliofil saja?

***


Sumber:

https://loop.co.id/articles/apa-itu-bibliomania/full

https://tirto.id/tsundoku-membeli-banyak-buku-tapi-tidak-membacanya-dhQZ

http://kmjurnalistik.com/2019/08/18/bibliomania-sindrom-obsesif-kompulsif-mengoleksi-buku/

https://www.kompasiana.com/karlawulaniyati/5d541d0f097f364b495c97a2/pecinta-buku-antara-bibliofil-dan-bibliomania

https://m.solopos.com/tahukah-anda-10-fakta-mengejutkan-bibliomania-si-penggila-buku-999624

Madura, 090420

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro