22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Catatan rahasia: halaman 45

Aku tidak mengerti pemikiran Pangeran Kilau, karena akibat permintaan spesifiknya untuk membeli seorang Putri Ilusi, keberadaanku dan putri-putri lain diawasi.

Seumur hidupku, kuhabiskan untuk bersembunyi di Kerajaan Ilusi. Dan aku tidak akan lupa apa yang terjadi padaku ketika aku memutuskan untuk berhenti bersembunyi.

Namun, kali ini aku tidak bisa bersembunyi. Aku dipaksa untuk melihat dunia luar.

Hari ini, aku dikumpulkan bersama dengan tiga putri yang kulihat dua hari silam. Ada sedikit kelegaan melihat mereka bertiga masih hidup. Umur kami berempat berkisar duabelas sampai tigabelas tahun.

Mereka adalah Putri Carmine VI, Putri Carnelia VII, dan Putri Sangria XI. Kami bertiga sudah pernah bertemu, karena aku menuliskan nama mereka di halaman 23.

Kami diminta untuk berbicara dengan Sang Pangeran Kilau satu persatu, secara bergantian.

Aku tidak tahu kemana sisa putri-putri lain, tetapi menyadari bahwa kami berempat sedang menjadi perhatian utama, aku memperingatkan mereka tentang Pangeran Brick dan Kerajaan Kilau.

Sepertinya aku tidak perlu menuliskan kejahatan Pangeran Brick untuk kedua kalinya di buku catatan ini, tetapi aku mendengarkan cerita tentang Kerajaan Kilau dari Suri.

Saat pertama kali aku menceritakan tentang kedatangan Pangeran Kilau di Kerajaan Ilusi, wajah Suri berubah menegang. Tentu, aku mempertanyakannya kepada Suri. Suri menjelaskan bahwa sebelum dirinya ada di Kerajaan Ilusi dulu, dia pernah mendengar sekilas tentang Kerajaan Kilau.

Katanya, Kerajaan Kilau sudah lama berambisi untuk mencari keberadaan Kerajaan Ilusi. Semula, orang-orang mengira bahwa ambisi didasari oleh keinginan untuk menguasai semua daratan beku di Utara, tetapi bahkan setelah kemenangan telak mereka di Utara, mereka masih terus mencari keberadaan Kerajaan Ilusi.

Namun, setelah pecahnya peperangan, Kerajaan Kilau dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Dan kali ini mereka beruntung bisa menemukan Kerajaan Ilusi.

Setelah aku menjelaskan situasi yang sedang terjadi di Kerajaan Ilusi, para Putri Ilusi malah memiliki pendapat yang berseberangan denganku. Menurut mereka, perbincangan dengan Pangeran Kilau adalah satu-satunya kesempatan emas untuk keluar dari Kerajaan Ilusi secara terhormat.

Jadi, saat berbincang berdua dengan Pangeran Kilau nanti, mereka akan berusaha agar bisa terpilih. Dan siapapun di antara kami yang dipilih oleh Pangeran Kilau nanti, mereka semua berjanji akan berlapang dada dan turut merayakan kebahagiaan atas kebebasan salah satu saudarinya.

Aku yang mendengarkan omong kosong itu hanya bisa bertanya-tanya. Mana mungkin mereka bisa berlapang dada semudah itu. Aku bisa melihat mata mereka yang berkobar-kobar, siap menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalan mereka.

Meskipun begitu, aku tidak menyesal karena telah memperingatkan mereka. Bagiku, itu seperti membagikan penemuan baru. Tidak semua orang akan memiliki reaksi yang sama dengan penemuan baru pula, aku bisa memahaminya.

Mereka bertiga berebut urutan pertama untuk berbincang dengan Pangeran Kilau dan karena tahu bahwa aku akan mendapatkan urutan terakhir, aku menjauh untuk sementara waktu. Karena tidak memiliki buku apapun yang bisa kubawa dari menara, aku memilih untuk mengelilingi istana utama dengan penuh kewaspadaan.

Tempat itu dekat dengan labirin bunga dan kolam kematian. Tempat yang penuh dengan kenangan buruk. Ironinya, kebun di luar labirin bunga penuh dengan bunga-bunga merah yang bermekaran, seperti gumpalan darah mengejek jiwa-jiwa tak berdaya yang pernah terperangkap di dalamnya.

Meski tahu tentang cerita menyeramkan yang ada di dalam labirin bunga, aku tetap memutuskan untuk masuk ke dalam tempat terkutuk itu.

Oh, ya, seluruh daratan yang masih berada di bawah naungan Kerajaan Ilusi adalah daratan terkutuk, tanpa pengecualian.

Kupikir menjelajahi tempat di dalam labirin bunga untuk menghabiskan masa tungguku akan menjadi ide yang buruk, tetapi nyatanya labirin bunga tidak seburuk yang kupikirkan.

Di dalam Tempat itu memang indah, rindang, tenang, dan yang terpenting adalah aku tidak perlu bertemu dengan siapapun dan tidak akan ada yang bisa menemukanku di sini. Aku mencoba menjelajahi seluruh perbelokan dan mempelajari rute agar aku tetap bisa kembali ke pintu masuk. Hasilnya, denah di dalam labirin bunga tidak sesulit yang kupikir. Labirin bunga hanya memiliki jalan masuk dan keluar yang sama. Ini adalah labirin buntu.

Aku juga ingat dengan perkataan Pangeran Brick yang mengatakan bahwa aku memiliki energi ilusi yang kuat. Aku tidak sepenuhnya mengerti, tetapi itu artinya aku tidak akan terkena dampak halusinasi di labirin bunga. Aku tetap bisa merasakan mentari hangat dan aroma rerumputan tanpa ditemukan oleh siapapun.

Labirin bunga akan menjadi markas rahasia-ku seorang diri.

Waktu berlalu dengan sangat cepat saat aku menikmati waktuku di dalam sana. Saat aku keluar dari labirin bunga, aku bertemu dengan Pangeran Crimson yang ternyata sudah berdiri di depan labirin bunga, entah sejak kapan.

Aku tidak ingin berurusan dengan pangeran yang mungkin juga bisa membahayakan nyawaku. Karena itu, aku menunduk dan melewatinya begitu saja. Namun, Pangeran Crimson menegurku, mengatakan bahwa aku telah membuat Pangeran Kilau menungguku cukup lama. Pangeran Crimson juga menambahkan bahwa ia bermaksud datang ke labirin bunga karena mengkhawatirkanku, katanya.

Lagi, aku tak akan mempercayai apapun. Aku tidak akan mempercayai perkataannya.

Pertemuanku dengan Pangeran Kilau juga tidak memiliki kesan yang berarti. Sang pangeran bermanik perak itu hanya diam, seperti menungguku mengatakan sesuatu. Tentu, karena tidak ingin berbicara apapun dengannya, aku hanya diam berharap perbincangan kami berakhir.

Pada akhirnya, dia mengajakku berbicara, tetapi bukan obrolan yang penting.

Aku bahkan tidak ingat apa yang kami bicarakan tadi.

*

Catatan rahasia: halaman 48

Sudah resmi sepekan sejak Pangeran Kilau itu datang, tetapi dia belum memilih Putri Ilusi yang akan membawa kemenangan bagi kerajaannya.

Aku terus bertanya-tanya; memangnya apa yang bisa dilakukan oleh putri keturunan Kerajaan Ilusi untuk menyelamatkan peperangan yang sudah didominasi oleh lawan?

Kami tidak punya pengetahuan tentang strategi perang, karena hanya para pangeran yang mendapatkan pelajaran tentang itu. Bahkan untuk mempelajari tentang sejarah berdirinya Kerajaan Ilusi, aku harus mempelajarinya lewat buku catatan yang ditinggalkan oleh keturunan Ilusi terdahulu. Ironinya, aku bahkan baru selesai membaca buku itu dua hari silam.

Buku itupun harus Suri ambil secara diam-diam di perpustakaan terbengkalai di dekat menara, yang baru kuketahui bahwa selama ini buku yang Suri bawakan kepadaku adalah buku-buku lama yang tidak terlalu diminati dan tidak akan dicari jika keberadaannya hilang.

Kini, aku sudah mengerti mengapa catatan rahasia ini harus dibuat; agar bisa dibaca oleh keturunan Ilusi berikutnya.

Menurut catatan yang kubaca, keberadaan Kerajaan Ilusi bisa bertahan sebagai ilusi sebagai akibat dari berkumpulnya banyak energi ilusi dalam satu tempat. Yang mana halnya, keberadaan kami di sini bukan hanya sebagai alat tukar, tapi juga sebagai tiang-tiang penyangga untuk memastikan Kerajaan Ilusi tetap berdiri di dalam ilusi, di antara realita.

Mungkin itulah penyebab tradisi para pemimpin Kerajaan Ilusi memiliki banyak anak. Aku pernah membaca sebuah buku tentang kehidupan. Ada kelahiran, maka ada kematian. Ini benar-benar merepresentasikan kekacauan yang terjadi di dalam Kerajaan Ilusi. Kekacauan ini menyangkut para keturunan ilusi yang memiliki mata berwarna merah—atau dengan kata lain—pemegang ilusi.

Semua pemegang ilusi memiliki kekuatan ilusi yang akan bangkit di umur 13. Aku sudah sampai di fase itu, tetapi aku tidak punya siapapun yang bisa menjelaskan tentang kekuatan ilusi. Aku tidak mengerti sedikitpun tentang kekuatan ilusi. Bertanya kepada Suri-pun, kurasa tidak akan begitu banyak membantu, karena selama ini ia hanya melayani ibu kandungku yang merupakan manusia biasa dan aku.

Aku jadi tahu alasan Pangeran Brick terus menerus mempertanyakan umur saudara-saudarinya.

Raja terdahulu sebelum Scarletton III, pernah mengurung semua saudara dan saudarinya (yang kekuatannya belum bangkit) di penjara bawah tanah. Ia memastikan mereka semua hidup agar tetap bisa memanfaatkan energi ilusi yang ada di setiap pemegang ilusi, menunggu sampai ia memiliki banyak anak-anak bermata merah lain, untuk menggantikan energi ilusi yang tersisa.

Dan setelah memastikan Kerajaan Ilusi bisa berdiri tanpa bantuan energi ilusi dari saudara-saudarinya, mereka semua dihabisi tanpa sisa, menyisakan sang pemimpin seorang diri bersama dengan keturunan ilusinya.

Aku tak tahu apakah dulu Raja Scarletton juga melakukan hal yang sama untuk mendapat takhta, tetapi mengingat sifatnya, sepertinya tidak menutup kemungkinan ia melakukan hal yang sama. Dan aku merasa Pangeran Brick memiliki bibit akan menjadi raja kejam seperti itu.

Setelah mengetahui kemungkinan yang akan terjadi jika Raja berikutnya naik takhta, aku mulai bertanya-tanya apakah terpilih oleh Pangeran Kilau adalah pilihan yang paling aman.

Berbicara tentang Pangeran Kilau, belakangan ini aku sering melihatnya bersama dengan Pangeran Crimson.

Aku benar-benar menjadikan labirin bunga sebagai markas rahasiaku. Tidak ada yang berani menginjakkan kaki mereka di tempat ini. Bahkan Pangeran Crimson yang pernah memergokiku berada di sini, juga tidak pernah datang.

Kupikir, sekali-dua kali, aku akan berpapasan dengan adik-adikku yang dihasut oleh Pangeran Brick untuk masuk ke dalam labirin bunga. Namun, sampai hari ini belum ada yang benar-benar datang. Apakah mereka tenggelam di kolam? Apakah semua saudaraku yang kulihat di pertemuan resmi kemarin, masih baik-baik saja?

Aku tidak menduga bahwa tidak mengetahui keberadaan Pangeran Brick sama sekali ..., membuatku agak cemas. Seharusnya aku merasa lebih tenang, tetapi aku tidak bisa menebak apa yang akan dilakukannya.

Semoga saja ..., dia tidak merencanakan hal buruk lain.

*

Catatan rahasia: halaman 49

Ada kejadian aneh hari ini.

Aku menemukan sebuah buku di dalam labirin bunga.

Kenaifanku akan berpikir bahwa kemunculan itu adalah keajaiban, tetapi pertanyaan sebenarnya; Siapa yang masuk ke dalam labirin bunga dan meletakkan buku itu di sana?

Tadinya, aku ingin langsung membaca dan menyelesaikan buku itu di dalam labirin bunga, tetapi kini aku tahu bahwa mungkin ada seseorang yang mengawasiku, dan itu membuatku sedikit takut.

Jika orang itu bisa memasuki labirin bunga, bukankah itu artinya dia adalah pemegang ilusi? Bahkan pemegang ilusi sekalipun, bisa terpengaruh oleh ilusi-ilusi di dalam sana. Itu hanya membuktikan bahwa pemegang ilusi yang meninggalkan buku itu juga memiliki energi ilusi yang kuat.

Tapi, siapa?

Satu-satunya orang yang berpapasan denganku ketika aku keluar dari labirin bunga hanyalah Pangeran Kilau. Dia berada tak jauh dari pintu masuk labirin. Aku memperingatkannya tentang bahayanya labirin bunga dan sebaiknya dia tidak masuk ke dalam seorang diri.

Hari ini ia tidak bersama dengan Pangeran Crimson, atau putri-putri lainnya. Ia berkelana seorang diri di Istana Utama, tak mengenal ancaman buruk apapun yang mungkin bisa didapatkannya. Ia berada di tengah-tengah Kerajaan Ilusi yang penuh dengan kegilaan.

Aku ingin dia setidaknya lebih waspada dan mengetahui bahwa Kerajaan Ilusi tidak seindah yang dipikirkannya, tetapi jika peringatanku soal labirin bunga tidak didengar ... baiklah, aku tidak boleh terlalu ikut campur.

Pangeran Kilau berbicara denganku, tapi aku tidak bisa berbicara dengannya terlalu lama, apalagi di saat aku sedang membawa buku yang kutemukan di labirin bunga.

Iya, pada akhirnya, aku meyakinan diri untuk membawa buku itu ke menara.

Kami benar-benar tidak mengobrol terlalu banyak, karena aku melihat keberadaan Pangeran Brick dari kejauhan. Dia melihat kami berdua. Orang itu masih hidup. Hanya dengan alasan itu saja, aku segera meminta izin untuk kembali ke menara secepatnya.

Entahlah jika Pangeran Kilau tersinggung dengan perbuatanku, aku tidak terlalu peduli. Yang penting, aku harus menyelamatkan diri lebih dulu dari Pangeran Brick.

Kupikir membacanya di menara akan membuatku merasa lebih baik, tapi setelah aku membuka bukunya, seluruh halaman buku itu hanyalah halaman kosong.

Itu benar-benar mustahil, mengingat bahwa aku sempat membuka buku itu dan melihat tulisan memenuhi halaman buku.

Apakah aku hanya bisa membaca buku itu jika berada di dalam labirin bunga?

Tapi bagaimana jika orang yang meletakkan buku itu di sana menemukanku?

Tapi, aku benar-benar penasaran dan hanya memeriksa sekilas isi buku itu, aku yakin bahwa isinya sangat menarik.

Apa yang harus kulakukan?

Apakah aku harus kembali lagi ke labirin bunga dan menyelesaikan bacaanku di sana?

.

.

Catatan rahasia Ruby XII Flavorezta Del Lusionne selesai.

***TBC***

Jumat, 22 Maret 2024

Cindyana's Note

1850 kata.

Semoga updatean ini bisa menemani sahur kaliaaan~

Tau nggak siiihhh. Jadi tadi sore, aku ngide banget bilang ke kakak aku.

"GA UPDATE GA TIDUR!!!!"

dan ternyata aku ngantuk berat. Aku ketiduran jam 9.

Dibangunin dong sama dia wkwkwkkwkw.

Tapi ujung-ujung sih, "Lima meniiiitttt."

Dia bangunin aku setengah jam kemudian, buat nulis chapter ini. Ahahaha.

Oke, apakah sudah ada yang bisa memprediksikan kemana arah cerita ini? AKU GASABAR MAU SPILL ehek

See you soon!

Big Love,
Cindyana H / Prythalize

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro