34

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua kisah ini bermula ketika Rose menyadari ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.

Rose mengalami demam tinggi, dan ia selalu bermimpi berada di sebuah hutan yang asing setiap ia terlelap.

Di dalam setiap mimpinya, Rose pasti akan menelusuri hutan dan akan dipertemukan dengan jalan setapak yang dipenuhi dengan kelopak bunga mawar yang berjatuhan, seperti hendak mengantarkannya ke suatu tempat. Mengikuti kelopak mawar merah, ia akan tiba di sebuah negeri yang indah.

Hanya melihat tempat itu, Rose langsung tahu bahwa ia bermimpi tentang Negeri Ilusi.

Namun, seperti yang Rose dan seluruh anak-anak di desanya tahu, Negeri Ilusi hanyalah sebuah dongeng pengantar tidur belaka.

Awalnya, Rose menganggap semua itu hanyalah bunga tidur tanpa makna, hingga akhirnya kedua orangtuanya memutuskan untuk pindah ke sebuah rumah yang terletak di belakang hutan.

Ayahnya adalah seorang penebang kayu yang cukup terkenal di desa, sementara ibunya adalah pembuat sepatu kulit yang belakangan ini merupakan trend fashion di negeri tempat mereka tinggal saat ini, Kerajaan Kilau. Mereka bertiga tinggal di rumah nyaman itu dengan bahagia.

Hari demi hari, kesehatan Rose kian membaik setelah mereka tinggal di rumah itu. Rose tidak pernah lagi mendapat demam tinggi seperti sebelumnya. Semuanya kembali normal seperti sedia kala.

Rose menyadari satu kejanggalan lain pula ketika menetap di rumah itu. Ada hutan di belakang rumah itu. Hutan yang ... entah mengapa terasa cukup familier. Namun, menuruti pesan dari ibunya, Rose memutuskan untuk tidak pernah memasuki hutan itu, atau mencari tahu tentangnya. Rose tahu, rasa penasaran dapat mengundang keinginannya untuk mencoba menjelajahi tempat itu.

Di umur tigabelas tahun, Rose menyadari bahwa dirinya menjadi gunjingan warga desa; bahwa dirinya bukan anak kandung dari orangtuanya, bahwa Negeri Ilusi dipercaya berada di hutan di belakang rumahnya, bahwa mata merahnya adalah tanda bahwa dirinya adalah rakyat dari Negeri Ilusi yang terbuang.

Semula, Rose mencoba untuk mengabaikan kabar itu. Namun, rumor itu mulai mengganggunya.

Warga desa bilang, dulu Ayah Rose menemukan Rose yang masih bayi di dalam hutan itu, memancing keingintahuan Rose untuk menelusuri hutan.

Bersamaan dengan itu, desa mereka tengah heboh karena mendapatkan kabar bahwa desa mereka akan menjadi basecamp tempat para bangsawan beristirahat. Para bangsawan itu datang dari tempat yang jauh untuk mencapai Kerajaan Kilau. Mereka datang untuk menyambut kenaikan takhta seorang Pangeran Kilau, Pangeran Mahkota Lakeswara.

Kedua orangtua Rose berpesan agar Rose tetap menetap di rumah, mengingat warga desa memang tidak sepakat untuk menunjukan 'aib' desa yang menampung orang yang terbuang dari Ilusi.

Mendekati hari kedatangan para bangsawan itu, Rose terus mendapatkan mimpi berulang tentang kedatangannya ke Negeri Ilusi. Rose yang menyadari bahwa kecurigaannya selama ini mungkin saja benar, memutuskan untuk menyusup keluar ketika kedua orangtuanya sedang sibuk mengurus festival penyambutan bangsawan.

Namun rupanya, mengabaikan nasihat kedua orangtuanya adalah perbuatan keliru. Rose masuk ke hutan, menemukan jalur kelopak bunga yang sama seperti mimpinya. Jalan menuju Negeri Ilusi ada di depan matanya.

Rose dipenuhi oleh keraguan. Ia ingin pergi untuk mengakhiri pengasingan yang dilakukan oleh warga desa, tetapi di saat bersamaan, ia tidak rela jika harus meninggalkan kedua orangtuanya yang sangat menyayanginya. Rose mencintai keluarganya lebih dari apapun.

Oleh karena alasan itulah, Rose akhirnya berbalik keluar dari desa, bermaksud untuk mencari keberadaan Ayah dan ibunya yang berbaur di antara orang-orang ketika festival penyambutan bangsawan.

Sayangnya, Rose harus melihat bagaimana para bangsawan itu memperdagangkan manusia sebagaimana mereka memperdagangkan hewan ternak. Ia juga harus menghadapi kumpulan bangsawan penasaran yang belum pernah melihat manik berwarna merah.

Dan hal terburuk yang menjadi penyesalannya seumur hidup adalah ... ketika pertemuannya secara tidak sengaja dengan Pangeran Lakeswara yang sedang menyamar untuk mengintai kerumunan bangsawan. Kabarnya, itulah cara Pangeran Lakeswara mendapatkan kemenangan selama ini, dengan mencari kelemahan orang lain.

Pangeran Lakeswara adalah keturunan Kerajaan Kilau yang berhasil membubarkan sindikat penjualan manusia terbesar di Negeri Kilau. Dan atas dasar menjunjung tinggi kemanusiaan, ia begitu dicintai oleh rakyatnya.

Namun, tidak ada yang tahu bahwa Pangeran Lakeswara mencintai kekuasaan di atas apapun.

Mengetahui bahwa Rose mungkin adalah seseorang dari Negeri Ilusi, keinginannya untuk menguasai segalanya pun bangkit. Pangeran Lakeswara ingin membuktikan kebenaran dongeng itu, menginginkan keberhasilan dan ambisinya untuk membuat Kerajaan Kilau sebagai kerajaan paling bersinar di dunia.

Di kala menghadapi situasi berbahaya, kekuatan ilusi Rose muncul untuk pertama kalinya, berhasil meloloskannya dari Pangeran Lakeswara. Namun, berbekal informasi dari warga desa, kedua orangtuanya ditangkap sebagai sandera kerajaan.

Rose bersembunyi di dalam hutan selama berhari-hari, mempelajari kekuatan ilusi yang dimilikinya seorang diri.

Ketika ia telah memberanikan diri untuk keluar dari hutan untuk menemukan orangtuanya, Rose mendapati rumah keluarganya telah dibakar habis tanpa sisa.

Para bangsawan masih berjaga di desa, bersama dengan Pangeran Lakeswara yang ternyata memilih untuk mengundurkan pesta kenaikan takhta-nya demi menemukan keberadaan Rose.

Menggunakan kekuatan ilusinya, Rose mendapati kedua orangtuanya disekap di ruang bawah tanah. Pangeran Lakeswara terus menerus memaksa mereka membuka suara untuk memberikan informasi tentang kemungkinan dimana Rose berada. Kedua orangtuanya memilih bungkam, mengabaikan banyaknya ancaman penyiksaan yang disiapkan Sang Pangeran Kilau.

Ketika menemukan waktu yang tepat, Rose menyelamatkan kedua orangtuanya dengan bantuan kekuatan ilusinya, membebaskan mereka di dunia luar.

Saat itulah Rose mengetahui kebenarannya; bahwa mereka berdua memang bukan orangtua kandungnya.

Dahulu, ada seorang wanita yang menyerahkan seorang bayi perempuan yang baru saja dilahirkan kepada Sang Penebang Kayu, memintanya untuk membawa putrinya sejauh mungkin. Ia harus segera kembali ke Negeri Ilusi, sebelum ada yang menyadari kepergiannya. Nama putrinya adalah Rose.

Sayangnya mereka harus mengingkari janji itu, karena Rose terus sakit-sakitan. Keduanya berinisiatif untuk membawa Rose lebih dekat dengan tempat asalnya, dan sejak hari itu, Rose tumbuh sehat kembali sebagaimana anak-anak pada umumnya.

Rose tidak peduli dengan fakta itu. Ia mengajak kedua orangtuanya untuk pergi ke Negeri Ilusi bersamanya. Namun ..., keduanya menolak. Mereka tahu tentang legenda Negeri Kilau. Negeri itu tidak sembarang menerima manusia biasa sebagai tamu mereka. Sedangkan Rose yang memang merupakan rakyat ilusi, sebenarnya berhak kembali kapan saja.

Mereka ingin Rose kembali ke tempat asalnya, menemukan tempat yang aman. Keselamatan Rose adalah yang terpenting di atas segalanya.

Mereka berjanji akan baik-baik saja. Mereka akan bersembunyi di rumah lama mereka, sembari menunggu keadaan kembali normal. Kapanpun Rose ingin kembali, mereka berdua akan menunggunya pulang.

Ibunya memberikannya kalung perak bertuliskan namanya; SURI. Mereka berjanji akan bertemu kembali setelah semuanya aman.

Berbekal janji itulah, Rose kembali ke Negeri Ilusi ..., untuk melindungi dirinya sekaligus mencari tahu alasan mengapa ia dibuang dari Negeri Surgawi itu.

.

.

.

Nyatanya, semua dongeng indah tak selamanya indah.

Rose yang menyamar, mendapati bahwa orang-orang yang memiliki manik merah adalah pemegang ilusi, atau dengan kata lain, Anggota Kerajaan Kilau.

Kehidupan manusia-manusia terpilih memang sangat membahagiakan. Rose bahkan sempat berpikir untuk membawa kedua orangtuanya ke tempat ini, setelah mendapatkan izin dari kerajaan. Ia pikir akan mudah mendapatkan izin itu, mengingat bahwa ia sebenarnya juga adalah bagian dari kerajaan.

Rose hampir mengakui kebenarannya, sampai akhirnya ia teringat kembali alasan mengapa ia terbuang.

Mengapa...?

Seluruh rasa penasarannya terjawab dengan cepat; Hidup di dalam Kerajaan Ilusi adalah penderitaan seumur hidup. Rose menyaksikan kehidupan Kerajaan Ilusi yang penuh dengan darah.

Raja Ilusi waktu itu—Ruthwell IX—tidak segan membunuh keturunan-keturunannya yang tidak memiliki mata merah. Ia membiarkan para keturunannya saling bertarung membunuh agar bisa mengunci posisi takhta.

Namun pada akhirnya, kemenangan dimiliki oleh Pangeran Scarletton. Ia berhasil menyapu habis seluruh saudara laki-lakinya, sekaligus mengakhiri kisah hidup Raja Ruthwell. Seluruh saudarinya dikurung di penjara bawah tanah, dihabisi satu persatu setiap ada keturunan baru bermata merah yang lahir.

Setelah menetap di Kerajaan Ilusi sebagai seorang pelayan selama bertahun-tahun, Rose selalu menghindari pertemuan dengan Raja Scarletton. Itu karena ia memasuki perpustakaan kerajaan yang telah terbengkalai beberapa dekade dan hanya bisa dimasuki oleh pemegang ilusi, sehingga ia mengetahui bahwa penyamaran ilusinya pada warna matanya tidak dapat mengelabuhi pemegang ilusi yang kekuatannya telah bangkit, atau yang terlahir sempurna.

Rose juga mendapati bahwa ternyata ia adalah anak dari raja sebelumnya, Ruthwell, menandakan bahwa Raja Scarletton adalah saudaranya. Namun, Rose tercatat telah meninggal dunia di dalam silsilah.

Lewat buku catatan yang ditulis oleh salah satu pangeran, Rose akhirnya tahu bahwa pangeran itu mengagumi ibunya diam-diam. Mungkin saja pangeran itu yang membantu ibunya membawanya keluar dari ilusi untuk bisa menyelamatkannya.

Keduanya dieksekusi langsung oleh Raja Ruthwell setelah tertangkap memiliki hubungan asmara di belakangnya. Ia tidak ingin ada yang merampas miliknya, meski Raja Ruthwell tidak benar-benar menginginkannya. Rose agak menyesal harus memiliki ayah kandung sepertinya, yang jelas berbeda dengan ayahnya di Realita.

Raja Scarletton tidak ada bedanya dengan ayahnya. Raja Scarletton mengulangi siklus yang dibuat oleh raja terdahulunya; memiliki puluhan wanita untuk meneruskan keturunannya, membunuh keturunan yang tidak memiliki mata merah. Dan hanya dengan mengetahui informasi itu, Rose bertekad untuk tidak pernah mengungkap apapun tentang identitasnya. Biarlah Rose mati, seperti yang telah tertulis di buku silsilah.

Selama itu pula, ia selalu bersembunyi di balik identitas ibu angkatnya; SURI.

Telah terbesit dalam kepala Rose untuk kabur meninggalkan Kerajaan Ilusi yang berbahaya. Ia mengumpulkan nyalinya selama bertahun-tahun untuk kabur. Apa bedanya rasa mengancam ini jika dibandingkan dengan realita? Di Realita, setidaknya Rose dapat mengelabuhi semua orang dengan baik.

Berbekal tekad itu, Rose menuliskan sebuah buku, sama seperti yang dilakukan oleh semua keturunan ilusi. Rose menulis kisah hidupnya, memperkenalkan realita yang jauh lebih indah dibandingkan Kerajaan Ilusi.

Rose hanya berharap, suatu hari akan ada keturunan ilusi yang membaca bukunya dan meninggalkan Kerajaan Ilusi atas keinginannya, dan tanpa ada yang membatasinya.

Di hari ketika Rose akan pergi, ia mendengar kabar tentang kelahiran seorang putri. Dan putri malang itu kehilangan ibu kandungnya ketika beliau sedang memperjuangkan kehidupan yang akan menghadiahkannya penderitaan untuk sisa hidupnya.

Menyedihkan, memang. Namun karena bersimpati dan memahami bahwa putri itu kelak akan merasa kehilangan ..., sebagaimana yang ia rasakan saat ini, Rose berpikir untuk menjenguknya untuk pertama dan terakhir kalinya, putri malang itu.

Putri Ruby. Putri malang itu ternyata memiliki mata merah yang indah. Senyuman Putri Ruby seolah tengah membagikan kebahagiaan dan keberanian kepada Rose.

Buruk sekali nasib putri ini. Rose ingin membawanya, tetapi keberadaan putri ini telah diketahui oleh Raja Scarletton. Akan sulit membawanya keluar, meskipun jika putri ini diasingkan. Keberadaannya pasti akan segera disadari dan dilaporkan. Rose terpaksa meninggalkan Ruby.

Namun ..., setelah berhasil kembali ke Realita, Rose mencari keberadaan orangtuanya di rumah lama ... dan ia melihat rumah lamanya juga telah dibakar habis, sama seperti rumah mereka di dekat hutan.

Rose terlambat menemukan mereka berdua.

Kedua orangtuanya telah ditemukan oleh Lakeswara yang kini telah menjabat sebagai Raja Kilau. Ia bahkan telah menikah dan memiliki seorang putra. Namun, ambisinya untuk menemukan Negeri Ilusi belum juga padam dan masih menjadi pembicaraan di Negeri Kilau.

Setelah melalui pertimbangan panjang, Rose akhirnya kembali ke Negeri Ilusi, secara sukarela merawat Ruby. Rose berharap, kelak Ruby akan menemukan kebebasan, menemukan realita yang sebenarnya.

Sesekali, Rose akan diam-diam keluar dari Ilusi, kembali ke Realita untuk menemukan secuil harapan keberadaan kedua orangtuanya, juga mengumpulkan informasi-informasi dari Realita. Tetapi, Rose akan selalu kembali sebagai Suri di Kerajaan Ilusi untuk merawat, membesarkan dan melindungi Ruby sebisanya.

... sampai Ruby bisa melindungi dirinya sendiri dengan kekuatannya.

*

Cerita dari Rose akhirnya mengungkapkan semuanya.

Buku yang Ruby baca di dalam Labirin Bunga adalah buku milik Rose yang memang bertujuan untuk memperkenalkannya dengan Realita, tetapi Ruby terlalu berfokus pada kebahagiaan milik Rose, membuatnya sampai terjebak di dalam ilusinya untuk menemukan keinginan terdalamnya secara instan.

Bagaimanapun kebahagiaan yang Ruby dambakan, semua ilusi itu tidak bisa tercipta dengan sendirinya. Semuanya adalah bagian dari masa lalu Rose. Keinginan untuk turut merasakannya, membuat Ruby menggantikan posisi Rose di dalam ilusinya.

Namun, jauh dari lubuk hati terdalamnya, alih-alih merasa cemburu, Ruby merasa sangat lega. Sebab, kehangatan yang ia rasakan selama berada di dalam ilusi ..., semua itu tidak semu. Perasaan hangat itu adalah perasaan nyata dan kebahagiaan yang memang dirasakan oleh Rose.

Cerita yang Rose bagikan bagusan diakhiri dengan pelukan yang cukup lama dari Ruby. Seseorang yang Ruby anggap sebagai keluarganya ... akhirnya kembali kepadanya.

"Mereka semua ada di bawah kendali ilusiku saat ini," ucap Rose.

"Kalau begitu, bisakah Anda membawa Tuan Putri ke tempat yang aman?" tanya Vladimir kepada Rose.

"Vlade, kita sudah membicarakan ini," ucap Ruby tidak terima.

Tadinya Vladimir memang ingin mengajak Ruby melawan Raja Lakeswara bersamanya. Namun, situasi kali ini berbeda dengan sebelumnya. Ruby memiliki seseorang yang bisa melindunginya dari marabahaya di luar sana. Seseorang yang dicari oleh Raja Lakeswara dan berhasil bersembunyi tanpa tertangkap selama dua dekade. Ruby pasti akan aman jika bersamanya.

Namun, alih-alih mengiyakan untuk membawa Ruby, ekspresi wajah Rose yang tadinya tenang pun berubah menjadi tajam.

"Tidak, aku yang akan membunuh Lakeswara. Kalian berdua tidak perlu ikut campur dengan pertarungan kami."

Vladimir terdiam. Ia ingat pernah melihat tatapan itu, tatapan yang sama seperti Pangeran Brick ketika membicarakan tentang ketidakadilan yang ia terima selama ini. Tatapan penuh dendam. Vladimir tahu, Rose tidak akan memaafkan ayahnya semudah itu.

Vladimir sendiri juga tidak merasakan apapun ketika seseorang mengatakan bahwa ia akan membunuh ayahnya. Itu sendiri juga adalah keinginan Vladimir; membunuh ayahnya untuk mengakhiri seluruh penderitaan ibunya.

"Agar bisa tetap menjadi seorang raja yang dicintai rakyatnya kelak, Anda tidak boleh punya rekor Pengkhianat," ujar Rose, seolah baru saja membaca pikiran Vladimir yang juga memiliki tujuan dan visi yang sama dengannya. "Anggap saja ini balasan karena sudah membawa Ruby ke Realita, meskipun sebenarnya membunuhnya juga adalah keinginanku."

Vladimir diam selama beberapa saat, sebelum akhirnya memberikan persetujuan. "Kalau begitu, berhati-hatilah. Saya berjanji akan melindungi Putri Ruby."

Rose memberikan senyuman. "Hanya hingga aku kembali."

Hanya hingga aku kembali.

Vladimir memikirkan betapa kuatnya makna kata itu, karena Rose benar-benar sangat yakin bahwa ia akan kembali dan memenangkan pertarungan. Setelah itu, ia yang akan melindungi Ruby seterusnya.

Sebelum berpamitan pergi, Rose memberikan pesan terakhir kepada Vladimir, "Jika kau melihat ada cahaya merah, keluarkan kekuatan kilaumu dan tembakkan itu ke arah cahaya itu. Itu tanda bahwa aku sedang kesulitan dan meminta bantuanmu."

Diberi kepercayaan seperti itu, Vladimir memberikan anggukan. "Baiklah."

Rose berjalan menjauhi mereka. Di satu titik, Vladimir dan Ruby sama-sama bisa melihat langsung kemunculan pasukan Kilau yang ternyata ada di sekitar sana sedaritadi. Keberadaan mereka memang cukup jauh, tetapi melihat jumlah pasukan yang banyak yang langsung menyerang satu titik, Vladimir yang tidak bisa melihat keseluruhannya, merasa sedikit cemas.

"Apakah tidak apa-apa jika kita hanya berdiam di sini?" tanya Vladimir.

"Bukankah Bibi-ku sudah mengatakan bahwa dia akan memberikan petunjuk jika dia memang memerlukan bantuan? Percayalah dengannya," ucap Ruby.

Ruby yakin, Rose bisa memenangkan pertarungan. Bagaimanapun juga, Ruby saat ini telah mengetahui sebesar dan sekuat apa kekuatan ilusi. Memang, Ruby sendiri merasa sedikit cemas, tetapi sepertinya semuanya masih baik-baik saja, jika melihat pertarungan itu dari jauh. Pasukan yang banyak itu tampak kewalahan.

"Setelah ini, apa yang akan Anda lakukan?" tanya Vladimir.

Pertarungan memang belum selesai, tetapi kemenangan sudah hampir di depan mata. Ada terlalu banyak masalah dan rintangan yang mereka hadapi, sampai-sampai Vladimir tidak memiliki banyak waktu untuk membicarakan hal-hal seperti ini kepada Ruby.

Mereka memang telah berbicara cukup dalam ketika masih berada di dalam Ilusi Ruby, tetapi Vladimir ingin tahu keinginan Ruby yang sebenarnya, Ruby yang ada di realita.

"Hmm ..., entahlah. Sebenarnya, aku belum tahu apa yang ingin kulakukan," jawab Ruby.

"Bukankah seharusnya Anda sudah pernah memikirkannya ketika mengatakan ingin hidup dengan normal?" tanya Vladimir lagi.

"Semua ini terlalu tiba-tiba dan aku tidak pernah membayangkan hari ini akan datang. Hmm ... bagaimana jika begini, saat aku sudah mengetahuinya, aku akan langsung memberitahumu," janji Ruby sambil tersenyum.

Vladimir langsung teringat kembali saat pertemuan mereka, ketika Vladimir menanyakan keinginan Ruby dan gadis itu menjawabnya tanpa sedikitpun senyuman dan harapan hidup. Kini, di hadapannya, senyuman Ruby adalah yang paling berkilau.

"Sepertinya aku hampir tidak pernah menanyakan ini kepadamu, Vlade. Bagaimana denganmu? Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?"

Jika Ruby tidak menanyakannya, Vladimir pun tidak pernah memikirkannya. Selama ini, ia hidup untuk memenuhi ekspektasi. Bertahun-tahun, Vladimir hidup di bawah ekspektasi ayah dan Negeri Kilau.

Seterusnya pun akan begitu, Vladimir harus memimpin Kerajaan Kilau, memerdekakan kembali beberapa Negeri yang terjajah, mengakhiri seluruh peperangan yang terjadi di daratan. Bukankah itu yang harus Vladimir lakukan?

"Saya—"

"Vlade."

Belum lagi Vladimir menjawab, senyuman Ruby memudar sepenuhnya, berganti dengan kekhawatiran yang dalam. Fokus pandangannya yang tadinya menatap Vladimir, kini teralihkan pada sumber cahaya berwarna merah.

Itu pertanda Rose sedang meminta bantuan.

Tanpa menunggu lebih lama, Vladimir melakukan apa yang Rose pesan sebelumnya. Vladimir mengeluarkan kekuatan kilaunya, dan hanya dalam waktu beberapa saat, tembakan kilau berhasil terkirim tepat sasaran.

Ledakan besar tak terelakkan pun terjadi, menyilaukan pandangan selama beberapa saat. Vladimir menghalangi pandangannya dengan sebelah tangan, berharap Ruby juga melakukan hal serupa. Kilauan yang menyilaukan itu bisa membutakan.

Setelah cahaya sirna dan suara ledakan kehebohan tak lagi terdengar, Vladimir baru bisa melihat kembali pemandangan di sekitarnya. Pasukan kilau sudah tidak lagi mengepungi satu titik.

Tampaknya, usahanya berhasil. Semuanya telah berakhir.

"Tuan putri, apakah Anda tidak—"

Sayangnya, tepat ketika Vladimir berbalik untuk memastikan kondisi Ruby, gadis bermata merah itu sudah menghilang, tidak dapat lagi ditemukan di manapun.

"Tuan Pangeran!" Franz dan beberapa pasukannya berlari ke arah Vladimir yang masih terbungkam di tempat. "Syukurlah Anda baik-baik saja. Terima kasih telah menyelamatkan kami!"

Aku tidak bermaksud menyelamatkan kalian. Alih-alih kata seperti itu yang keluar dari bibirnya, pemuda bermata perak itu masih tercengang, belum sepenuhnya menangkap situasi yang terjadi.

"Kalau saja pangeran tidak mengeluarkan kekuatan Kilau, kami semua sudah pasti dibunuh oleh wanita itu," jelas Franz. "Kekuatan Kilau Tuan Pangeran mengenai wanita itu tepat sasaran."

Vladimir mengeluarkan kekuatannya, justru untuk menyelamatkan Rose. Tapi mengapa malah menjadi seperti ini?

"Yang Mulia Raja sedang dalam masa kritis dan tengah diperiksa oleh tabib." Penasihat kerajaan yang selama ini bersikap sesuka hatinya, kali ini datang membawa kabar genting. "Ikutlah dengan kami."

Vladimir tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemana Franz dan Penasihat kerajaan akan membawanya.

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan tempat itu, Vladimir sekali lagi membalikkan kepalanya, memeriksa apakah Ruby memang tidak ada di sana.

Sayangnya ..., Ruby dan Rose, keduanya menghilang tanpa jejak, seolah segala tentang mereka hanyalah ilusi belaka.

***TBC***

Kamis, 1 Agustus 2024

Cindyana's Note

2900an kata. Tadinya mau minta maaf karena chapter ini kebanyakan Tell daripada show-nya. Terus baru ingat kalau seri ADK memang kayak gitu.

Harusnya setelah ini, semuanya sudah terjelaskan dan make sense yak! IYA, KAN AKU UDAH BILANG AKU GA NYIAPIN PLOT TWIST, kalian aja yang ga nyadar sama hint-nya! Bisa-bisanya nggak ada yang nyadar kalau Lakeswara ketika pangeran = cerita flashback = Ruby terjebak di ilusi cerita masa lalu = Ilusi seseorang pemegang Ilusi lainnya.

Jadi kemunculan ROSE ini jelas bukan Deux EX Machina, ya!

Karenaaaaaa, ada hint yang menyebar ketika Ruby ngeh ada kekalahan baru di Kerajaan Kilau, padahal itu informasi yang baru banget = penyusup yang bolak-balik di kerajaan yang mengabarkan semua informasi tentang Kerajaan Kilau ke Ruby = SURI.

Dengan kata lain, chapter awal yang kalian baca itu sebenarnya pemeran utamanya ROSE, bukan RUBY, tapi Ruby yang manipulasiin ilusinya sendiri jadi begitu. Ada beberapa perbedaan juga, karena ilusi Ruby bercampur antara realita, ilusi, dan keinginannya.

Sampai di sini, harusnya semuanya udah terjawab banget, kecuali bagian chpt terakhir.

BTW INI NGETIKNYA 5 WATT. Kalau ada typo, mohon dikomentari aja ya, biar aku bisa lihat. Maaaaaafkaaaan!

AKHIRNYA YA CERITA INI UDAH SAMPAI DI RESOLUSI. Aku yang ngetik ini dari jam 10 malam - hampir 3 pagi benar-benar merasa sangat terharu! Hanya sisa satu chapter lagi sebelum cerita ini berakhir dan aku akan menuliskan kata ***END*** di cerita ini. HUHUHUHU. Perjuangan banget.

BTW, begitu cerita ini tamat, aku bakalan marathon cerita Princess, mengingat aku telah menumbalkan diri untuk mengikuti MWM di cerita tersebut. Tapi mungkin aku tidak bisa langsung kebut, karena aku harus re-read PRINCESS yang jumlahnya 80an chapter itu ahahahaha.

SEE YOU ON THE LAST CHAPTER!

See you!
Cindyana H / Prythalize

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro