Wawancara Tokoh oleh Ivan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author :

Nama Tokoh : Christian Adimara Dennis
Dalam Cerita : Lamozza 'the Darkest Mirror'

***

Author : Oke, Dennis. Selamat malam sebelumnya, aku punya beberapa pertanyaan yang harus dijawab sekarang. Kau bersedia?

Dennis : Selamat malam, kurasa aku punya banyak waktu luang malam ini, jadi ... aku tak keberatan.

Author : Baiklah, langsung ke pertanyaan pertama, bisa kau ceritakan sedikit tentang dirimu sendiri?

Dennis : Oke, namaku Christian Adimara Dennis. Aku sering dipanggil Dennis, beberapa orang juga memanggilku Christian. Usiaku 25 tahun. Dan ... hmm, apa lagi ya? Sekarang ini aku tinggal di Jakarta, mengurus bisnis yang ayah wariskan padaku. Dan, aku anak kedua dari dua bersaudara. Apa itu cukup?

Author : Kurasa itu cukup, kau tak perlu membeberkan semua hal tentang dirimu. Lalu, pertanyaan selanjutnya, statusmu sekarang apa? Single atau ... sudah punya pasangan?

Dennis : Eh, apa aku harus benar-benar menjawab pertanyaan itu?

Author : Tentu saja.

Dennis : Oke. Dulu, aku pernah punya pacar, hubungan pacaranku tak berlangsung lama saat itu. Dan ... kencan terakhirku dengan sorang gadis ... seorang wanita maksudku, tak berakhir baik. Hah, sepertinya aku punya masalah serius soal percintaan. Jadi ... aku single sekarang, tak terikat komitmen dengan siapapun.

Author : Aku turut berduka, Dennis. Tenang saja, bukan hanya kau yang punya masalah dalam berkomitmen dengan seorang wanita. Jadi, langsung kepertanyaan selanjutnya ya, siapa orang yang akhir-akhir ini sering kau rindukan?

Dennis : Sejujurnya, aku selalu merindukan keluargaku, ibu dan ayahku, juga saudara perempuanku yang sekarang menetap di Bandung. Terutama ibuku, aku sangat merindukan masakannya. Sementara aku tinggal di Jakarta hanya bersama Fred sepupuku, dan di antara kami berdua tak ada yang pandai memasak. Bisa kau bayangkan bagaimana jadinya? Fred bahkan tak mampu membedakan garam dan gula putih saat memasak. Payah.

Author : Haha. Sepertinya aku sudah membuat kesalahan saat memutuskan kalian hanya tinggal berdua.

Dennis : Yah, itu memang salah. Tapi aku sudah terbiasa sekarang. Tak perlu dipermasalahkan. Ada pertanyaan selanjutnya?

Author : Masih banyak. Adakah orang yang selalu membuat kau tersenyum?

Dennis : Kakak perempuanku. Aku selalu tersenyum setiap kali dia mengabariku tentang keadaan kedua orang tuaku. Begitulah.

Author : Oke, selanjutnya, menurutmu apa yang membuat dirimu menarik di mata orang lain?

Dennis : Wah, aku tak bisa menjawab pertanyaan itu tanpa terdengar narsis. Tapi aku selalu bangga atas pencapaian yang sudah kuraih, salah satunya mengurus bisnis ayahku dengan baik selama dua tahun ini. Tak semua orang dapat melakukan itu kurasa.

Author : Nice answer. Next ... apa yang belum kau dapatkan, dan sangat ingin kau lakukan saat ini?

Dennis : Diberikan kesempatan untuk memilih, itu yang belum pernah aku dapat. Jalan hidupku sepertinya sudah diatur ayahku akan seperti apa. Aku ingin sekali bebas, melakukan apapun yang kumau, aku sedikit terbebani dengan tanggung jawab harus melanjutkan bisnis yang telah ayahku rintis.

Author : Apa kau pernah berusaha untuk mewujudkan itu?

Dennis : Pernah. Dan hasilnya buruk. Aku pernah berusaha untuk mengutarakan apa yang kumau untuk hidupku sendiri kepada ayahku, dan kami betengkar hebat karena itu.

Author : Hasilnya gagal? Lalu apa rencanamu selanjutnya?

Dennis : Tak ada. Aku tak tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya, ibuku menangis saat melihat pertengkaran antara aku dan ayahku waktu itu. Aku tak ingin mengulanginya lagi.

Author : Jadi, apa menurutmu itu adalah konflik terberat yang pernah kuberikan padamu?

Dennis : Tidak juga. Konflik terberat yang pernah kau beri padaku adalah mengenai kematian saudara kembarku. Itu sangat sulit aku hadapi. Keluargaku masih sakit akibat itu sampai sekarang. Seandainya saja saudara kembarku masih hidup, aku tak perlu menanggung beban ini sendirian.

Author : Oke, jawabanmu barusan membuatku sedikit merasa bersalah. Maaf.

Dennis : Tak perlu meminta maaf, aku tahu ini memang tuntutan cerita. Asalkan kau tak membuatku punya gangguan jiwa dan mengidap penyakit menular, kurasa aku tak keberatan. Masih banyak pertanyaannya?

Author : Ini yang terakhir. Apa kau marah jika aku seenaknya menjungkir balikkan nasibmu?

Dennis : Sepertinya begitu. Aku pasti akan marah jika kau selalu membuat jalan hidupku kacau tanpa sebab. Tapi ... jika pada akhirnya nanti kisah hidupku akan berakhir bahagia, kurasa aku tak masalah.

Author : Dan jika akhir hidupmu berakhir buruk?

Dennis : Pernah dengar cerita tentang seorang penulis yang jadi gila, akibat merasa sering dihantui oleh tokoh rekaannya sendiri?

Author : Tidak pernah.

Dennis : Artinya kau akan jadi author pertama yang akan mengalami hal itu.

Author : ... ... ... (Menelan ludah, dan mulai berpikir untuk merombak total outline cerita)

Itulah hasil wawancaraku dengan salah satu tokoh fiksiku. Sekian dan terimakasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro