Wawancara Tokoh oleh Widya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

nama : widya
Akun wp :  @strawberryvnila
nama tokoh yg di wawancarai : Chelsea Kimberly.
judul novel : You Belong With Me

Judul cerita yang aku pakai untuk wawancara : You Belong With Me (masih di draft)

WIDYA (W) : "Hai, Chelsea! Selamat malam. Aku dapat tugas dari grup WWG untuk menceritakan, atau lebih tepatnya mewawancarai salah satu tokoh aku, dan dari sekian banyaknya cerita yang aku buat di draft, aku pilih kamu! Apakah kamu bersedia?"

CHELSEA (C) : "Siap kok, kamu kayak orang baru kenal aja wid, kalau mau tanya harus minta izin dulu, biasanya langsung nyerocos aja."

(W) : (tertawa malu). "Ah kamu mah buka aib aja taunya, Chel."
(C) : (tertawa jahat). "Kenyataan Wid, haha."

(W) : "Ya terserah kamu aja de,h, Chel. Bisa kita mulai nggak nih?"
(C) : "Yaudah mulai aja. Kamu tuh yang ngulur waktu, aku udah ngantuk nih pengen bocan."

(W) : "Iyain aja dah. Bisa kamu jelaskan tentang dirimu sedikit, Chel?"
(C) : "Bisa kok. Nama panjang aku Chelsea Kimberly. Usiaku sekarang enam belas tahun. Anak tunggal dan penyuka warna kuning. Oh iya, kamu bisa panggil aku Chelsea, jangan Eci ya, pokoknya jangan."

(W) : "Singkat banget, Chel. Yang banyak dikit kenapa? Kayak hobi, goldar, zodiak, atau pekerjaan ortu kamu dan latar belakang kehidupan kamu?"
(C) : "Oh, mau yang panjang ya? Ga bilang, sih. Darii.. Hobi aja dulu kali ya? Hobi aku ngeinstrumen lagu dari gitar, goldar aku O, zodiak aku Libra. Aku adalah anak tunggal dari pasangan Robert Handika dan Lovita Euriska. Aku masih SMA kelas dua jurusan IPA di SMA Pandu Abadi.

(W) : "Wow, hobi kamu unik banget, yah. Udah ada berapa lagu yang berhasil kamu instrumenkan?"
(C) : "Ngga banyak juga, soalnya tugas numpuk, jadi jarang pegang gitar. Sekitar dua lah yang udah komplit."

(W) : "Termasuk keren itu, Chel. Orangtua kamu kerjanya apa?"
(C) : "Papa seorang jaksa, sedangkan Mama aku seorang wartawan."

(W) : "Oh, anak berada dong berarti."
(C) : "Yaa begitulah."

(W) : "Gimana rasanya jadi anak tunggal?"
(C) : "Yah jelas bosen lah. Tapi, enaknya seluruh perhatian orangtua itu hanya ke kita terus, haha." (tertawa puas)

(W) : (ikut tertawa). "Okee, terus status kamu apa? Single atau jomblo, nih?"
(C) : "Single, haha."

(W) : "Yakin nih single? Yang kemarin itu siapa, ya?"
(C) : "Cuma tiga hari doang, ngga jadi mantan kan? Lagipun dia.. Udah skip ke next questions."

(W) : Terus, sosok siapa yang lagi kamu rindu?"
(C) : "Dia seorang cowok dan manusia." (tersenyum membayangkan lelaki yang ia rindukan)

(W) : (agak shock). "Jadi ... Kamu belum..?"
(C) : "Iya, dia Senna. Senna Julian. Dan bener kata kamu, aku masih belum bisa berpaling hati dari dia."

(W) : "Yang tabah ya, Chel. Aku yakin suatu saat nanti, semuanya akan indah. Baik itu untuk kamu dan untuk Senna." (sambil menepuk pundak Chelsea.)
(C) : "Iya, makasih."

(W) : "Kalau aku boleh tahu, kenapa kamu masih belum bisa move on dari dia? Padahal sudah jelas, kan? Dia datang untuk mainin hati kamu aja. Dia selalu bully kamu untuk kesenangan dia sama temen-temennya, dan terlebih.. dia menjadikan kamu menjadi pelampiasan dia aja."
(C) : "Jujur, aku juga gatau kenapa aku belum bisa move on. Memang untuk move on sering kali terbesit di pikiranku, namun saat melihat dia, apalagi waktu dia senyum bahagia meski bukan aku alasannya, rasa sayang itu kembali muncul. Selalu begitu."

(W) : "Emangnya di diri Senna itu ada apa, sih? Setau aku, Senna ga ganteng amat. Bahkan sahabat kamu sendiri bilang muka Senna itu kayak orang penyakitan."
(C) : "Ngga tahu tuh, yang aku liat Senna itu sempurna. Saking sempurnanya, sangat susah buat aku gapai."

(W) : "Oke jangan mewek dulu, Chel. Masih belum selesai wawancaranya."
(C) : (mengusap air mata). "Siapa yang mewek, sih? Kamu terlalu bawa perasaan."

(W) : "Hmm, adakah orang yang selalu membuatmu tersenyum?"
(C) : "Ada, namanya Senna. Bahkan saat membayangkannya saja sudah membuat aku tersenyum."

(W) : "Kamu setia banget sama Senna, Chel. Semoga kamu dapet yang setimpal dengan perbuatan kamu ya.."
(C) : "Aminn, semoga aja."

(W) : "Okee lanjut. Menurut kamu, apa yang membuat diri kamu menarik?"
(C) : "Hmm.. Entahlah aku juga bingung. Aku tidak bisa menilai diriku sendiri, dan juga menurut orang dan diriku sendiri juga berbeda."

(W) : "Bener juga, tumben kamu bijak Chel."
(C) : "Soalnya tadi abis dengerin khotbah, jadi aku tiba-tiba bijak deh, haha."

(W) : "Denger khotbah terus ya, Chel. Aku terharu denger kamu bijak gitu, biasanya kan kamu childish."
(C) : "Iyain aja deh asal kamu bahagia, Wid."

(W) : "Pertanyaan selanjutnya. Apa yang belum kamu dapatkan, dan sangat ingin kamu lakukan saat ini?"
(C) : "Aku ingin membawa Papa dan Mamaku ke luar negeri dengan uangku sendiri."

(W) : "Wihh, keren banget. Tapi kamu udah pernah ke luar negeri kan?"
(C) : "Udah, cuman pengen aja. Apalagi membawa Papa dan Mamaku ke Yerusalem."

(W) : "Aku doain terwujud ya, Chel."
(C) : "Aminn, makasih doanya."

(W) : "Yoi. Ngomong-ngomong, usaha apa aja yang udah kamu lakuin untuk mewujudkan itu?"
(C) : "Aku udah mulai nabung, tanpa Mama dan Papa sadari tentunya. Dan juga, aku udah mulai sering tampil di cafe untuk nunjukkin karya lagu aku sendiri."

(W) : "Wah, keren ya usaha kamu, Chel. Kalau misalnya nih, kalau usaha itu gagal, apa planning kamu?"
(C) : "Jadi anak yang berprestasi. Terus masuk kuliah dengan beasiswa, jadi uang saku aku bisa aku tabung."

(W) : "Semangat untuk planningnya ya! Terus.. Apa konflik paling berat yang author berikan pada hidup kalian?"
(C) : "Banyak banget. Pertama, saat Mama dan Papa kecelakaan mobil dan nyawa hampir tidak tertolong. Kamu tau, aku nggak tau apa yang terjadi di hidupku tanpa adanya mereka. Belum lagi usaha saya untuk membanggakan mereka belum ada sama sekali. Yang kedua, Senna menembakku hanya untuk ketenarannya saja, karena saat itu Bang Rangga, cowok sekaligus kakel aku yang cukup di gemari di satu sekolahan, suka sama aku. Yang ketiga, ternyata Senna suka sama Jeniffer, yang tak lain sahabat lamaku.

(W) : "Ha? Senna ngedekatin kamu hanya karena hal sepele itu?"
(C) : "Iya, jahat kan dia?"

(W) : "Banget, Chel. Semoga dia cepet sadar ya, bahwa cewek kayak kamu ini nggak sepantasnya di sia-siakan.
(C) : "Amin. Makasih sekali lagi."

(W) : "Oke pertanyaan terakhir. Marah gak, author seenaknya jungkir balik nasib kamu?"
(C) : "Emangnya kalau marah, nasib aku bisa diubah lagi? Aku cenderung kecewa, sebenarnya. Tapi dari hal itu aku mengerti akan satu hal, bahwa jika kamu tidak berjuang akan kehidupan ini, kamu akan di buang. Dan aku percaya kata Mama saat aku masih kecil, beliau bilang, dunia itu keras.

(W) : "Sangat inspiratif. Makasih yaa Chel untuk waktunya. Semoga Senna sadar kalau kamu lebih daripada Jeniffer. Sekarang kamu bisa bocan, Chel."
(C) : "Iya, terimakasih kembali."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro