Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lets start

.

.

Gomawo yang sudah mereview di chap sebelumnya *bow* Ni lanjutannya review lagi yah *kissu* (Reader: *muntah2*)

Balasan Review

liaonduts: Kris memang cool kok menurut aku *peyuk Kris*#ditendang Tao. Asal jangan jadi 'to cool' dibaca Tukul aja hehehe XD

Me1: Fiuhhhh~ *niup leher Me1* ngerinding lagi gak? *dijitak*

angelwin: Mans? Maksudnya manusia? Ada yang manusia ada juga yang spesiesnya bukan manusia kaya Chanyeol*ditonjok Chanyeol* pokoknya lihat aja nanti member lainnya kayak apa huehehehe~ :p

BlackPearl08: Kalo aq suka horor *gak nanya* Wow... benarkah action dan horornya kerasa? Gomawo chingu *hug* Oh ya Sukhoi *ngelus dada*, tapi adegan ini aku ambil di film Resident Evil yang Afterlife.

Mayuka57: Wah... masa chingu ampe nangis? Aq aja ngetiknya malah sambil ketawa2 *orang gila* aku juga mau cipok Kris *dibuang kelaut* XP

Henry Park: Iya tuh yang nyelamatin kakak aq si Kris *ngaku-ngaku* XD

Raichi Lee Sangjin ELF: Kan gak seru kalau gak ada yang meninggal *dilempar gerobak(?)* Awas ah kalo gak napas bahaya saeng~, nanti Tao mau ngasih napas buatan buat kamu mau?

sari2min: Jangan tegang chingu, rileks aja santai kaya lagi tidur(?) Yap, yang nolong itu mantan suami saya si Kris#pletak kalau Luhan masih lama kayaknya munculnya.

: Kalau jidat chingu meledak kaya Chunnie oppa nanti donk *Dijitak Yoochun* Nih udah di update jadi goloknya simpan yah hehehe XD

.

.

Evil Town

Chapter Two

.

.

KaiHun Side

.

.

Ditengah suasana yang mencengkam dan semilir angin yang berhembus cukup kencang. Dua orang manusia tengah berlari menembus angin malam yang begitu dingin. Mereka berlari tanpa tujuan dan arah, hanya insting yang mereka punya sebagai petunjuk arah kemana mereka harus pergi.

Suara deru napas yang tidak beraturan, keringat dingin yang mengalir deras dari setiap anggota badan, rasa takut yang amat sangat. Semua menyatu dalam symphony beraturan. Mereka terus berlari, berlari dan berlari tanpa melihat kearah belakang. Tatapan mata mereka hanya terfokus kearah depan.

Waktu berjalan sesuai dengan tugasnya, mereka mulai merasakan lelah dan letih di sekujur tubuh. Entah sudah berapa jauh dan lamanya mereka berlari dalam keheningan malam. Sepi, sangat sepi untuk sebuah tempat yang mereka bisa pastikan adalah sebuah perkebunan.

Tidak ada tanda kehidupan ataupun tanda adanya mahluk hidup yang mereka lihat. Jangankan manusia yang akan menyelamatkan mereka, suara serangga ataupun hewan saja mereka tidak temukan dalam indra pendengaran mereka.

Ditambah lagi tanpa adanya penerangan ataupun cahaya membuat mereka berlari kemanapun kaki mengantar. Peluh makin membanjiri kedua insan tersebut. Kecepatan lari mereka makin berkurang dan makin pelan.

"Hosh ... hosh ... aku tidak kuat berlari lagi Kai hyung hosh ..." Sehun menyeka keringat disekitar wajahnya. Wajahnya merona karena rasa lelah dan haus, matanya terpejam dan kadang terbuka. Menstabilkan detak jantungnya yang di atas normal.

Kai diam tidak bergeming menjawab pertanyaan Sehun. Dia terlalu lelah walau hanya sekedar untuk berbicara. Memori tentang kejadian sebelumnya masih menghantui pikirannya dan juga pikiran tentang Tao. Dia mulai memikirkan Tao, apakah dia selamat? Apakah dia baik-baik saja? Atau mungkin?

Kai menggelengkan kepalanya mengusir pikiran negatif yang muncul dalam benaknya. Tao pasti selamat dan dia pasti sekarang sedang mencarinya dan Sehun. Yah benar, Tao pasti dalam keadaan selamat.

"Hyung lihat itu," tunjuk Sehun pada sebuah bangunan besar kuno bergaya klasik tidak jauh dari mereka.

Kai mendongak melihat arah yang ditunjuk Sehun. Masih menstabilkan deru nafasnya yang tidak beraturan.

"Kita sebaiknya beristirahat ditempat itu. Mungkin ada seseorang yang akan menolong kita di sana." Sehun melingkarkan tangannya pada leher Kai dan membawanya menuju rumah tersebut.

Mereka kini sudah berada didepan pintu rumah tersebut. Suasananya begitu sunyi senyap tanpa ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.

Jantung mereka mulai berdetak tidak karuan, mengingat mungkin saja ada bahaya dihadapan mereka jika mereka masuk kedalam sana.

Sehun melepas lingkaran tangannya pada Kai. Dan dia mulai mendekat pada pintu tersebut. Mereka berdua menelan ludah dengan apa yang akan terjadi. Sehun menatap wajah Kai, Kai mengangguk mengiyakan apa yang akan Sehun lakukan.

TOK

TOK

Sehun mengetok pintu tersebut. Konyol memang, tapi mungkin saja ada orang di dalam sana. Tidak sopan rasanya masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

TOK

TOK

Masih tidak ada yang menyahut atau membuka pintu untuk mereka. Sehun menatap Kai yang mengangguk padanya. Dengan pelan Sehun membuka pintu tersebut.

Lucky! Pintu rumah itu tidak terkunci sama sekali. Suara berderit pintu tertangkap indra pendengaran mereka begitu Sehun mulai membuka penuh pintu tersebut. Namun ...

"GRAAAAAAHHHH!"

Sesosok mahluk tiba-tiba keluar dan mencengkram leher Sehun dengan kedua tangannya. Sehun kaget seketika dan perasaan takut mulai menghampirinya. Dia menatap sosok mengerikan didepan wajahnya.

Matanya putih tidak memiliki pupil, wajahnya seperti seorang yeojya paruh baya namun hancur dengan keriput di mana-mana. Hidungnya hilang entah kemana hingga terdapat dua lobang yang jelas di atas bibirnya. Giginya terlihat tajam ketika dia menggeram.

Sang sosok tersebut masih mencengkram leher putih Sehun dengan tangannya yang mengerikan. Sehun berusaha melepas cengkraman sang mahluk tersebut dengan kedua tangannya. Kai yang melihat tidak diam saja, dia membantu Sehun melepaskan cengkraman sang yeojya mengerikan tersebut.

Namun, sang yeojya itu masih tetap mencengkram leher Sehun, tidak bergeming sama sekali. Bahkan wajahnya mulai mendekati leher Sehun dan memperlihatkan gigi tajam hitamnya, bermaksud untuk menggigit leher Sehun.

"Arrgghhh hyung uhuk ... tolong aku uhuk." Sehun menatap Kai yang memegang wajah sang yeojya agar menjauh dari leher Sehun. Kai menarik wajah tersebut sekuat tenaga agar makin menjauh dari jangkauannya pada leher Sehun.

"Hiyaaahhh!" teriak Kai.

KRETEK

BRUGH

Sang yeojya jatuh ke tanah setelah Kai dengan sekuat tenaga memelintir kepala sang yeojya hingga tulang lehernya patah. Kai menatap wajah Sehun yang masih dilanda rasa takut, napasnya tidak beraturan dan kedua matanya mulai berkaca-kaca. Kai memeluk Sehun bermaksud menenangkannya.

"Sshhh ... sudahlah jangan menangis. Semuanya baik-baik saja Sehunnie." Tenang Kai sambil mengelus-elus punggung Sehun yang sesegukan di bahunya.

"Hiks, aku takut hyung hiks aku pikir aku akan mati hiks ..." isak Sehun dengan air mata yang mulai mengalir turun dari kelopak matanya.

Sehun memang seorang yang manja dan penakut. Kai mengerti keadaan Sehun sekarang, karena dia pun merasakan hal yang sama.

Setelah dirasa cukup tenang, mereka berdua melepas pelukan masing-masing dan menatap seonggok mahluk yang baru saja mereka temui.

"Mahluk apa sebenarnya ini? Dia seperti manusia tapi bertingkah layaknya bukan seperti manusia," kata Kai sambil mendorong sang mahluk dengan kaki kanannya agar badannya terbalik ke posisi tengkurap.

Sehun menatap sang mahluk tersebut dengan pandangan ngeri di samping Kai. Mahluk itu memang seperti manusia. Namum berbeda, mereka mengerikan dengan pakaian mereka yang sangat kotor dan lusuh.

Selain itu, pakaian yang mereka gunakan tidak seperti pakaian zaman mereka. Itu seperti pakaian zaman eropa klasik.

Kai dan Sehun langsung bergerak mundur begitu mahluk tersebut, yang mereka kira telah mati kini membuka matanya. Dengan posisi kepala yang miring ke sebalah kanan, sang mahluk mulai bangkit dan bersiap menyerang mereka kembali.

"Ya Tuhan! Kenapa dia hidup kembali?" pekik Sehun sambil berlindung dibelakang punggung Kai. Mereka berjalan mundur perlahan dikala sang mahluk mulai mendekat.

Keringat mulai membanjiri kedua insan tersebut. Mereka merasakan ketakutan yang sama pada mahluk tersebut. Kai mulai mencari ide untuk memusnahkan atau mungkin membunuh mahluk di hadapannya sebelum mahluk tersebut membunuh dirinya dan Sehun.

Pandangannya tertuju pada sebuah tombak yang tergeletak di samping kirinya. Dengan sigap dia mengambil tombak tersebut dan menusuk tepat bagian jantung sang mahluk tersebut sekuat tenaga.

"GRAAHHHHH!" teriakan sang mahluk begitu Kai makin memperdalam tusukan tombaknya pada dada sang mahluk. Kedua tangan sang mahluk tersebut bergerak tidak beraturan.

Sehun hanya bisa berdoa dalam hati agar mahluk tersebut mati dengan cara ini.

BRUGH

Sang mahluk pun kini kembali terjatuh ke tanah untuk kedua kalinya. Darah hitam mulai keluar dari luka tusuk akibat tombak Kai. Kai dan Sehun menatap ngeri darah hitam tersebut.

"Darah hitam?" Kaget Kai memperhatikan sang mahluk itu.

"Kurasa dia bukan manusia hyung," kata Sehun.

"Apapun itu, sebaiknya kita masuk ke dalam rumah ini. Mungkin lebih aman di dalam dari pada di luar sini."

Dan setelahnya dia menarik tangan Sehun masuk ke dalam rumah tersebut meninggalkan mayat yeojya mengerikan yang bersibah darah berwarna hitam pekat.

.

.

.

.

YoonSica Side

.

.

"Kita terpisah dari yang lain," ucap Yoona di sela-sela deru napasnya setelah berlarian tidak tentu arah dengan Jessica.

Mereka berada di sebuah perbukitan yang sangat sunyi dan berkabut cukup tebal. Jessica melihat kesekelilingnya dengan diliputi rasa takut.

"Apa monster tadi mengejar kita??" tanya Jessica tanpa bisa menghilangkan rasa takut dalam kata-katanya.

"Kurasa tidak. Kita sudah berlari cukup jauh Sica," balas Yoona tidak yakin.

Untuk sejenak kesunyian meliputi mereka. Hanya suara angin yang berhembus yang tertangkap indra pendengaran mereka. Tubuh mereka juga sedikit menggigil merasakan terpaan angin malam di sekujur tubuh mereka yang terbalut kain khas seorang pramugari yang sudah lusuh.

Mereka sangat lelah setelah berlari dengan bertelanjang kaki diliputi rasa takut setelah bertemu dengan monster yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka pikir mahluk semacam itu hanya ada di film-film horor yang mereka tonton di bioskop bersama sang namjachingunya. Namun, mereka tidak menyangka mahluk menyeramkan itu ternyata nyata.

Masih teringang dikepala mereka bagaimana mengerikannya mahluk tersebut membunuh seorang staf dan memakan apa yang ada dalam tubuhnya. Hal itu membuat mereka merasa mual kembali.

Mata Jessica memincing begitu melihat sebuah siluet seseorang yang sepertinya tengah duduk membelakanginya didekat sebuah pohon besar. Orang itu tengah diam bersandar pada pohon besar tersebut.

"Di sana ada seseorang," ucap Jessica pelan sambil menunjuk ke arah pohon tersebut.

Yoona pun memincingkan matanya menatap arah yang Jessica tuju. Dia melihat sebuah siluet manusia yang tengah bersandar pada pohon.

"Kita kesana, mungkin orang itu bisa membantu kita," Yoona mulai berjalan kearah orang tersebut diikuti oleh Jessica dibelakangnya dengan memegang tangan kanan Yoona takut.

Makin lama jarak mereka dengan orang tersebut makin dekat namun orang tersebut masih diam tidak bergeming. Orang itu pakaiannya tampak sangat acak-acakan dan lusuh dan dari stylenya terlihat style seorang namja. Yoona merasa pernah melihat baju dengan style seperti itu sebelumnya. Namum, entah dia lupa di mana.

"Pe-permisi pak. Apa anda bisa membantu saya?" tanya Yoona dibelakang orang tersebut.

Orang itu masih diam tidak bergeming. Jessica mulai merasa takut dengan makin mempererat genggaman tangannya pada Yoona.

"Pak?" Yoona mulai menyentuh bahu orang itu hingga orang tersebut oleng dan terbujur kaku dihadapan mereka.

Yoona menahan rasa mualnya. Namun, Jessica langsung muntah begitu melihat pemandangan yang tersaji dihadapan mereka.

Itu adalah mayat salah satu staf yang ikut lari bersama mereka. Namun, keadaannya sangat mengenaskan. Matanya hilang entah kemana, kulit wajahnya habis hingga memperlihatkan tengkorak kepala namja tersebut.

Perutnya terbuka dengan beberapa organ tubuh yang tercecer yang mulai mengering. Beberapa organ tubuh terlihat hilang entah kemana, seperti hati, jantung, paru, dan usus.

Kedua yeojya tersebut kemudian berlari dari tempat tersebut. Namun, langkah mereka berhenti begitu melihat seorang namja yang sedang membawa sebuah cangkul dengan noda bercak merah di ujungnya. Wajahnya mengerikan dengan keriput dan dengan daging di pipi berwarna hitam merekah keluar.

"GRAHHHHH!" Sang namja mengangkat cangkulnya tinggi-tinggi pada mereka.

"KYAAAAAAAAAA!" jerit kedua yeojya tersebut.

.

.

.

.

Suho Side

.

.

Keempat orang insan manusia tengah berbenah ditempat kecelakaan pesawat. Mereka mengumpulkan barang-barang yang sekiranya berguna untuk mereka gunakan. Mulai dari selimut, pakaian, alat medis, beberapa makanan dll.

Mereka memasukkannya dalam sebuah tas ransel yang tidak termakan si jago merah.

"Kita juga memerlukan senjata untuk berjaga-jaga," ucap Chen sambil mengambil sebuah pisau lipat.

"Kurasa kita lebih dari sekedar dari pisau itu Chen. Kita tidak tahu mahluk macam apa yang akan kita temui nanti." Suho mulai menggendong tas ransel miliknya yang cukup ringan diikuti Baekhyun dan Sunny.

"Kita pergi," ucap Suho yang diangguki yang lainnya.

Mereka pun mulai berjalan sesuai insting mereka yang mengantar mereka entah kemana. Mereka hanya bisa berharap bisa keluar dari tempat mengerikan ini bersama teman-teman mereka yang terpisah.

Hanya kesunyian yang menemani perjalanan empat insan manusia tersebut. Tidak ada tanda-tanda suara mahluk malam ataupun kehidupan manusia. Hanya ada suara semilir angin yang menemani mereka. Mereka berjalan masing-masing dengan membawa sebuah senter yang sudah agak rusak.

Mereka mulai melewati sebuah jalan berbatu dengan pohon-pohon tinggi menjulang di samping kanan dan kiri mereka. Terkadang mereka terpeleset. Namum, kembali berdiri dibantu satu sama lainnya.

Ketika melewati sebuah tanjakan terjal, mata Baekhyun menatap siluet seseorang yang memperhatikan mereka dari jarak yang cukup jauh.

"Nuguya?" seru Baekhyun sambil memperhatikan siluet tersebut dengan memincingkan matanya.

Kontan seruan tersebut membuat tiga orang lainnya menatap Baekhyun heran.

"Waeyou Baekhyun-ssi?" tanya Sunny melihat Baekhyun yang tengah menatap sesuatu di arah barat mereka.

Baekhyun mengangkat jari telunjuknya mengarah siluet orang tersebut. Bersamaan dengan arah telunjuk Baekhyun siluet tersebut yang tampak seperti manusia mengibaskan sesuatu seperti sebuah sayap di belakangnya.

Empat pasang mata yang melihat langsung kaget dengan apa yang mereka lihat. Siluet tersebut mendekat pada mereka dengan cara terbang bagai burung yang terbang dengan gesit. Tidak berapa lama, dia sudah berada di depan keempat orang tersebut.

Suara kepakan sayap terdengar jelas bagi siapa pun yang berada disana.

"Hallo~ semuanya," sapa siluet tersebut yang ternyata adalah seorang namja cukup tinggi dengan sayap hitam bagai gagak dibelakang punggungnya.

Wajahnya putih pucat, berambut pirang bergelombang, dan memakai baju eropa kuno yang tampak kotor oleh bercak darah.

Mereka berempat mulai mundur begitu sang namja misterius mendekati mereka. Wajah mereka menampakan rasa takut yang amat sangat melihat seorang manusia yang memiliki sebuah sayap.

Berbanding terbalik dengan sang namja misterius yang memamerkan sebuah senyum cerah. Namun, bermakna dingin didalamnya.

"Si-siapa kau? Dan apa maumu?" seru Suho dengan keberanian yang ada. Suho melindungi tiga orang lainnya dengan berada di posisi paling depan.

"Perkenalkan, namaku Chanyeol," ucap namja tersebut masih terbang tidak begitu tinggi di depan mereka. Menghiraukan empat pasang mata yang menatap takut padanya.

Matanya menatap arah pada Baekhyun yang sedang ketakutan sambil memegang erat tangan kiri Suho.

'Seorang mangsa baru yang sangat manis. Cocok kujadikan makan malam hari ini slurp ...' batin namja tersebut dan tanpa sadar menjilat bibir atasnya.

Matanya yang semula berwarna coklat kehitaman berubah warna menjadi merah semerah darah.

"GRAAAWWWWWW!!" terink namja bersayap itu dikeheningan malam. Membuat siapa pun yang mendengarnya akan merinding ketakutan.

.

.

.

.

.

Tao Side

.

.

Tao tengah terduduk tidak sadarkan diri di sebuah pohon oak dengan berselimut sebuah jubah lusuh berwarna hitam. Didepannya terdapat api unggun yang membuat dirinya terutama tubuhnya yang kedinginan menjadi hangat.

Di salah satu pohon oak lain, terdapat seorang namja tengah membersihkan sebuah pistol miliknya dengan sebuah kain.

Namja itu, yang tidak lain adalah namja yang sudah menolong Tao membunuh monster mengerikan yang menyerangnya.

Namja itu memakai sebuah pakaian seperti sebuah agen rahasia (anggap pakaiannya sama kaya Leon) dengan beberapa macam senjata disekitar tubuhnya. Namja itu memiliki ciri berwajah sedikit oriental, sangat tampan dengan rambut blonde lurus dan bertubuh tinggi.

Tidak lama berselang, mata Tao perlahan terbuka menampakkan bola mata hitam kelam indah miliknya. Tao mengerjapkan kedua matanya beberapa saat, mengumpulkan jiwanya yang belum sepenuhnya terisi penuh.

Pertama kali yang Tao lihat adalah sebuah kain yang menutupi dirinya dan sebuah api unggun didepannya.

Mata Tao terbuka lebar begitu mengingat semua yang terjadi. Monster itu, monster yang menyerang mereka dan membunuhnya. Tapi, dia merasa seperti berada di dunia bukan di akhirat sama sekali. Karena Tao masih merasakan rasa sakit dan pemandangan didepannya yang terlihat seperti disebuah hutan yang ada dibumi.

Mata Tao mulai melihat kesekeliling dan matanya melebar melihat seorang namja tengah duduk tidak jauh darinya. Namja itu tengah mengelap sesuatu di tangannya.

Mendengar ada sebuah suara dari arah Tao, sang namja misterius mulai berhenti membersihkan pistolnya dan menatap Tao yang menatapnya. Mata mereka berdua bertemu dan tidak ada satu pun dari mereka yang melepas pandangan mereka satu sama lain.

'Tampan!' batin Tao tanpa sadar melihat wajah sang namja.

Keheningan mulai tercipta di antara mereka, mereka masih tidak melepas pandangan mereka.

"Kau sudah bangun?" tanya sang namja misterius dengan bahasa canton atau Cina yang fasih. Namja tersebut melepas pandangan mereka. Dia mulai berdiri dan berjalan mendekat pada Tao.

"Si-siapa kau?" tanya Tao sedikit takut. Tentu saja Tao takut, dengan apa yang telah terjadi di pulau ini pikirannya mulai negatif terhadap apa pun. Tapi, namja itu bisa berbahasa Cina dengan sangat fasih. Siapa sebenarnya dia?

CKLEK

DOR

DOR

BRUGH

BRUGH

Dua timah peluru panas meluncur dari moncong pistol sang namja misterius. Dua tubuh tergeletak di arah kanan dan kiri sang namja misterius yang jaraknya kira-kira 10 meter. Asap masih mengepul dari kedua moncong pistol sang namja misterius tersebut.

Mata Tao terbelalak begitu melihat namja tersebut menembak tanpa melihat sama sekali. Namun, keterkejutannya tidak berlangsung lama begitu dia sadar apa yang dia tembak bukanlah sebuah monster yang dia lihat sebelumnya melainkan dua manusia yang terlihat terbujur kaku dengan pakaian yang sangat lusuh.

"HEI! Apa yang sudah kau lakukan? Kenapa kau membunuh orang-orang itu!" seru Tao mulai berusaha berdiri namun karena tubuhnya belum sembuh benar, Tao kehilangan keseimbangan.

Sebelum terjatuh kebelakang, sebuah tangan memeluk pinggangnya hingga Tao tidak terjatuh ke tanah. Melainkan jatuh dalam pelukan namja tersebut.

Tao bisa melihat dengan jelas wajah namja yang menolongnya itu dari dekat, wajah datar tanpa emosi. Namja itu kemudian dengan hati-hati memposisikan Tao dalam posisi duduk.

"Mereka bukanlah manusia, kedua orang itu adalah mahluk semacam zombie," ucap namja itu setelah Tao sekiranya mendapat posisi duduk yang nyaman.

"Zo-zombie?"

"Ya, mereka juga akan membunuh orang-orang dan memakan orang yang telah mereka bunuh. Sama seperti monster yang sudah kau lawan sebelumnya. Mereka tampak seperti manusia pada umumnya. Namum, bukan manusia," jelas sang namja sambil duduk berjongkok di depan Tao.

Tao mengangguk mendapat penjelasan dari sang namja.

"Ta-tapi siapa sebenarnya kau? Dan tempat apa sebenarnya ini?" ucap Tao penasaran.

"Namaku Wu Yi Fan, tapi kau bisa memanggilku Kris. Aku adalah seorang agen dari kepolisian Cina." Sang namja yang bernama Kris itu menghela napasnya sebelum melanjutkan.

"Aku juga tidak tahu tempat macam apa ini. Aku sudah terkurung ditempat ini sekitar enam bulan lamanya ... kurang lebihlah!"

"E-enam bulan?" tanya Tao tidak percaya.

"Yap, dan selama itu aku sudah menghadapi banyak mahluk aneh ditempat terkutuk ini."

"Tapi, ngomong-omong siapa kau dan kenapa kau bisa ke sini?"

"Namaku Huang Zi Tao, kau boleh memanggilku Tao dan aku orang Cina. Untuk pertanyaan terakhirmu aku juga tidak tahu. Kau sendiri kenapa bisa ada ditempat seperti ini?"

Sebelum Kris menjawab pertanyaan Tao, mereka dikejutkan oleh sebuah teriakan histeris dari arah belakang mereka.

"KYAAAAAA TOLOOONNNGGGG!"

.

.

TBC

.

.

Author : Fiuhhhh selesai juga, aku ngetiknya sambil nonton hyung aq maenin game Resident Evil jadi ada ide buat langsung di update. Dan teng ning neng~ Kris dan Chanyeol telah muncul *prok prok prok*

Kris: *Pose ala detektif* Keren banget deh gue disini hahahaha

Chanyeol: Aku bisa terbang~ i can fly~ i believe i can fly~ huhuhuhuyyyy

Sehun: Leherku sakit abis dicekik

Author: Yang nyekik enak amat yah bisa megang atau mungkin grepe-grepe Sehun*ngiler* aku juga mau jadi zombienya ah#plakplak

Luhan: Aku gak terima KaiHun moment disini

Kyungsoo: Aku juga gak terima, Kai is mine

Author: Gak ada pair KaiHun disini woyyyyyy

Kai: Hyung~ kau cemburu ama abang Kai nih yey

Sehun: Jangan khawatir Luhannie~ diriku hanya untukmu *cie cie*

Author: Ahhhh malah pada pacaran, REVIEW PLEASE

.

.

9817 9:19
Reup: 7119

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro