Chapter 1: Kemajuan Team

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah 4 bulan El kembali ke organisasi Excess. Sejak itu El menjadi seorang mentor team Oryza. Team yang terdiri dari 5 orang termasuk El.

Sepanjang musim panas kemarin team Oryza mendapat pelatihan sangat keras oleh El. Walaupun latihannya hanya dua sampai tiga kali dapat membuat orang mengeluh.

Seperti sekarang mereka sedang berada di lapangan outdoor tempat latihan. Berlari keliling lapangan yang luas di bawah terik matahari yang panas. Mereka sudah terbiasa dengan latih keras ala El. Awalnya mereka tidak sanggup tapi El menekankan bahwa semua latihan keras pasti membuahkan hasil yang bagus di kemudian hari.

“Ayo semangat teman-teman!” teriak El sambil berlari santai. Padahal El sudah mengelilingi lapangan untuk ke lima belas kalinya. Sedangkan mereka baru sembilan keliling saja.

‘Sungguh tenaga kuli bangunan' batin teman teamnya.

“Ya sudah cukup sepuluh keliling saja. Aku tau kalian pasti lelah setelah simulasi pertempuran tadi.” Kata El sambil duduk selonjor di pinggir lapangan.

“El kenapa kau tidak terlihat kelelahan sih. Padahal tadi kau juga yang menjadi lawan kami berempat.” Tanya perempuan berambut biru itu bernama Mio.

“aku sebenarnya kelelahan juga tapi karena aku sudah terbiasa jadi tidak terlihat bahwa aku kelelahan.” Jawab El santai.

“Aku sungguh kagum sama kamu El.” Kata laki-laki berambut biru tua. Yaitu Derolus sering di panggil Dero.

“Terserah kau kak Dero.” Kata El tak acuh.

El mengambil sebuah kertas di dalam tasnya. Kertas hasil latihan selama musim panas ini.

“Dengar baik-baik ya. Setelah latihan selama musim panas kemarin kalian mengalami kemajuan yang cukup bagus loh.” Kata El dengan muka datarnya.

“apa kemajuannya El.” Kata perempuan berambut pirang twintail itu semangat. Dia bernama Angie.

“jadi kalian mengalami kemajuan dalam berbagai hal. Seperti kalian mulai mengerti bagaimana caranya menggunakan senjata Excess kalian. Pertahanan dan serangan mulai seimbang. Fokus dan stamina kalian sedikit meningkat dari pertama kita bertemu. Tapi kalian masih payah soal mengontrol kekuatan Excess kalian.” Awal bagus terakhir bikin sakit hati.

“Jadi masih belum ada perubahan dalam mengontrol kekuatan Excess gitu?” tanya laki-laki berambut coklat tua dengan santai. Bernama Regal.

“Oh bukan, maksudnya kalian sudah bisa hanya saja pengeluaran energi Excess kalian sangat boros. Nanti aku kan berikan tipsnya. Saat latihan hari minggu ini. Besok aku tidak bisa hadir jadi mentor kalian ya.” Kata El seraya bangkit berdiri dari posisi duduknya.

“Eh,  kenapa?  Besokan hari sabtu kan? Kamu mau kemana El?” tanya Mio.

“ada deh. Pokoknya besok aku ga bisa hadir. Sudah ya latihan hari ini sampai sini dulu. Jangan lupa kunci ruangannya ya. Aku duluan bye bye.” Kata El lalu pergi begitu saja.

“nee nee,  bagaimana jika besok kita cari tahu El pergi kemana. Lagi pula sekolah Excess kan besok libur kan?” usul Angie semangat.

“boleh juga sih aku penasaran El mau kemana. Notabene El orangnya mageran jika berpergian.” Kata Dero sambil menganggukan kepala.

“tapi bila El mengetahui dia sedang diawasi bisa marah loh.” Kata Mio yang tak setuju.

“aku juga penasaran sih. Besok kita selidiki El yang sehabis pulang sekolah. Jadi Mio kau ikut saja tiga suara lawan satu suara mengalah saja.” Kata Regal membuat Mio menghela nafas lelah.

“baiklah aku ikut saja.”

🍂🍂🍂

Besoknya El yang sedang berjalan menuju ke tempat parkir sadar bahwa teman teamnya sedang mengamatinya. El pura-pura tidak mengetahui lalu menyalahkan motor matic nya yang merupakan bagian fasilitas yang dimiliki El di organisasi Excess.

Walaupun masih di bawah umur tapi El tidak takut ditilang polisi. Karena apa hak seorang Excess hanya dengan menunjukkan idnya apalagi yang rank Excess tinggi dapat hakim khusus mirip penjabat negara.

El melajukan motor matic nya lambat. Dan seperti temannya pun mengikutinya. Terlihat smirk jahat dari wajah datar El.

Dengan perlahan El menambah kecepatan motor matic nya. Menyalip setiap kendaraan yang ada dengan lincah nya. Jelas membuat temannya kaget dan kehilangan jejak El.

“Aku tak menyangka bahwa El ahli membawa motor seperti itu.” Kata Dero sambil menepi ke sisi jalan.

“Sama aku juga. Biasanya El datang ke organisasi menggunakan bus atau di jemput kau Dero.” Kata Mio yang ternyata di boceng oleh Dero.

“ahh gagal deh mencari tahu El kemana.” Gerutu Angie yang bersama Regal yang membawa motor.

“besok kita langsung saja bertanya padanya. Keliatannya El sudah tau bahwa kita mengikutinya dari sekolah.” Terang Regal membuat temannya sedikit kaget.

“Kok kamu tau sih Regal?” kata Angie.

“aku tau karena tadi liat smirk aneh dari El di kaca spion nya.” Dan semua langsung speechless.

“gawat besok kayanya kita kena marah deh.” Kata Mio sambil menepuk jidatnya.

“Ya sudah Terima saja lah. Sekarang kita kembali ke organisasi saja latihan lagi.” Kata Dero di anggukin oleh ketiga temannya.

Sedangkan El sedang cekikikan sambil menurunkan kecepatan motor nya.

“Hihihi ternyata kalian penasaran apa yang aku lakukan hari ini.”

El sampai di sebuah lokasi perbatasan dinding besar yang melindungi daerah perkotaan. Di luar dinding ini terdapat sebuah portal dimensi yang sangat sulit ditutup. Jadi setiap hari pasti ada seekor monster dimensi yang keluar dari sana dengan berbagai macam jenisnya.

Dan El dapat tugas untuk memburu seekor monster rank D dengan seseorang. Dan seseorang tersebut sedang menunggunya disamping motor gedenya.

“oh akhirnya datang juga kau El. Aku hampir mau pulang nih saking bosannya.” Kata orang itu sambil memasang muka cemberut.

“Jijik jangan pasang muka seperti itu. Sok imut dasar Neru Aho!” Kata ku sambil melepaskan kacamata ku lalu memasukkan nya ke dalam saku jaket merah ku.

“galak seperti biasa. Padahal kita baru ketemu lagi El. Tidak ada peluk kangen nih.” Kata orang itu bernama Neru. Rambut kuningnya sangat cocok dengan kulit putihnya. Gaya bajunya mirip anak rock.

“Jijik ga cocok sama tampang preman kek kamu. Ayo selesai kan ini aku ingin pulang lalu tidur.” Kata El sambil mengeluarkan sebuah dua buah gunblade mirip Dangger dari dalam tasnya.

“Ehh,  tidak biasanya kau pakai dangger itu El.” Kata Neru sambil melihat El yang sudah siap tempur itu.

“aku lagi ngasah Agility ku. Aku merasa sekarang gerakan ku melambat. Ayo kita mulai Neru.” Jawab El lalu lari dengan cepat melewati sela tembok besar itu.

“lambat dari hongkong. Cepat gitu dibilang lambat.” Kata Neru lalu mengeluarkan sebuah pedang dan revolver nya dari ruang dimensi. Cahaya kuning keluar dari tubuhnya lalu dia berlari menyusul El.

Terlihat El sudah menemukan targetnya. Monster rank D dengan kemampuan mengeluarkan cairan hijau pekat yang dapat membunuh makhluk hidup.

“Neru tolong urus titik lemahnya. Aku yang akan jadi umpannya.” Teriak El lalu berlari mengelilingi moster yang terlihat seperti slime hijau itu.

“okey El. Hati-hati loh cairnya bisa menghancurkan baju juga loh.” Kata Neru membuat El memutar matanya malas.

“Aku sudah tau. Makanya tidak ada yang mau mengurus monster mesum ini. Dasar kuning mengambang.” Umpat El sambil menembak mata monster itu. Membuat monster itu mengeluarkan suara yang memekikkan telinga.

“Kuning mengambang emang aku sesuatu yang mengambang dikali.” Protes Neru sambil melancarkan serangan secara horizontal dengan pedangnya. Sebuah cahaya kuning membelah sebagian tubuh slime itu.

“Iya sejenis itu lah kau whahaha.” Tawa El bersamaan dengan slime mengaung keras karena tubuhnya terpotong sebagian. El menginjak bagian yang terbelah lalu melancarkan serangan cepat membuat bagain tubuh slime itu hancur berkeping-keping.

“aku berdoa semoga cairan slime ini terkena baju mu El. Aku ingin melihat muka blushing kau. Ahahaha.” Kata Neru lalu menembakkan pelurunya tepat mengenai sebuah bola berwarna hijau di dalam tubuh slime itu. Yang merupakan bagian inti dari monster slime itu.

“Tidak akan pernah aku terkena cair mesum itu. Dasar pedo kuning.” Kata El sambil berlari mendekati tubuh slime yang sudah tak berdaya itu. Dengan satu kali serangan inti monster slime itu terlepas dari dalam tubuhnya.

Menciptakan slime itu mencair El dengan cepat menjauh dari sana agar tak terkena cair yang dapat menghancurkan mahluk hidup dan pakaiannya.

“lihat ini sangat mudah. Kenapa slime yang besar ini tergolong monster rank D ya.” Tanya El sambil berjalan pelan ke arah Neru.

“ya mudah lah. Yang lawan kan Excess rank S.  Dasar El oon.” Kata Neru membuat El menatap nya tajam.

“Maaf aku ini anak pintarnya tidak kaya kau kuning mengambang.” Kata El tak terima.

“Bisakah julukan ku berubah. Di Excess julukan ku Yellow Rock loh. Kenapa sama kamu jadi kuning mengambang?  Ga enak didengar El.” Gerutu Neru.

“bagus lah itu julukan sayangku padamu.” Kata El sambil tersenyum sinis.

“Ya ga usah senyum gitu sih. Kayanya kamu segaja banget deh kasih julukan gitu.” Kata Neru.

“Emang whahahaha.” Tawa El sambil berlari menjauhi Neru yang terlihat murka.

“tunggu kau bocah kucing.” Kata Neru menyusul El.

🍁🍁🍁

Setelah melaporkan misinya El pergi ke tempat Gion (pimpinan Excess Indonesia)

Tok tok

“masuk.” Kata seseorang didalam lalu El masuk.

“Hello El. Gimana berkembang team Oryza?” kata Gion tanpa basa-basi.

“cukup baik kok. Bahkan aku tak percaya mereka bisa bertahan dari sesi latihan extra dari ku.” Kata El sambil ketawa pelan.

“cara melatih mu itu sangat mengerikan El.” Kata Gion sambil menggelengkan kepala.

“Tujuan hanya ingin mereka melampaui batas Excess Gion. Aku ingin mereka menjadi kuat. Tapi melewati batas itu butuh kesiapan yang mantap jika tidak kau tau sendiri kan.” Kata El dengan wajah data seriusnya.

“Ya aku tau El. Aku tau kamu tidak ingin mereka jadi seperti mu kan? “ kata Gion dijawab anggukan oleh El.

“didalam kekuatan besar terdapat sebuah resiko dan tanggung jawab yang besar. Aku tidak ingin mereka merasakan penderitaan yang aku alami. Itu saja.” Terang El membuat Gion tersenyum tipis.

“baiklah aku serahkan mereka pada mu. Aku ingin lihat mereka akan menjadi apa nanti.” Kata Gion.

“Siap laksanakan pak Gion.”kata El sambil memberikan hormat membuat Gion melempar kan pulpen kearah El. Dan tentu saja di hindari oleh El.

“jijik El biasa saja kepada ku. Aku nga suka formal kau tahu.” Kata Gion.

“iya iya aku tau. Kalo begitu aku permisi dulu ya. Oh ini oleh-oleh dari misi tadi.” Kata El sambil melemparkan sebuah mata monster slime yang tadi dia kalahkan.  Dan El langsung kabur dari ruangan tersebut.

“ya ampun anak itu kenapa jadi jahil sih?” kata Gion sambil menggelengkan kepalanya. Pusing melihat tingkah El sekarang.


-Bersambung

Author Note
Hello kembali kali ini lanjutan dari cerita summer kemarin. Dan ini bagian keduanya bagian Autumn

Ini adalah sebuah project season challenge dari FLC_writers.

Pic:  ruangan pimpinan Excess

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro