Now? ok, let's begin!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

07:20 AM Garuda Academy, Indonesia

Di kelas 2-A, kondisi kelas sangatlah berisik. Banyak yang bermain dengan kekuatan mereka namun sudah diminimalisir. Ada yang membaca manga. Ada yang jahil. Namun, mereka bukanlah murid exorcist biasa, mereka adalah murid exorcist elit kelas atas yang kebanyakan adalah bangsawan. Tidak untuk 4 anak yang sedang mengobril di bangku pojok.

"Berisik sekali mereka."keluh seorang laki-laki berambut hitam, biasa dipanggil dengan Rey, Rey Necro.

"Sudahlah, Rey~ kita tidak perlu memperdulikan anak-anak dari tim lain bukan?"balas seorang gadis berambut hitam. Namanya, Agatasya Ginata.

"Benar kata Gina, Rey... Ya kan, Rizani?."sambung seorang laki-laki berambut hitam lebih panjang dari Rey. Namanya Alfharizy.

Laki-laki berambut coklat yang dimaksud Alfharizy hanya membalasnya dengan menangguk, matanya fokus ke handphone miliknya. Namanya Ikhsan Rizani.

"Terserahlah... Aku mengantuk."balas Rey sambil memposisikan dirinya untuk tidur di meja. Yang lain hanya bisa tersenyum kecut melihat tingkah pemalas milik Rey itu.

"Ehem! Semuanya diam!"ucap seorang guru, di tag name-nya tertulis jelas 'Aoki Hikari'. Mendengar itu, semua murid langsung diam dan duduk di meja masing-masing

Di samping pria bernama Hikari itu, ada seorang gadis berambut putih panjang. Wajahnya terlihat gugup.

"Perkenalkan dirimu, murid baru."lanjut Hikari

"A-Anu.. I'm L-Laras Gruimore. Saya berasal dari cabang inggris, mohon bantuannya."ucap gadis itu sambil menunduk sopan. Tiba-tiba Rey terbangun dan menatap gadis bernama Laras itu dengan perasaan tak percaya.

'A-Apa?! L-Laras??!!'

Laras menegakkan tubuhnya, dia melihat ke seluruh ruangan kelas. Tanpa sengaja, Laras juga melihat Rey.

"R-R-R-REY?!"celetuk Laras kaget.

Semua pandangan pun teralihkan pada Rey. Rey yang menyadari itu hanya bisa mendesah. Semuanya terjadi begitu saja.... Karena Rey juga berasal dari cabang inggris. Lebih tepatnya mantan cabamg inggris.

"Oh~ kalian sudah saling mengenal ya, baiklah.. Sudah diputuskan, Gruimore. Kau setim dengan Rey, bersama dengan Agatasya, Ikhsan, dan Alfharizy. Tim Crimson."ucap Hikari tiab-tiba dengan senyum... Penuh arti.

""APA?!""celetuk Al, Gina, Rey, dan Riza bersamaan.

Tunggu... Bukankah Riza menjadi karakter yang jarang berbicara?

"Dan juga... Gruimore, lebih baik kau duduk di sebelah orang yang sudah kau kenal. Mengerti? Siapa lagi kalau bukan Rey."jelas Hikari dengan santai.

"B-Baik, Sir. Hikari."balas Laras gugup. Dia gugup karena sempat mendapat tatapan tajam dari Gina.

Laras pun beranjak dari depan kelas ke bangku sebelah Rey yang kosong. Rey merasa sedikit terganggu, bukan karena keberadaan Laras. Tapi karena dia sudah memutuskan untuk tidak berhubungan dengan asosiasi Inggris lagi. Namun, tak ada salahnya jika dirinya bertanya pada Laras.

"Hoy.. Bagaimana keadaan disana?"tanya Rey, namun pandangannya tetap ke depan. Ke Hikari yang sedang mengajar.

"Tidak ada yang berubah sama sekali. Agnes masih memikirkanmu."balas Laras sambil tersenyum kecut. Raut wajahnya menandakan ia telah menghadapi masa-masa berat

Agnes adalah partner Rey saat berada di Asosiasi Inggris. Mereka berdua sangat akrab sebagai sahabat. Sampai Rey memutuskan untuk keluar dari asosiasi. Karena.... Rahasia. Tenang, nanti di suatu chapter akan ada.

"Hahaha, pasti Agnes membuatmu kerepotan ya?"tanya Rey lagi sambil tertawa kecil.

"Yah.. Begitulah. Aku tak menyangka, aku akan bertemu denganmu lagi disini, Rey. Semua orang di Asosiasi menunggumu."ucap Laras lirih

"Aku tak peduli."balas Rey

Jawaban Rey membuat Laras sedikit syok. Jawaban dingin ditambah kesan singkat bukanlah cara bicara Rey yang biasanya.

"Aku tak peduli karena diriku sudah tak punya hubungan dengan kalian. Kalian juga seharusnya tak peduli padaku.... dan... Sejak kapan kucing putih itu ada di pundak mu?"lanjut Rey.

Hrrr....

Kucing putih magis itu menggeram pada Rey. Sebenarnya dari awal ada disana. Hanya saja tak ada yang menyadarinya. Seperti hilang dari kerumunan.

Tiba-tiba saja muncul rubah putih, dikepalanya terdapat api biru. Rubah itu menatap kucing itu dengan tajam.

Grr...

"Nyaa!"

Kucing putih itu langsung masuk ke dalam tas Laras. Rey hanya bisa tersenyum kecut sedangkan Laras tertawa kecil. Mereka berdua berhenti tiba-tiba karena mendapat tatapan tajam dari Gina.

"R-Rey.. Sebenarnya siapa perempuan yang sedang menatap kita dengan tajam sih?"tanya Laras.

"Gina, tunanganku."balas Rey sambil tersenyum pahit.

"Hee?! Jadi kau sudah pu-AW!"

Sebuah penghapus papan tulis tepat mengenai kepala Laras. Disamping itu, sebuah spidol sedang meluncur ke Rey. Rey pun tersenyum melihat itu dan...

<Mini Death Spear>

Sebuah tombak kecil seukuran pensil muncul di tangan Rey. Rey pun langsung melemparkannya ke spidol itu dengan akurat dan...

"Hancurkan..."

Boom!

Sebuah ledakan kecil terbuat. Tunggu.. Ini terlalu berlebihan untuk sebuah prolog bukan?

Tak selesai sampai disitu. 2 buah penggaris juga meluncur ke Al dan Rizani karena mereka juga berbuat ulah. Rizani dan Al tersenyum kecut lalu....

Al menatap Rizani sambil tersenyum penuh arti. Bisa dikatakan berarti... 'Aku serahkan padamu~'

'Dasar... Seenaknya saja, sudahlah...'batin Rizani

Rizani pun menggenggam tangannya yang kosong dengan cepat. Ia tersenyum kecil.

<mini astral chain>

Rantai berwarna biru cahaya muncul dan menahan pergerakan penggaris itu. Rizani dan Al pun mendesah lega dan kembali..... Tidur.

Rey pun tersenyum penuh arti pada... Gina dan melemparkan sebuah kertas pada Laras. Gina juga tersenyum penuh arti, menandakan ia mengerti maksud dari senyuman Rey.

Di kertas itu tertulis..

Selamat datang di crimson, Laras... Jangan kager kalau kami memiliki kekuatan unik. Juga... Kejadian pak Hikari tadi itu bagian dari rencana kami. Maaf~

Kami tunggu di ruang klub di lantai 2 nanti saat istirahat.

Kau akan bertemu dengan 'seseorang' yang merupakan member baru sepertimu. Semoga beruntung~

Salam hangat, ketua Crimson...

Alfharizy.

Laras terkejut bukan main. Dia telah sedikit bermain di game yang diciptakan Rey dan teman-temannya. Rey hanya melemparkan senyuman lebar dengan jari telunjuk dan tengah tangan kanan yang dibuat menjadi seperti huruf 'V'

"Peace~"ucap Rey sambil tersenyum jahil

***

Semoga bisa bertemu lagi di chapter depan^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro