07

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malamnya, aku tidak bisa tidur.

Aku hanya berguling kesana kemari mencari posisi enak untuk pergi ke alam mimpi. Tapi tidak bisa.

Bukan karena tempat tidur kamar tamu Mafu tidak enak. Justru terlalu nyaman.

Tapi entah kenapa, kejadian hari ini terngiang-ngiang di kepalaku. Setiap mengingat hal tersebut, wajahku selalu memerah.

Akhirnya aku memutuskan mencari udara segar. Aku keluar dari kamar tersebut dan ingin pergi ke minimarket.

***

Sesampainya di minimarket, aku membeli soda dan ramen instan. Aku duduk di bangku taman dan memakan ramen tersebut.

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Ya, seharusnya wanita seperti ku tidak boleh keluar malam malam, kan?

"Are? [Name]-chan?" Panggil seseorang.

Aku menoleh dan mendapati Mafu dengan mantel dan masker. "Ah, Mafu-san!"

Mafu menghampiriku dan duduk di sebelahku. "Kenapa disini? Tidak tidur? Kenapa kau memakai pakaian tipis? Disini dingin, lho! Juga jangan makan ramen malam malam!"

Serius, ia mengingatkan ku akan ibuku yang cerewet.

"Iya iya, aku tau okaa-san!"

"O... Okaa-san?!"

Aku terkekeh. "Kau terlalu banyak bertanya dan menasehati ku disaat yang bersamaan. Mafu-san mengingatkanku dengan ibuku di Kyoto."

Mafu tersenyum. "Ah benarkah? Apa sekarang aku harus jadi ibu mu di Tokyo? Hora, [name]-chan! Makan yang teratur! Jangan banyak minum es!"

Aku tertawa pelan melihat Mafu yang menirukan gaya seorang ibu. "Baiklah okaa-san, aku akan mematuhi semuanya!"

Mafu hanya membalasnya dengan tawa.

Tak lama hidung ku merasa gatal, dan bersin. Ah mungkin karena aku tidak memakai pakaian tebal?

"Kan sudah kubilang, diluar dingin." Ucap Mafu sambil melepas mantel nya dan menyelimuti diriku. "Hangat kan?"

Aku hanya mengangguk pelan. "A... Arigatou..."

"Tidak masalah~" ucap Mafu sambil tersenyum.

"Mafu-san juga kenapa keluar rumah?" Tanyaku.

Mafu mengusap tengkuknya pelan. "A... Aku mencarimu, hehe~"

"Eh?"

Mafu kemudian mengangguk. "Tadi kulihat pintu kamar tamuku terbuka, dan saat aku masuk, [name]-chan tidak ada. Jadi aku pikir kau di kamar mandi atau di dapur, tapi tidak ada juga. Jadi aku mencarimu keluar."

Wajahku memerah. "A... Ah, Mafu-san jangan repot repot begitu."

Mafu menggeleng pelan. "Tidak kok."

Tak lama kemudian, Mafu juga bersin—

"Ah, kan, kau juga kedinginan. Pakailah mantel mu." Aku berniat memberikan mantel tersebut kembali.

Tiba tiba Mafu berseru.

"Ah, begini saja!" Mafu mengambil mantelnya dan menyelimuti dirinya dan diriku.

Mafu sangat dekat denganku agar kami dapat berbagi mantelnya. Tanpa sadar wajahku memerah melihat wajah mafu sedekat ini.

"Ayo pulang." Ucap Mafu sambil tersenyum.

Aku mengangguk dan membalas senyumnya. "Iya!"

***

GOMEN GA UPDATE 2 BULAN//digebukinreader

Makasih juga yang di chapter sebelumnya udah mau komen/cry

Terus setia nunggu Mafu ya '3')/
/Muach

Dadah, see ya soon

-Rin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro