Kau datang dengan air mata berselepak
Banyak kata yang kau ucap, tak satu pun ku mengerti
Kau juga bicara maaf dan sesal
Kerap kering air mata, lalu tumpah lagi di kata AKU

Aku terlalu dungu menerka tatapanmu
Aku juga pandir untuk menebak larik dukamu
Beban yang kamu pikul nampaknya sudah sangat menusuk perih
Setiap dekapan jemarimu menyebar kedinginan

Dengkuran jangkrik dan suara kunyah tikus, kita dengar dengan jelas
Semilir angin malam menepuk pundak saling merapat
Bulan dan bintang juga terlibat perbincangan semu ini
Sembilu lara, menyulam katamu menjadi kebisuan

Aku tak ingin kau menangis lagi
Menanak pilu diatas isak tangismu
Mulailah bicara, seakan kau seorang diri
Aku ingin membantumu bangkit

🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Dumai, 02 07 Twenty'Yr