// 17 //

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Teddy sudah mencari selama bertahun-tahun.

Tentu saja, karena dia tidak bisa bilang apa yang sedang dilakukannya, pencariannya jadi tersendat. Orang-orang mengenalnya sebagai anak yang ceria dan liar, senang berjalan-jalan di pinggir Hutan Terlarang dan terkadang mengobrol dengan Hagrid.

Teddy cukup pintar untuk tidak pernah membiarkan ada yang melihatnya berlutut dan menyibak rumput.

Harry Potter, ayah baptisnya, telah menyebutkannya di kisah-kisahnya, bagaimana dia menjatuhkan Batu berharga itu di sebuah tempat di Hutan Terlarang, di jalannya menjemput kematiannya di tangan Voldemort.

Tidak seperti Harry sangat senang menceritakan kisah itu, tapi Teddy mendapat intinya.

Setengah dari masyarakat akan menganggap Harry bodoh kalau tahu apa yang dilakukannya, setengah lagi akan memujinya karena Batu itu tentu saja berbahaya.

Teddy Lupin sama sekali tentang peduli tentang bahaya Batu itu. Dia ingin menemukannya lebih dari apa pun.

Dan hari ini, setelah tujuh tahun menyusuri jalur yang kira-kira dulu dilalui Harry, Teddy menemukannya.

Memutarnya di tangan tiga kali, untuk pertama kali dalam hidupnya Teddy berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Teddy." Ibunya tampak muda dan cantik. Nymphadora Tonks Lupin belum berumur dua puluh empat ketika dibunuh bibi kandungnya yang gila. 

"Teddy," kata ayahnya yang tampak tua dan lelah. "Jatuhkan Batu itu. Tolong."

"Dad. Mum." Remaja berumur tujuh belas tahun itu nyaris tidak percaya melihat kedua sosok di depannya, bukan hantu tapi bukan juga manusia hidup.

"Kami mencintaimu, Teddy. Kematian kami untuk dunia yang lebih baik untukmu," Tonks berkata lembut. 

"Teddy, lepaskan kami."

"Tidak!" Bagaimana bisa mereka mengharapkannya melepaskan mereka?

"Teddy, kami sudah pergi."

"Tidak."

"Teddy, lepaskan kami."

"Dad, Mum," suara Teddy serak, "tidak."

"Kami mencintaimu, Teddy, hanya itu yang perlu kau ketahui. Andromeda dan Harry sudah memberitahumu seumur hidupmu, kau tidak membutuhkan kami."

"Kau tahu bahaya apa yang dibawa Batu itu, putraku."

"Kami bangga padamu. Selalu. Ingat itu, Sayang."

Sebuah panah melesat ke arah Teddy. Pemuda itu menghindarinya, tapi panah itu tidak ditujukan padanya sedari awal. Panah itu ditujukan untuk mengejutkannya, untuk membuka kepalan tangannya. 

Ketika Batu itu terjatuh dari tangannya, tanah Hutan Terlarang seakan menelannya. Teddy tidak bisa menemukannya lagi. 

Dia mendongak, melihat seorang centaur memegang busurnya dengan sebelah tangan. Centaur itu tahu. Dan centaur itu mengerti. Semuanya ada di mata yang seolah memiliki langit malam dengan semua bintangnya berkelip di dalamnya. "Benda dengan kekuatan sebesar itu semestinya tidak pernah jatuh ke tangan manusia," katanya, dan dia berbalik dan pergi.

Tahun itu tahun terakhir Teddy Lupin di Hogwarts. Dia tidak pernah kembali ke Hutan Terlarang lagi seumur hidupnya.

17 Februari 2021
 Karaktermu bertemu dengan seseorang yang seharusnya sudah meninggal.

Rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro