// 5 //

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kematian menawarkan ketiga bersaudara hadiah karena mereka sudah berhasil mencuranginya.

Saudara tertua memilih tongkat yang tidak dapat dikalahkan. Dia dibunuh dalam tidurnya untuk kekuatan tongkatnya. Kematian mendapatkan sang saudara tertua untuk dirinya sendiri.

Saudara kedua memilih batu untuk mengembalikan yang sudah pergi. Mereka yang sudah tidak dimiliki dunia ini tidak bahagia dikembalikan lagi, jadi hanya ada satu cara yang bisa dilakukan saudara kedua agar mereka tetap bersama. Dia membunuh dirinya sendiri untuk menyusul orang yang dicintainya ke pelukan Kematian.

Saudara ketiga, yang paling bijak, meminta Jubah Gaib milik Kematian itu sendiri. Sang Kematian mencari dan mencari, tapi dia tidak pernah menemukan sang saudara ketiga. Saat dia sudah tua dan berumur, sang saudara ketiga melepas jubahnya dan memberikannya pada pewarisnya, lalu pergi menyambut Kematian sebagai teman lama.

(The Tale of Three Brothers - Harry Potter, J. K. Rowling)

***

Sang Pewaris mengingat pesan ayahnya untuk selalu menjadi bijak.

Saat dia melihat seorang penyihir dengan tongkat tak terkalahkan, menantang semua orang yang berani untuk menantangnya, sang Pewaris menarik kerudung Jubah Gaib-nya dan tanpa suara meninggalkan si penyihir sombong.

Saat dia melihat sekelompok penyihir mengelilingi sebuah batu, memutar-mutarnya di tangan dan dengan takjub berbicara dengan orang-orang yang dikembalikan dari tanah Kematian. Sang Pewaris mengamati kelompok penyihir itu, dengan kerinduan mengingat kenangan ayahnya.

Diingatkan oleh nasihat ayahnya, sang Pewaris mengetatkan jubahnya di sekeliling tubuhnya dan terus berjalan.

Hidupnya penuh, dengan seorang istri yang cantik dan anak-anak yang berbakat. Saat waktunya tiba, sang Pewaris melepaskan jubahnya dan memberikannya pada putra sulungnya, mengingatkannya tentang pelajaran yang telah diberikannya.

Sang Pewaris kedua mengingat pesan ayahnya, yang diteruskannya bersama dengan jubahnya ketika waktunya sudah tiba.

Charlus Potter tahu tentang Jubah Gaib warisan keluarganya. Pesan yang menyertainya sudah hilang ditelan waktu. Charlus memberikan jubah itu pada putranya, Fleamont, ketika dia beranjak dewasa.

"Ayahku punya sebuah jubah gaib," kata James Potter pada Sirius Black, sahabatnya. "Warisan keluarga."

"Merlin." Sirius meniup rambutnya menepi. "Orang tuaku akan membayar mahal untuk sebuah jubah gaib yang berfungsi dengan baik."

James menatap temannya khawatir. "Kau tidak akan memberitahu mereka, 'kan?"

Sirius tersedak tawanya sendiri. "Tentu saja tidak! Kau pikir aku ini apa, Prongs?"

"Kupikir Dad tidak akan menyadari kalau aku mengambilnya." James nyengir. "Dad juga tidak pernah memakainya. Kita lihat semester depan."

Adanya Jubah Gaib dari sang Kematian sendiri di Hogwarts tidak lolos dari pengamatan sang kepala sekolah. Namun, Dumbledore tahu lebih baik dari mencoba menghubungi Potter muda soal benda tak ternilai selagi dia masih ada di sekolah.

Ketika James Potter tumbuh dewasa dan menikahi Lily Potter serta memiliki seorang putra, Dumbledore meminta izinnya untuk meminjam jubah itu. James dengan senang hati memberikan izinnya, jubah itu sudah melewati masa pensiun setelah kenakalan-kenakalan yang dibantunya semasa James dan Sirius masih di Hogwarts.

Malam Halloween tahun itu juga, James dan Lily Potter tewas, putra mereka satu-satunya dikirimkan untuk tinggal di dunia Muggle.

Dan Jubah Gaib sang Kematian duduk tanpa dipakai di ruang kerja sang kepala sekolah, menunggu pewarisnya kembali.

5 Februari 2020
Melanjutkan dongeng/legenda yang sudah ada

Ini dihitung lanjutan cerita ndak ya '-')? Soalnya bagaimanapun kita semua udah tau tentang si jubah di tangan Harry Potter

Rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro