sayang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Burung-burung berkicau. Dedaunan bergemersik digoyangkan angin sore. Langit jernih, terang bagai masa depan seorang anak tanpa masalah. Cahaya matahari yang cemerlang menyinari seorang wanita, duduk sendirian di atas batu besar di pinggir pantai.

Gaunnya usang. Topinya buatan sendiri, dijahit dari bahan seadanya. Tanpa alas kaki, telapak kakinya yang tergores-gores kerang tampak mencolok terpapar kilau sinar matahari yang dipantulkan laut. Pemandangan samudra terpampang di hadapannya, seluas mimpinya pada zaman dahulu dan seindah harapannya sebelum kenyataan menabraknya dengan menyedihkan.

Kerajaannya pernah lebih megah dari kemewahan alam itu sendiri, wanita itu ingat. Apa yang membuat semuanya jatuh dan pecah berkeping-keping? Pertanyaan itu telah melintas tanpa sejenak istirahat barang untuknya menarik napas tanpa beban tak tertahankan di dadanya. Sekarang dia sendiri di pulau nyaris tak berpenghuni itu.

Wanita itu memandang jauh ke sana, ke garis horizon yang tampak nyaris tak tercapai karena jauhnya. Entah beberapa ratus mil dari sana, terdapat reruntuhan kerajaannya. Kerajaan yang dulu lebih megah dari kemewahan alam.

Wanita itu menghela napas. Ah, malang. Ah, sayang.

__

13 Juli 2020

Rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro