Frey mengangkat mukanya dari balik buku ketika seseorang memanggilnya. Dilihatnya sesosok laki-laki yang melompat-lompat sambil memanggil namanya.

"Freyyyy, cepat kesini!" seru anak itu.

Frey menutup bukunya dengan malas dan menyeret kakinya menuju Caz, laki-laki yang memanggilnya. Sahabat baiknya sejak kecil.

"Kenapa manggil aku?" tanya Frey dengan nada tidak suka.

"Daripada kamu sendirian baca buku di sana, mendingan duduk di sini. Temani aku latihan basket." Caz mengulas senyum manisnya. Frey hanya mengangkat bahu lalu duduk di pinggir lapangan dan kembali asyik dengan bukunya, sebuah novel berisi kisah tentang para perempuan hebat.

"Frey, awaaaaassss!"

Terdengar teriakan dan Frey merasakan hantaman keras ketika dia reflek menoleh ke arah suara. Kemudian gelap.

Ketika membuka mata, Frey merasakan sakit yang hebat di kepalanya. Ruangan UKS. Dia kembali memejamkan mata ketika rasa sakit semakin tajam menyerang.

"Frey, kau sudah sadar?" Suara Caz terdengar khawatir. Terlebih ketika mendengar Frey kembali mengaduh dan memejamkan matanya.

"Maafkan aku, Frey. Aku tidak bisa menangkap bola yang terarah padamu." Caz meringis serba salah.

Frey hanya menggelengkan kepalanya. Dia menempelkan es batu yang disodorkan Caz, pada memar di wajahnya. Rasanya seluruh bagian dari wajah dan kepalanya berdenyut-denyut.

"Tunggu, aku juga punya sesuatu yang bisa membuatmu merasa lebih baik," kata Caz sebelum beranjak keluar.

Tidak lama dia masuk kembali ke ruang tempat Frey berbaring dan memberikan sesuatu. Frey menatap benda itu terpana.

"Kamu pernah bilang, sesuatu yang dingin dan manis akan membuat hari yang paling menyebalkan menjadi hari bahagia. Hanya es krim, tapi semoga bisa membuatmu tersenyum lagi," kata Caz malu-malu.

Semburat merah muncul di pipi Frey. Sekarang bukan hanya kepalanya saja yang berdenyut hebat tapi juga jantungnya.

***

Kisah ini akan masuk ke dalam antologi food flash fiction Kamaksara.

Terima kasih atas dukungan teman-teman semua 😘😘😘