Mencintaimu tak sekalipun membuatku menyesal meski yang aku dapatkan hanyalah rasa sakit yang teramat dalam, meski pada akhirnya kau pergi untuk mengejar cinta yang lain.

Aku tidak berhasil menghentikanmu untuk mengejarnya meski saat itu aku bilang bahwa aku mencintaimu, kau tetap pergi.

Kau sudah tidak membutuhkan semua hal yang telah aku berikan padamu dan Aku biarkan diriku meninggalkanmu.

Melihatmu mengejar cinta yang -itu bukan aku- lalu menunggu dan melihat semuanya? Aku memang mencintaimu tapi aku tidak bodoh dengan terus berada di sampingmu yang hanya bisa menambah luka.

Aku mencintaimu bukan untuk menambah luka.

Aku mencintaimu bukan untuk menangis di samping bahagiamu.

Cinta itu bukan harapan tapi kepastian. Entah kepastian seperti apa, yang aku tahu rasa sakit dan bahagia akan hadir dengan porsi yang sama.

Luka ini terlalu dalam dan aku sudah tak bisa melihatmu lagi, itu sebabnya aku pergi. Aku tahu itu pengecut.

Aku lelah berharap kau bisa membalas perasaanku. Aku kecewa karena tidak bisa mebuatmu mencintaiku.

Aku menyerah lalu pergi.

Aku pikir pekerjaan bisa menyembuhkan luka ku. Bekerja sangat sibuk hanya untuk melupakanmu. Terlalu sibuk membuatku lupa untuk mengahapus semua sms darimu. Setiap huruf dalam katanya begitu menyakitkan ketika ku baca ulang. Berpikir tentang dirimu, kesibukan di hidupku telah sepenuhnya menjadi sebuah kekosongan.

Aku pergi bukan untuk mengenangmu apa lagi kembali padamu. Pergi untuk menata hati yang entah berbentuk apa sekarang ini.

Aku mulai menghapus semua sms darimu, nomor dan tak lupa semua fotomu. Aku percaya dimulai dari hal kecil ini pelan tapi pasti kau hanya tinggal kenangan.

Kau lah orang yang pernah singgah di hati yang ku usir pergi.