05 : Hampa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
05 : Hampa

Terkadang hubungan harus ada masalah untuk merasakan arti hubungan itu sendiri.
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

SUDAH hampir satu bulan Aileen berpacaran dengan Tean. Masih tidak ada perubahan yang besar. Hanya saja saat ini Tean lebih sering mengirimi pesan kepada gadis itu. Tapi entah kenapa Aileen merasa tidak suka dengan sikap Tean yang terlalu perhatian dan baik seperti itu.

"Gue bete banget tau," kata Alya.

Hal itu membuat Daisy dan Anggita menatap ke arah Alya.

"Lo kenapa dah, bete mulu kerjaannya," kata Daisy.

"Gimana nggak bete, si Rangga nggak ngabarin gue dari kemarin, chat gue dikacangin masa," keluh Alya.

"Lu meding, gue gimana? Bayangin deh, gimana rasanya kalian jadi gue. Ngeliat pacar sendiri jalan sama cewek lain di depan mata," ujar Anggita.

"Udah, kalian yang sabar aja," kata Daisy.

"Lo giaman Ai?'" tanya Alya.

"Gimana apanya?' tanya Aileen.

"Gimana sama si Tean, ada perkembangan nggak?" tanya Alya.

"Ya gitu-gitu aja," jawab Aileen.

Anggita mendengus, "enak banget sih lu Ai, tiap hari Tean nganter jemput lo, selalu bawain sarapan, selalu ngabarin pas nggak bisa ke kelas lo, nggak pernah deket-deket sama cewek lain. Sumpah deh Tean itu pacar impian banget," kata Anggita.

Alya dan Daisy mengangguk setuju.

"Ih, pasti lo sama Tean bakalan langgeng," ujar Alya.

"Pastilah. Hubungan mereka itu nggak pernah ada masalah sama sekali, apalagi Tean perhatiannya kebangetan," kata Daisy.

Aileen yang mendengar pujian-pujian tersebut hanya bisa tersenyum miris. Mereka harus tahu bagaimana rasanya menjalani hubungan tanpa masalah seperti ini. Ia tak pernah mengharapkan hubungan tanpa masalah seperti ini. Bahkan ia iri ketika temannya memiliki masalah dengan pasangannya. Ia tahu itu sangat aneh, tapi semuanya memang kenyataan.

Terkadang hubungan harus ada masalah untuk merasakan arti hubungan itu sendiri.

—:—:—:—

"KENAPA cemberut terus dari tadi?" tanya Tean sambil melirik ke Aileen.

Aileen menggeleng, "nggak papa," jawab Aileen.

Tean menoleh ke arah gadis itu, "ada masalah lagi?" tanya Tean.

Aileen lagi-lagi menggeleng, "nggak papa Tean. Lo focus nyetir aja," kata Aileen.

Karena merasa ada yang aneh, Tean pun menepikan mobilnya dan menatap Aileen lekat-lekat. "Lo kenapa Ai?" tanya Tean dengan nada yang penuh kekhawatiran.

"Gue bilang gue nggak papa Tean, kenapa lo ngehentiin mobilnya sih?" tanya Aileen kesal.

Tean menghembuskan napasnya. "Lo ada masalah biasanya kan langsung cerita Ai, kenapa sekarang malah mendem aja?" tanya lelaki itu.

Aileen terdiam. Benar juga. Ini kali pertamanya Aileen tidak memberitahu apa yang menjadi masalahnya. Karena sejak mereka bersahabat, Aileen selalu memberitahu Tean apapun itu, karena Tean lah orang yang bisa memberikannya saran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sekarang jika Tean yang menjadi masalahnya, bagaimana cara Aileen untuk menceritakannya?

"Nggak ada apa-apa Tean," ujar Aileen sambil menunduk.

Tean menarik dagu Aileen dan menatap kedua mata abu-abu gadis itu. Tean kemudian tersenyum, "lo merasa nggak nyaman pacaran sama gue?" tebak Tean.

Aileen terdiam. Kenapa Tean selalu tahu apa yang gadis itu pikirkan.

Tean mengelus rambut Aileen, "gue tau pasti rasanya aneh tiba-tiba pacaran sama gue. Gue juga gitu, gue masih terbiasa dengan lo sebagai sahabat. Apa gue kurang perhatian ke elo?" tanya Tean.

Gadis itu buru-buru menggeleng, "nggak Tean, lo udah perhatian banget sama gue," ujar Aileen.

"Terus kenapa Ai?" tanya Tean.

"Gue merasa hubungan kita datar banget. Lo udah sering banget perhatiin gue sampai akhirnya perhatian lo gue rasa biasa aja," ujar Aileen.

Tean terdiam.

"Maaf," kata Aileen.

Walaupun perkataan Aileen sangat menyesakkan, tetapi laki-laki itu berusaha tersenyum ke arah Aileen. "Lo nggak ada rasa sama gue?" tanya Tean.

"Bukan gitu Tean," kata Aileen.

"Terus?"

"Gue ngerasa lo terlalu baik," kata Aileen.

"Terus lo mau gue jahat gitu?" tanya Tean.

"Lo terlalu baik dan perhatian ke gue setiap saat, sampai-sampai gue jadi ngerasa biasa aja," kata Aileen.

"Terus lo mau apa?" tanya Tean.

"Gue mau ngerasain pacaran beneran. Bukan cuma status pacaran tapi hubungannya masih kayak sahabat," kata Aileen.

"Emang satu bulan ini lo nggak nganggep kita beneran? Gue serius lo sama lo Ai," kata Tean.

"Tapi gue bosen sama lo," kata Aileen.

"Oh, lo bosen?" tanya Tean kecewa.

Aileen merutuki kebodohannya yang salah memilih perkataan.

"Bukan git—"

"Terus lo mau apa sekarang? Kita sahabatan udah empat tahun tapi lo sama sekali nggak pernah bosen sama gue. Kenapa pas pacaran lo malah kayak gini?" tanya Tean.

"Pas sahabatan kan lo sahabat gue, jadi ya gue nempatin lo sebagai sahabat gue. Sekarang lo pacar gue, tapi rasanya lo masih kayak sahabat gue," kata Aileen.

"Lo nggak suka sama gue?" tanya Tean. "Lo nerima gue waktu itu karena kasian aja ya Ai?"

Aileen menggeleng, "bukan gitu," ujar Aileen. "Gue cuma ngerasa kita terlalu deket, jadi pas pacaran ya gitu aja," kata Aileen.

"Lo mau gue jauhin lo?" tanya Tean.

Aileen terdiam.

"Lo mau gue nggak perhatian ke elo lagi Ai?" tanya Tean lagi.

"Lo marah?" tanya Aileen.

Tean tersenyum kemudian menggeleng, "nggak Ai. Gue cuma mau ngasi solusi ke elo aja. Lebih baik gue ngejauhin lo aja dulu biar lo tau gimana sebenarnya perasaan lo ke gue," kata Tean.

"Tapi ..."

"Udah deh gue nggak marah sama lo kok," kata Tean sambil mengelus kepala Aileen. "Terus sekarang lo mau kemana Ai?" tanya Tean.

"Pulang aja."

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

Next? 150 komen ya!

#GrasindoStoryInc
14-12-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro