18 : Kembali Perhatian

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
18 : Kembali Perhatian

Terkadang kamu sangat jahat kepadaku, terkadang juga kamu baik kepadaku.
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

SEISI kelas Aileen tiba-tiba panik ketika melihat Reghan masuk ke dalam kelas mereka setelah bel pulang sekolah berbunyi. Bahkan hampir semuanya langsung mengosongkan kelas dengan segera.

Reghan tak memperdulikan reaksi mereka-mereka semua karena baginya sudah terlalu biasa. Terlalu banyak gosip yang beredar tentangnya, sampai-sampai mendengar nama Reghan saja semua orang sudah ketakutan. Lelaki itu menghampiri Arizona yang saat itu tengah duduk sambil memperhatikan gerak-gerik Aileen.

"Jangan diliatin mulu bro, nggak bakalan dapet," ujar Reghan membuat Arizona tersadar.

Arizona mendengus mendengar ucapan temannya itu. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke Reghan. "Ngapain lo ke sini?" tanya Arizona malas.

Reghan terkekeh melihat respon Arizona. "Galak banget Ar, masih dendam sama gue gara-gara tadi?" tanya Reghan.

Arizona tidak menjawab pertanyaan Reghan.

"Kan gue tadi bantuin lo, lumayan kan dapet bonceng cewek," ujar Reghan.

"Diem lo!" ucap Arizona tak suka. Lelaki itu bangkit dari duduknya.

"Bentaran dulu kek, gue ke sini mau ngomong sama lo," ujar Reghan.

"Emang lo daritadi ngapain sama gue? Merangkak?"

Reghan tertawa. Lelaki itu mengedarkan pandangannya dan menangkap sesuatu hal yang janggal. "Ai," panggil Reghan.

Aileen yang saat itu hendak pergi pun menoleh ke belakang. Mata gadis itu pun kembali bertemu dengan mata gelap milik Arizona. Ah, Aileen sudah malas berbicara dengan laki-laki itu. Aileen tahu dosanya sangat besar dulu kepada lelaki itu, tapi setidaknya jangan membalas Aileen seperti ini.

"Kenapa?" tanya Aileen. Gadis itu juga masih agak waspada dengan Reghan. Mengingat berita yang beredar tentang lelaki itu. Hampir semua menjurus ke hal yang negatif.

"Wow, kalian berdua ada hubungan tersembunyi ya," tuduh Reghan sambil menyipitkan matanya. Lelaki itu gantian memandangi Arizona dan Aileen.

"Apaan bangsat!" Arizona memukul punggung temannya itu pelan.

"Itu kenapa hoodie lo bertanggar manja di pinggang Aileen?" tanya Reghan.

Arizona mendengus, "alay lo."

"Ini kare—" Baru saja Aileen ingin menjelaskan kronologinya, Arizona sudah duluan memotong ucapannya.

"Nggak usah dijelasin, buang-buang waktu," ujar Arizona kemudian berjalan pergi.

Reghan pun segera mengejar Arizona. "Astaga, tunggu gue napa," ujar Reghan sambil mengikuti langkah Arizona. "Duluan ya Ai," kata Reghan sambil melambaikan tangannya kepada Aileen.

Aileen pun membalas lambaian tangan dari lelaki itu. Gadis itu kemudian ikut keluar kelas. Aileen berjalan menuju tempat sepedanya terparkir. Ia kemarin meninggalkan sepedanya di sekolah karena kakinya keseleo. Aileen harap sepedanya masih dalam keadaan baik-baik saja.

Baru saja Aileen berharap sepedanya baik-baik saja, gadis itu melihat tempat ia memarkirkan sepedanya kini telah kosong. Tidak ada sepedanya berwarna hijau miliknya di sana. Alhasil Aileen panik karena itu adalah kendaraan satu-satunya yang ia punya.

Tiba-tiba gerombolan Tarissa mendekat ke arah Aileen. Ah, Aileen benar-benar ingin menghindari gerombolan ini. Bukan karena takut, hanya saja Aileen malas menanggapinya.

"Hai cantiknya keluarga Adhitama," ujar Tarissa sambil menyentuh ujung rambut Aileen.

Gadis itu mendengus. Aileen pun berniat pergi, akan tapi perkataan Tarissa membuatnya mengurungkan niatnya itu.

"Nyari sepeda lo?" tanya Tarissa.

Aileen langsung menatap ke arah Tarissa. "Lo bawa kemana sepeda gue?" tanya Aileen sedikit membentak.

Tarissa terkekeh, "santai dong," ujar gadis itu.

"Gue tanya, lo bawa sepeda gue kemana?" Kali ini nada Aileen terdengar benar-benar marah.

"Gue taruh di tempat yang seharusnya," jawab Tarissa sambil mengibaskan rambutnya.

Aileen menahan tangan Tarissa, "dimana?" Aileen membentak.

Tarissa yang mendengar hal itu pun mendelik ke arah Aileen. Ia tak suka Aileen membentaknya seperti itu. Gadis itu menghempaskan tangannya agar tangan Aileen tak lagi menahan tangannya.

"Lo berani ya!" Tarissa hendak menampar Aileen.

Tetapi untungnya Reghan yang tidak jauh dari situ melihat hal itu. Lelaki itu langsung menepuk tangan Arizona dengan heboh.

Arizona mendengus, "apaan dah lo?"

"Eh, itu bukannya Aileen?" tanya Reghan.

Arizona mengikuti arah pandangan Reghan. Benar saja, lelaki itu langsung menangkap sosok Aileen yang tengah berdebat dengan Tarissa dan kawan-kawan.

"Anjir, itu mau ditampar," ucap Reghan heboh.

Arizona melihat hal itu, lalu hendak pergi. Sepertinya Arizona kembali berusaha untuk tidak peduli dengan Aileen. Tetapi dengan cepat Reghan menahan tangan temannya itu.

"Lo mau kemana? Bantuin dulu itu," ujar Reghan.

"Bukan urusan gue."

"Ya pokoknya kita harus bantu," ujar Reghan sambil menyeret paksa Arizona mendekati Aileen.

Sesampainya di sana, Arizona segera menarik tangannya paksa agar terlepas dari cekalan Reghan. "Apaan dah lo," ujar Arizona kesal.

Aileen menahan tangan Tarissa yang hendak menamparnya. "Sepeda gue mana?" tanya Aileen untuk kesekian kalinya.

"Lepasin gue! Gue nggak level disentuh sama orang miskin kayak lo," ujar Tarissa sambil menarik tangannya. "Omg tangan gue," adu Tarissa pada dua teman ceweknya.

Reghan yang melihat hal itu pun mendengus kesal. Lelaki itu menarik tangan Tarissa tanpa permisi. "Tangan lo kenapa hm?" tanya Reghan sambil membolak-balik tangan Tarissa. "Nggak ada koreng kok," ujar Reghan.

Mata Tarissa mendelik karena melihat Reghan kini berada di hadapannya. Gadis itu menarik tangannya dan langsung mundur beberapa langkah. "Asataga," ujar gadis itu terkejut.

Reghan tersenyum sinis, "kenapa lo? Takut?" Reghan mendekati Tarissa sehingga membuat gadis itu makin ketakutan.

Tidak hanya Tarissa, Aileen dan dua teman Tarissa yang melihat hal itu saja sudah merinding.

"Astaga, lo anak setan! Jauh-jauh sana," jerik gadis itu. Tarissa berlari mendekati Arizona dan bersembunyi di bali tubuh lelaki itu. "Tolong gue," ujar Tarissa dengan suara yang sengaja dimanja-manjakan.

"Bangsat, ngatain gue anak setan!" Reghan tak terima.

Aileen yang melihat tingkat Tarissa pun merasa kesal. Ia yakin kalau Tarissa sengaja seperti itu agar bisa mendapat perhatian Arizona. Dia tidak tahu saja bahwa Arizona adalah lelaki yang tidak punya rasa prikemanusiaan. Aileen yang sedang benar-benar dalam musibah saja tidak mau lelaki itu tolong, apalagi Tarissa yang pura-pura seperti itu.

Arizona melirik gadis yang kini meremas bagian belakang kemeja seragamnya. Karena merasa risih, lelaki itu mendorong bahu Tarissa agar menjauhinya.Tarissa yang mendapat perlakuan seperti itu pun terkejut.

Reghan terkekeh, "ini baru temen gue," ujar Reghan sambil menepuk punggung Arizona.

Tarissa mendengus kesal, "lo temenan sama pembunuh kayak dia?" tanya Tarissa kepada Arizona.

Mendengar hal itu membuat Reghan hendak maju ke arah Tarissa. Tetapi dengan cepat Arizona menahan temannya. Lelaki itu menatap Reghan. "Tahan emosi lo," ujar Arizona.

Reghan pun mendengus kesal. Sedangkan Arizona berjalan mendekati Tarissa dengan tatapan mata yang benar-benar gelap. "Punya mulut bisa dijaga kan?" tanya Arizona dengan nada yang benaf-benar dingin.

Hal itu membuat mulut Tarissa terkatup rapat. Gadis itu berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak bertatapan mata dengan Arizona.

"Lo taruh di mana sepedanya dia?" tanya Arizona.

Tarissa terdiam.

"Nggak bisa ngomong?"

"Eeee ... gue kasi ke orang tad—"

"Ngapain lo kasi ke orang? Emang sepeda itu punya lo?" Suara Arizona tidak membentak, akan tetapi bisa membuat orang yang dituju menjadi ketakutan

"Eeee ..."

"Besok gue mau sepedanya di hadapan gue," ujar Arizona kemudian pergi mendekati Aileen. "Pulang bareng gue," ujar lelaki itu sambil menarik Aileen tanpa permisi.

"Wah, mantap bro. Gas terus jangan kasi kendor!" teriak Reghan dari belakang.

Arizona tidak memperdulikan ucapan Reghan dan terus berjalan membawa Aileen menuju tempat parkir motornya.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

Next? Vomment jangan lupa! Bakalan aku next hari ini lagi. Jadi jangan lupa spam comment!

#GrasindoStoryInc
22-01-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro