24 : Aura Yang Berbeda

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
24 : Aura Yang Berbeda

Waktu bisa mengubah apapun, bahkan sifat seseorang.
—:—:—:—

SEJAK pengakuan Arizona tadi, Aileen menjadi merasa lega. Ia merasa bisa bersikap lebih leluasa karena mengingat Arizona adalah Tean.

"Gue udah duga lo itu Tean." Aileen masih tetap mengoceh meski sedang berada di perpustakaan.

Kali ini mereka sedang mencari beberapa bahan untuk tugas tadi.

"Iya, iya, gue udah eneg dengerin lo ngomong gituan mulu," ujar Arizona.

Aileen terkekeh, "abis lo pakai acara pura-pura bukan Tean lagi," ujar Aileen kesal. "Lo dapet nama Arizona darimana?" tanya Aileen sambil menatap ke arah Arizona.

"Kepoan lo," jawab Arizona.

"Ih, gue nanya tau," gerutu Aileen kesal.

"Gue ganti nama," jawab Arizona asal.

"Hah?! Kenapa? Apa ada hubungannya sama kepindahan mendadak lo ke Canada?" tanya Aileen semakin penasaran.

"Jangan banyak tanya," ujar Arizona.

"Tapi gue kan pengen—"

"Ada hal yang boleh lo tau, ada juga yang nggak boleh lo tau." Arizona menatap Aileen dengan serius.

Di situ Aileen merasakan ada aura yang berbeda yang tidak pernah ia rasakan saat bersama Tean dulu.

"Eh, maaf," cicit Aileen.

Arizona mendengus, "nggak usah minta maaf juga kali."

Aileen menatap ke arah Arizona. "Lo banyak berubah Tean, beda banget sama yang dulu. Mungkin rupa lo sama, tapi jiwa lo kaya beda gitu," ujar Aileen.

Mendengar hal itu membuat Arizona terbatuk. "Lo juga berubah Ai, jadi nggak ada yang salah. Semua manusia berubah seiring waktu kan?"

Aileen mengangguk. Berusaha mempercayai dan menghilangkan semua pemikiran-pemikiran aneh yang ada di otaknya.

"Ya udah ke kelas yuk, udah masuk kayaknya," ajak Aileen.

"Lo duluan aja, gue mau bolos," kata Arizona dengan santai.

"Nggak, lo nggak boleh bolos," ujar Aileen.

Arizona mendengus, "serah gue lah," kata lelaki itu acuh.

"Nggak boleh Tean," ujar Aileen.

"Panggil gue Arizona," ujar lelaki itu. Nampaknya Arizona tak suka disebut-sebut dengan nama itu.

"Oke, oke Arizona," ujar Aileen. "Udah deh jangan pake acara bolos-bolos segala. Emang lo nggak takut apa dikeluarin dari sekolah?" tanya Aileen.

"Bagus lagi kalau gue dikeluarin dari sekolah," ujar Arizona santai. Lelaki itu pun melipat kedua tangannya dan menaruh kepalanya di atas meja.

"Eh, malah tidur," dengus Aileen.

"Jangan bangunin gue pas udah tidur. Nggak mau kan ngeliat singa bangun?" kata Arizona yang terdengar seperti ancaman bagi Aileen.

Gadis itu bergidik ngeri. Ya sudahlah jika Arizona ingin bolos, kenapa juga Aileen harus benar-benar peduli. Dan setelah berpikir selama beberapa detik, akhirnya gadis itu memutuskan untuk kembali ke kelas.

—:—:—:—

"LO suka sama Aileen?" tanya Reghan sambil menghampiri Arizona yang sedang duduk lesehan di dekat lapangan sambil mengamati Aileen yang sedang olahraga bersama siswa-siswi lainnya.

Arizona menoleh ke arah Reghan, "napa lo ke sini?" tanya Arizona.

Reghan duduk di sebelah Arizona. "Gue yang seharusnya nanya gitu, lo ngapain di sini? Ngapain kagak olahraga? Sengaja pengen liat sang pujaan hati?" goda Reghan.

Arizona mendengus, "gue cuma lagi mikirin rencana," ujar lelaki itu.

"Rencana buat naklukin cewek yang lo mau? Kalau gitu kenapa nggak nanya gue?"

"Bacot ah lo," ujar Arizona. Lelaki itu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aileen.

Gadis itu tengah terengah-engah setelah berlari sebanyak enam kali putaran. Arizona dengan polosnya datang saat pelajaran olahraga sudah berakhir. Lelaki itu memberikan botol air yang sejak tadi sudah ia rencanakan untuk diberikan kepada Aileen.

"Nih minum," ujar Arizona sambil memberikan botol air dingin itu tepat di hadapan Aileen.

"Wah, gercep banget bro!" teriak Reghan membuat beberapa orang di sana jadi menatap ke arah Reghan dan Arizona bergantian.

Aileen terpelongo. Ia masih bingung kenapa Arizona melakukan hal ini. "Maksud lo?" tanya Aileen.

Arizona mendengus, "ambil cepetan," ujar Arizona.

Aileen dengan wajah bingungnya pun mengambil botol itu dari tangan Arizona. "Lo kesambet ya?" tanya Aileen.

"Bukannya Tean ngelakuin kayak gini?" gumam Arizona.

"Hah?" tanya Aileen yang kurang mendengar ucapan Arizona.

"Lo lupa gue Tean?" tanya Arizona.

Aileen memang ingat kalau Arizona adalah Tean. Tetapi perubahan sifat yang mendadak ini membuat dirinya menjadi bingung. Dulu dia merasa heran dengan kedatangan cowok yang mirip Tean dengan sifat jahat. Dan kini ia merasa heran dengan kebaikan Arizona.

"Udah cepet minum nggak usah bengong. Dehidrasi mampus," ujar Arizona.

"Lo nggak ngasiin hal-hal aneh kan?" tanya Aileen curiga.

Arizona menatap Aileen kesal, "seharusnya lo berterima kasih sama gue. Udah untung gue ngasi air ke elo, malah dicurigain."

"Iya, iya makasi," kata Aileen kemudian meminum air tersebut.

"Nah, gitu dong." Arizona mengacak rambut Aileen pelan.

Dan itu mampu membuat jantung Aileen berdegup kencang. "Apaan sih lo?" Aileen salah tingkah.

"Lo lucu," ujar Arizona.

Rupa Arizona memang sangat mirip dengan Tean. Tetapi kenapa Aileen merasa asing dengan sentuhan dan perhatian yang lelaki itu berikan? Seperti Arizona adalah orang yang berbeda. Mungkin rupanya benar-benar mirip, tetapi Aileen mulai merasakan bahwa aura Arizona berbeda.

Dan kalau pun Arizona bukanlah Tean, lalu kenapa lelaki itu pura-pura menjadi Tean? Lelaki itu juga berkata seolah-olah dia mengenal Aileen.

"Gue mau ganti baju dulu," ujar Aileen linglung.

"Ya udah sana. Ntar pulang bareng gue ya," ujar Arizona.

"Kenapa?" tanya Aileen bingung.

"Ya pulang aja bareng gue," ujar Arizona.

"Ntar gue mau kerja," ujar Aileen.

Arizona mengangguk, "gue anter lo ke sana, sekalian kita kerja kelompok di kafe," ujar Arizona.

"Tapi kan—"

"Gue anggap lo setuju," ujar Arizona lalu pergi dari hadapan Aileen.

Sebenernya lo itu siapa sih? batin Aileen. Gadis itu kemudian pergi ke ruang ganti.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

400 komen bakalan aku next ya! Gimana nih, menurut kalian Arizona itu siapa?

#GrasindoStoryInc
12-02-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro