28 : Gosip

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
28 : Gosip

Lebih baik tutup mulut, daripada bersuara tanpa tahu kebenarannya.
—:—:—:—

LAGI-LAGI Aileen harus berjalan kaki untuk menuju ke sekolah. Ya, seperti yang kalian ketahui, kemarin Aileen meninggalkan sepedanya di sekolah. Dan hari ini gadis itu tidak punya kendaraan untuk pergi ke sekolah. Alhasil Aileen memilih untuk berjalan kaki. Selain bisa mengirit uangnya, Aileen juga sudah lama tak berolahraga. Jadi ini baik bagi kesehatan gadis itu.

Sekalian Aileen ingin menyegarkan pikirannya dengan menghirup udara segar di pagi hari. Sejak kemarin pikiran gadis itu selalu tertuju kepada Arizona. Padahal Aileen sudah berkali-kali berusaha tidak memikirkan lelaki itu. Gadis itu berusaha agar tidak kembali mengingat ucapan-ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut lelaki itu. Akan tetapi pikirannya selalu membawanya menuju lelaki itu.

Jujur ia kecewa dengan sikap sahabat masa lalunya yang amat sangat berubah. Dulu, Tean tidak pernah memojokkan Aileen seperti itu. Tean selalu mengingatkan Aileen dengan cara-cara yang terkesan sangat halus. Tetapi sekarang kenapa Tean yang dalam bentuk Arizona memojokkannya. Seolah-olah di masa lalu, Aileen benar-benar pribadi yang buruk.

Saat Aileen sedang berjalan dengan pikiran yang lagi-lagi melayang kemana-mana, suara klakson mobil yang tepat berada di sampingnya menginterupsi gadis itu. Gadis itu menoleh ke arah mobil tersebut. Kaca mobil sebelah kiri mobil tersebut terbuka, menampakkan seorang laki-laki yang sedang mengendarai mobil tersebut.

"Ai, lo mau ke sekolah?" tanya lelaki yang tak lain adalah Reghan.

Aileen mengangguk.

"Bareng gue aja," tawar Reghan.

Aileen buru-buru menggeleng, "nggak usah Reghan," tolak Aileen.

"Udahlah ayo. Lagian tujuan kita sama," ujar Reghan.

Aileen baru saja ingin kembali menolak, akan tetapi Reghan keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Aileen.

"Ngg--"

"Ayo Tuan Putri silahkan masuk," ujar Reghan. "Tidak menerima penolakan!"

Aileen pun terkekeh melihat tingkah Reghan. Awalnya dia takut menerima tumpangan dari lelaki itu. Tapi melihat tingkah Reghan membuat Aileen tidak tega untuk menolaknya. Kalau seperti ini, Reghan sama sekali tidak terlihat seperti laki-laki sangar.

Gadis itu pun akhirnya menyerah dan menerima tawaran Reghan. Aileen masuk ke dalam mobil Reghan. "Biar gue aja yang nutup," ujar Aileen.

Reghan menggeleng, "udah tugas prajurit untuk mengawal Tuan Putri selagi pangeran tidak ada," cerocos lelaki itu. Kemudian Reghan menutup pintunya dan masuk ke dalam mobil lewat pintu satunya.

"Lo kenapa berangkat sepagi ini?" tanya Aileen.

"Emang salah?"

"Ya ... nggak sih, cuma gue kira lo langganan telat," kata Aileen.

"Gue anak rajin, nggak mungkin sering telat," ujar Reghan.

Aileen tertawa, "rajin masuk BK maksud lo?"

"Satu dua kali aja kok," elak lelaki itu.

"Gue kira lo orangnya semenyeramkan gosip-gosip yang beredar," ujar Aileen.

"Emang gosipnya apa aja sih? Gue bingung kenapa sejak gue pindah ke sini semua orang takut banget sama gue," kata Reghan.

"Katanya waktu diluar negeri lo itu pernah bunuh orang."

Reghan terdiam.

"Iya, gue tau itu gosip yang konyol. Ya kali orang kayak lo tega ngebunuh," ujar Aileen.

Reghan terkekeh, "emang gue keliatan kayak gimana?"

"Emang sih sangar, tapi kelakuan lo kayak anak kecil," ledek Aileen.

"Dih, enak aja," ujar Reghan tak terima. "Btw, kemarin sepeda lo gue yang bawa, tuh ada di bagasi," ujar Reghan.

"Eh seriusan? Makasi ya," ujar Aileen.

Reghan mengangguk, "perintah dari Arzon tuh," ujar Reghan. "Oh, iya, lo sama dia gimana?"

"Gimana apanya?"

"Udah jadian belum?" tanya Reghan blak-blakan.

Mata Aileen mendelik. "Mana mau gue balikan sama dia lagi!"

"Lah, lo sempat pacarana sama dia? Setau gue Arizona nggak pernah punya pacar," ujar Reghan.

"Dulu sebelum dia pindah ke luar negri. Gue sama dia sahabatan terus pacarana," jelas Aileen. Mengingat hal itu membuat Aileen kembali teringat akan dosanya.

"Lah gue kira Arzon udah dari kecil tinggal di Canada," ujar Reghan.

"Nggak. Ari itu pindah ke Canada pas kelas sepuluh," ujar Aileen.

"Kok lo mau pacarana sama orang kayak gitu?"

"Dulu Ari nggak jahat kayak sekarang. Dulu nama dia Tean, tapi nggak tahu kenapa dia ganti nama," jelas Aileen.

Meski ragu mendengar penjelasan Aileen, Reghan hanya menganggukkan kepalanya. Walaupun ada banyak pertanyaan yang mengganjal di kepalanya, tetapi Reghan berusaha tak menanyakan hal itu kepada Aileen. Lebih baik ia bertanya langsung kepada Arizona nanti.

"Udah sampai nih," ujar Reghan. "Sepedanya mau gue keluarin sekarang?" tanya Reghan.

Aileen menggeleng, "entar aja pas pulang. Sekarang lo masuk kelas aja dulu, ntar telat lagi," ujar Aileen.

"Lo kira gue bakalan masuk ke kelas gitu?" tanya Reghan.

"Terus?" tanya Aileen.

"Bosen gue belajar, mending bolos," ujar Reghan.

"Katanya rajin."

"Rajin dateng pagi, bukan rajin belajar," ujar Reghan sambil terkekeh.

Aileen menggeleng-gelengkan kepalanya. "Btw makasi ya, gue ke kelas dulu," ujar Aileen.

Reghan mengangguk. Lelaki itu menatap Aileen sampai gadis itu keluar dari mobilnya. Pikirannya sibuk memikirkan sesuatu. Ah, secepatnya dia harus menemui Arizona.

—:—:—:—

BERITA tentang Aileen dan Reghan yang berangkat sekolah bersama dengan cepat kilat tersebut ke penjuru sekolah. Gosip-gosip tidak bertanggung jawab pun mulai bermunculan.

Akan tetapi Aileen dan Reghan belum menyadari hal itu. Buktinya sekolah mereka malah berada di kantin berdua, karena saat jam istirahat tadi mereka tidak sengaja berpapasan.

"Lo mau makan apa Ai?" tanya Reghan.

Aileen menggeleng, "biar gue aja yang pesen," ujar Aileen.

"Gue aja nggak papa, lo mau apa?" tanya Reghan.

"Burger aja deh satu, sama es teh," kata Aileen.

Reghan pun dengan cepat memesankan makanan yang Aileen mau. Beberapa menit kemudian lelaki itu kembali dengan nampan yang ada di tangannya. "Nih pesanan lo," ujar Reghan.

Aileen mengambil makanannya, "makasi ya."

"Btw, Arzon mana?" tanya Reghan.

Aileen mengedikkan bahunya, "nggak tahu, tadi di kelas juga nggak ada, paling bolos kayak lo," ujar Aileen.

Reghan terkekeh, "lagi ada masalah ya sama dia?" tanya Reghan.

"Dia siapa? Ari?" tanya Aileen.

"Terus siapa lagi," ujar Reghan.

Aileen mendengus, "dia nyebelin lagi," ujar Aileen. "Kembali galak," lanjutnya.

"Arzon yang gue kenal emang begitu. Dia bahkan nggak suka ada di deket orang yang nyukain dia, aneh kan?" tanya Reghan.

Aileen mengangguk, "kenapa gitu?"

"Ya karena kalau Arzon ada di deket orang yang nyukain dia, dia bakalan diperhatiin dan lain sebagainya dan Arzon benci digituin sama orang-orang. Sedangkan kalau dia di deket orang yang nggak suka sama dia, dia nggak bakalan diperhatiin kayak gitu, bahkan dia bisa adu jontos sama orang itu. Makanya dia nggak pernah punya pacar," ujar Reghan. Kemudian Reghan meralat ucapannya, "setau gue dia nggak pernah punya, tapi ternyata pernah sama lo."

"Berubah banget. Kaya bukan Tean yang gue kenal," gumam Aileen.

"Ai, lo ngerasa ada yang aneh nggak?" tanya Reghan.

"Kenapa?"

"Daritadi kita kayak diliatin. Lo ngerasa nggak?" tanya Reghan.

Aileen pun baru menyadari hal itu. Ia juga merasa sejak tadi pandangan mata sering kali tertuju kepada mereka.

—:—:—:—

SETELAH puas tidur di perpustakaan selama kurang lebih tiga jam, Arizona pun keluar dari perpustakaan. Lelaki itu hendak pergi ke dalam kelas. Tetapi ia mendengar perkataan yang membuatnya berhenti berjalan.

"Eh, tau nggak tadi pagi Aileen sama Reghan berangkat bareng?"

"Aileen yang mana?"

"Itu anak beasiswa yang jatuh miskin."

"Oh, seriusan dia berangkat sama Reghan? Bukannya dia deket sama Arizona si murid baru itu?"

"Iya, katanya dia ansos?"

"Ya namanya juga orang yang udah jatuh miskin, pasti apapun bakalan dilakuin buat kembali kaya."

"Maksud lo gimana?"

"Ya dia jual diri lah. Masa dia mau bareng sama Reghan yang kayak gitu."

Arizona tidak tahan untuk tidak menanggapi pembicaraan para gadis-gadis itu. Kalau biasanya Arizona sangat malas berurusan dengan orang-orang seperti ini. Tapi kali ini entah kenapa ia merasa tidak terima dengan perkataan mereka.

"Kalau nggak tahu apa-apa jangan banyak bacot!"

Seketika tiga gadis yang sedang bergosip itu pun kaget dengan kehadiran Arizona.

"Kalau nggak tahu, lebih baik tutup mulut daripada buka mulut. Suka banget ngurusin hidup orang lain. Emang hidup lo pada udah bener?" bentak Arizona. "Atau jangan-jangan elo ya yang ngejalang, semalem berapaan?"

Hal itu membuat orang-orang yang sedang makan di kantin jadi ikutan mendekati sumber kegaduhan, karena jaraknya tidak jauh dari kantin. Termasuk Aileen dan Reghan. Mereka juga ikut mendekati sumber kegaduhan itu.

"Kenapa diem sekarang hah?!"

Gadis-gadis yang dibentak oleh Arizona pun sudah mulai menangis.

Melihat hal itu membuat Aileen dan Reghan kaget. Aileen tanpa pikir Panjang langsung mendekati Arizona.

"Lo ngapain bentak mereka?" tanya Aileen.

Arizona menoleh ke arah Aileen.

"Lo bisa nggak sih sopan dikit?" tanya Aileen.

"Nggak tau apa-apa mending diem, nggak usah sok jadi pahlawan kesiangan," ujar Arizona.

Reghan mendekat, "udah bro, sabar," ujar Reghan.

"Gue bukan pahlawan kesiangan. Gue cuma nggak suka lo bersikap seenaknya," ujar Aileen.

Arizona terkekeh. "lo dah yang paling bener," ujar Arizona lalu pergi.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

Next? Jangan lupa vomment!

#GrasindoStoryInc
24-02-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro