30 : Percaya?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
30 : Percaya?

Ketika kita banyak berbicara, kita hanya mengulang sesuatu yang sudah kita ketahui. Tetapi ketika kita banyak mendengar, kita mungkin bisa mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
—:—:—:—

AILEEN berlari ke arah minimarket saat gerimis mulai membasahi baju yang ia pakai. Jam sudah hampir menunjukkan pukul dua belas, akan tetapi gadis itu nekat keluar rumah karena perutnya terus-terusan berbunyi minta diisi.

Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya tidak menyiapkan persediaan mie instan di rumahnya. Walaupun minimarket tersebut berjarak tidak jauh dari kosannya, tetap saja itu sangat mengerikan bagi Aileen yang hampir tidak pernah keluar disaat malam hari.

Sampainya di depan minimarket, Aileen dikejutkan dengan seorang laki-laki yang lagi-lagi tertidur di kursi depan minimarket. Lelaki itu dengan biasa menggunakan hoodie berwarna hitam dan menggunakan topi hoodienya untuk menutupi kepalanya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.

Walaupun lelaki itu menunduk, Aileen bisa dengan cepat mengenali sosok lelaki itu. Siapa lagi kalau bukan Arizona.

Sebenarnya Aileen sangat ingin menghampiri Arizona dan menanyakan lelaki itu. Ia penasaran kenapa Arizona bisa ada di depan minimarket semalam ini. Bukankah dia punya rumah yang sangat nyaman untuk ditempati?

Karena gengsi untuk mendekati Arizona, Aileen pun langsung masuk ke dalam minimarket. Gadis itu menuju rak yang menyediakan mie instan dan mengambil beberapa bungkus. Setelah itu Aileen menuju kasir untuk membayarnya.

Gadis itu melirik ke arah Arizona yang masih berada di luar.

Ck, gue penasaran, batin Aileen.

"Mbak, sebentar dulu ya," ujar Aileen. Gadis itu berlari menuju rak tempat ia mengambil mie instan dan mengambil satu bungkus pop mie. Aileen kemudian bergegas kembali ke kasir.

Setelah membayar semua belanjaannya, Aileen pun menuju tempat menyeduh pop mie dan membuat mie nya tersebut. Beberapa menit kemudian mie nya siap. Gadis itu pun akhirnya keluar dari minimarket tersebut. Ia berjalan menuju tempat duduk yang ada di sebelah meja sebelah Arizona.

Aileen menaruh belanjaannya di atas meja dan menatap ke hadapannya. Arizona masih terdiam pada posisi duduknya. Tidak mau merubah posisi sama sekali. Aileen pun mengambil mienya dan mulai melilit mie tersebut.

Tanpa mengalihkan pandangan dari Arizona, Aileen menyuapkan lilitan mie tersebut ke mulutnya. "Aw, panas," ringis Aileen. Gadis itu sepertinya lupa untuk meniup mie nya dulu.

Mendengar suara itu membuat tidur Arizona terusik. Lelaki itu mengangkat kepalanya dan perlahan-lahan membuka matanya. Dengan cepat Aileen merubah posisi duduknya menjadi lurus ke hadapan jalanan, tidak berhadapan dengan Arizona.

Lelaki itu menoleh ke samping dan mendapati Aileen tengah memakan mie di sana. Arizona mengerutkan kening melihat gadis itu berada di sini pada malam hari. Tetapi di sisi lain, Arizona merasa senang melihat kehadiran Aileen di sini.

Aileen menoleh ke arah Arizona sekilas, "kenapa liat-liat?" tanya Aileen jutek. "Gue ke sini nggak ngikutin lo loh," ujar Aileen.

Arizona masih memerhatikan gadis itu.

"Gue bilang jangan liatin gue!" perintah Aileen sambil menatap ke arah Arizona. Gadis itu kemudian terkejut dengan kondisi wajah Arizona yang babak belur. Saking terkejutnya, Aileen sampai kembali lupa meniup mie nya sehingga gadis itu kembali kepanasan.

"Minum," pinta Aileen. "Ari, minum, panas ini," rengek Aileen.

Arizona dengan santai memberikan bir kaleng yang ia beli barusan.

Tanpa melihat minuman yang Arizona berikan, Aileen langsung meminum minuman itu dengan porsi yang banyak. "Minuman apa sih ini, jelek banget," ujar Aileen sambil melihat kaleng minuman tersebut. "Bir?" tanya gadis itu terkejut.

Arizona mengangguk pelan.

"Ari? Lo gila apa? Kenapa lo ngasi gue bir?" tanya Aileen panik.

"Lo minta minum," ujar Arizona.

"Tapi nggak bir juga kali."

"Nggak bakal mati juga minum bir," kata Arizona santai.

"Muka lo kenapa?" tanya Aileen.

Arizona tidak menjawab.

"Gue beliin obat dulu ya," ujar Aileen. Terlihat jelas bahwa gadis itu khawatir. Padahal sejak kemarin, Aileen sudah bertekad untuk bermusuhan dengan Arizona.

Lelaki itu menggeleng, "nggak us--" Ucapan Arizona terpotong karena Aileen sudah lebih dulu masuk ke dalam minimarket.

Setelah beberapa menit, gadis itu kembali membawa P3K.

"Ari, totalnya dua puluh tujuh ribu," ujar Aileen.

Arizona mendengus, "udah dibilangin nggak usah."

"Udah dibeliin, jadi bayar," ujar Aileen.

"Nggak."

"Ih, Ari, bayar dong! Itu jatah uang buat gue beli mie nanti," ujar Aileen.

"Mie terus, nggak sehat," ujar Arizona.

"Gue menghemat uang tau."

"Hemat boleh, bego jangan," ujar laki-laki itu.

"Ya udah cepet obtain luka lo dulu," ujar Aileen.

Arizona membuka hoodienya dan meninggalkan kaos singlet berwarna hitam. Sekarang terlihat jelas beberapa luka yang tadinya tertutupi oleh hoodie yang ia pakai.

"Astaga Ari, lo abis ngapain sih?" tanya Aileen kaget. Gadis itu mengambilkan kapas dan menuangkan alkohol untuk membersihkan luka lelaki itu. Aileen hendak mengulurkan tangannya untuk langsung mengobati lelaki itu, akan tetapi Arizona menahan tangan Aileen.

"Mau ngapain?" tanya Arizona.

"Mau ngobatin lo lah," ujar Aileen.

"Modus?" tuduh Arizona.

Aileen mendelik. "Gue berniat baik! Modus darimana coba!" ujar Aileen tak terima.

Arizona mengambil kapas yang Aileen pegang. "Gue bisa sendiri." Lelaki itu kemudian mengobati luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Melihat hal itu membuat Aileen bergidik ngeri. "Lo ngapain bisa kayak gini? Berantem sama Buster?" tanya Aileen.

"Bego."

"Abisan lukanya banyak gitu," kata Aileen. "Terus kenapa?"

"Kepo."

"Jawab kalau ditanya, bukannya ngatain," ujar Aileen kesal. "Terus lo kenapa tidur di sini? Diusir dari rumah?" canda Aileen.

"Semoga aja," ujar Arizona.

Aileen mendelik, "ih, ngomongnya!"

"Gue nggak betah diem di rumah," ujar Arizona.

Aileen menatap Arizona. "Kenapa?"

Arizona mengangkat bahunya, menandakan lelaki itu tidak tahu.

"Lo seharusnya bersyukur masih punya keluarga yang utuh. Lo masih punya papa mama yang saying lo. Lo punya adik lo yang lucu. Jadi lebih baik lo nggak nyia-nyiain keberadaan mereka, karena ketika semuanya pergi, lo bakalan nyesel," ujar Aileen. Ia hanya tidak ingin alasan yang menjadi penyesalan terberatnya, kembali terjadi pada Arizona.

"Gue udah ngerasain itu," ujar Arizona.

"Maksud lo?"

"Mama gue udah meninggal. Yang lo liat di rumah kemarin itu bukan Mama gue, dia istri barunya Papa gue," jelas Arizona. Biasanya Arizona tidak pernah mau menyeritakan masalah keluarganya pada orang lain, akan tetapi kali ini entah kenapa mulutnya ingin sekali mengatakan hal itu.

Mungkin Arizona memang sudah sejak lama ingin menceritakan hal itu kepada seseorang. Sekadar untuk memberitahu mereka bertapa menyedihkannya hidupnya saat ini. Akan tetapi, baru kali ini Arizona mendapatkan seseorang yang tepat untuk mendengar keluh kesahnya.

Aileen terdiam. Gadis itu tidak menyangka hal itu yang sebenarnya terjadi.

"Oh, sori Ari, gue nggak tau," ujar Aileen merasa bersalah.

"Makanya jangan sok tau," ujar Arizona.

Aileen mendengus, "tapi lo kan harus tetep hormat sama Tante Laras, walaupun dia bukan Mama kandung lo."

Arizona mendengus, lelaki itu malas berdebat sekarang. "Lo ngapain keluar malem-malem?"

"Laper," jawab Aileen.

"Bahaya."

"Iya tau, tapi kan laper," ujar Aileen.

"Order aja kan bisa."

"Mahal," ujar Aileen.

"Keselamatan lo lebih mahal," kata Arizona sambil memakai hoodie nya kembali.

"Ari," panggil Aileen.

Arizona bergumam pelan.

"Kalau ada masalah, dan lo butuh temen curhat, lo bisa curhat ke gue," ujar Aileen. "Jangan dipendam sendiri," kata Aileen.

Arizona menatap ke arah Aileen lekat-lekat. "Lo bisa dipercaya?"

Aileen mengangkat bahunya. "Tergantung elo, bisa percaya sama gue atau nggak."

"Gue anter lo pulang," kata Arizona.

"Udah nggak marah lagi sama gue?" tanya Aileen.

"Menurut lo?"

"Mana gue tahu," kata Aileen.

"Iya udah nggak," jawab Arizona.

Entah kenapa bibir Aileen langsung melengkung. Tanpa bisa dipungkiri, Aileen sangat senang hubungannya dengan Arizona kembali membaik setelah kacau beberapa hari terakhir ini.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

—:—:—:—

NEXT? Vomment ya!

#GrasindoStoryInc
26-02-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro