Next Day Idol (bagian 2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Eh, Dila sendirian aja. Jomblo ya?" seseorang mengusik ketenangan Dila. Ia ingin mengumpat tapi tidak jadi karena orang itu adalah Vara, seorang trainee juga namun berbeda dengan Dila, Vara dididik untuk menjadi komposer. Vara adalah teman dekatnya selama menjadi trainee. Karena Vara juga menempuh waktu yang sama lamanya dengan Dila dalam menempuh masa latihan.

"Mantan aku tiga. Mantan kakak berapa?" Dila membalas Vara dengan cibiran yang berarti 'aku-pernah-laku-kamu-enggak'.

"Jangan gitu dong. Ayok masuk, ikut pesta sama yang lain," ajak Vara. Satu-satunya alasan Vara mengajak Dila masuk adalah karena ia ingin anak itu tidak merasa sendirian. Ia tahu Dila pasti merasa terpukul dengan hasil hari ini. Apalagi dengan kerja keras Dila seharusnya ia bisa menggapai mimpinya satu langkah lagi. Tetapi hancur oleh kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.

"Gak ah, Dila mau di luar aja," jawabnya. Gadis itu berbalik dan menatap Vara namun pandangannya yang luas juga mendapati sosok Yemi di dalam ruangan sedang menuangkan minuman ke dalam gelas Bintang. Dila tidak tahu, mungkin ini adalah efek dari kekalahannya hari ini entah bagaimana ia jadi muak sekali melihat rekan trainee-nya yang baru satu tahun berada di sini. Dila ingin menyalahkan Yemi soal kesedihannya hari ini. Tapi memangnya dia boleh? Menimpakan kesialannya pada orang lain.

"Nanti aku masuk kok Kak. Kakak duluan aja," kata Dila lagi.

"Gak papa aku temenin kamu aja. Kalau ada yang mau diceritain, ceritain aja," balas Vara. Ia jadi ikut-ikutan menyender di balkon. Vara memperhatikan arah tatapan Dila dan ia bisa tahu kemana tatapan penuh dendam itu mengarah.

"Aku balik ke dorm aja deh, Kak." Dila yang sadar diperhatikan memilih berlalu dari pesta itu.

Saat ia ingin pergi ke arah pintu Yemi menariknya. "Dila mau kemana?"

"Pulang," jawab Dila sekenanya. Ia sama sekali tidak menatap mata lawan bicaranya.

"Pulang?" bagi telinga Yemi kata pulang terdengar saat aneh. Karena biasanya para trainee selalu mengganti kata tersebut dengan 'balik ke dorm'. Tentu saja kata pulang memiliki makna lain yang lebih tajam.

"Iya Dila capek. Jadi Dila mau pulang. Dila kan juga gak ngapa-ngapain di pesta. Dila permisi." Tepat setelahnya Dila menepis tangan Yemi dan berjalan keluar.

"Kak Dila kenapa?" tanya Hanaru yang merupakan trainee komposer sama seperti Vara.

"Mungkin ia cuma bersedih soal hari ini. Dila pasti baik-baik saja," kata Mezu, kepala staf bagian editing untuk acara Next Day Idol. Di sisi lain Pika memicingkan matanya. Ia bisa mengerti soal keadaan Dila dan ia tahu kedepannya anak itu mungkin bisa memilih jalan paling tidak diharapkan. Mengundurkan diri dari FLC Entertainment.

***

Sesampainya di dorm Dila langsung menidurkan tubuhnya di kasur. Mengistirahatkan seluruh tulang-tulangnya yang seperti akan patah. Ia tidak mengerti. Apa orang-orang itu tidak kelelahan? Setelah rentetan acara yang melelahkan dan menguras emosi begitu bisa-bisanya mereka masih berpesta. Belum lagi mereka malah mengundang pihak yang kalah. Dila pikir mungkin mereka mengesampingkan soal perasaan trainee yang harus mengulang masa latihannya sampai bertahun-tahun tanpa kepastian untuk debut.

Dila sudah melakukan latihannya lebih dulu daripada semua trainee yang ia lawan di delapan besar. Ia menghabiskan delapan tahun usianya untuk berlatih menyanyi dan menari. Dan hari ini di saat-saat yang paling ia tunggu di mana ia menjadi mungkin untuk berdiri di panggung yang sama dengan Sura, impian itu harus jatuh begitu saja. Ia masih tidak terima harapannya yang sudah ia perjuangkan bertahun-tahun harus tertahan lagi, dan kali ini bukan karena kesalahannya. Itu sama sekali tidak lucu ketika impiannya tertangguhkan karena kesalahan orang lain.

Mungkin ini sudah saatnya bagi Dila untuk benar-benar pulang. Dila benar-benar lelah. Segala usahanya tidak menghasilkan apa pun. Ia tidak ditakdirkan menjadi salah satu bintang di kancah dunia hiburan. Dila hanyalah sebatas trainee berbakat. Hanya itu, tidak lebih.

Dila menghapus air matanya yang turun entah sejak kapan. Ia mengambil ponselnya dari saku dan ingin menelpon ibunya, meminta izin untuk menyerah. Namun saat ia baru membuka password di ponselnya sebuah telpon masuk. Dila hampir mati karena terkejut karena yang menelponnya adalah Sura, idolanya selama ini yang selalu berhasil menjadi motivasi Dila dalam berjuang.

"Halo Dila selamat malam," sapa suara di sebrang. Suara khas dan lembut ini, Dila tidak salah benar-benar Sura yang menelpon.

"Halo Kak Sura."

"Loh Dila, kamu nangis?" Sial, Dila lupa berakting untuk menyembunyikan suara seraknya.

"Enggak kok Kak. Kan Dila habis tampil makanya suaranya serak," balasnya berbohong.

"Oh ... Kakak udah di dorm anak laki-laki kan ada pesta. Kok kamu gak ada? Kata Kak Pika kamu nungguin aku."

Dila meneguk ludahnya dengan kasar. Kebohongan macam apa itu. Dila tidak pernah bilang ke komposer Pika kalau dia menunggui Sura. Lagipula kalau ia tahu Sura bakalan datang ke pesta pasti ia tidak bakalan kembali ke dorm secepat ini. Tapi masa bodoh, Dila tidak peduli lagi. Jika ia ada di dorm laki-laki mungkin ia bisa muntah saat mendengarkan Sura mengucapkan selamat kepada Tim Kuroba. Tidak, Dila tidak menbenci Tim Kuroba. Tetapi ia tidak sanggup kalau idolanya yang melakukan itu di depan matanya.

"Dila?"

"Eh iya kak."

"Selamat ya, kamu yang jadi ranking 2 secara individu di acara survival," ucap Sura. Dila bahagia sekali mendengarnya. Ia mematikan fitur perekam suara dan berteriak sepuasnya di kamarnya. Yang Dila butuh cuma itu, ucapan selamat. Dila hanya ingin kerja kerasnya diapresiasi. Hanya itu. Namun selama seharian ini tidak ada yang memahaminya dan hanya sibuk terhadap kemenangan Tim Kuroba.

"Makasih Kak. Tapi Yuma lebih hebat soalnya kan dia yang peringkat 1," balas Dila setelah puas berteriak seperti orang gila di kamarnya sendiri.

"Tetap aja kamu keren. Skornya beda tipis kan? kamu jangan sedih ya karena belum berhasil hari ini. Jangan menyerah. Aku orang yang paling nungguin kamu buat debut loh. Walaupun nanti kamu debut sebagai grup ataupun solois aku akan tetap mendukung Dila. Aku tahu kok kamu sedih karena kamu itu trainee paling lama di FLC. Tapi kamu jangan pernah lupa kalau usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Cukup mantan aja yang mengkhianati kita, usaha jangan," pesan Sura yang malah ia bumbui sedikit lelucon di akhir kalimat. Dila yang tadinya terharu jadi kembali sedih mengingat perlakuan mantan terakhirnya.

"Kak Sura hehe makasih ya udah hibur Dila. Dila sedih banget hari ini. Tapi disemangatin sama idola Dila udah bikin Dila seneng banget. Kak Sura juga semangat terus ya menyanyinya. Semangat Kakak untuk comeback-nya dua minggu lagi."

"Kamu juga. Kapan-kapan kita harus duet. Sudah ya Dila nanti Kakak telpon lagi. Gak enak sama yang lain pestanya dianggurin," kata Sura. Ia meminta izin untuk mematikan telepon. Tepat setelahnya kamar itu kembali hening. Dila menatap kembali ponselnya yang kini menampilkan nomor ibunya yang sempat ia buka sebelum telepon dari Sura masuk. Saat Dila ingin menelpon ibunya ia mengurungkan niatnya.

Ia tahu ia bodoh kalau melakukannya tapi nalurinya bilang ia harus mengecek akun sosial media agensi. Dila pikir mungkin ada komentar positif soal Dila yang bisa menaikkan suasana hatinya. Walau gadis itu tak bisa menampik pasti ada komentar jahat yang tertuju entah untuk siapa. Tapi tetap saja ia melihat kolom komentar dan moodnya kembali terjun bebas.

Giselliaaa_ : Oh ayolah FLC sejak awal aku benci kalian membuat pertarungannya 4 lawan 4. Sudah pasti laki-laki itu lebih disukai dan minim haters. Ini tidak adil. Dan aku turut bersedih karena kalian akan menggantungkan trainee sehebat Dila lebih lama lagi.

Hansegrette02 : Serius Dila gagal debut? Harusnya sejak awal ia tidak sekelompok dengan cewek-cewek itu.

Madella replied Hansegrette02 : Aku fans Tim Clover apa maksudmu? Mereka tim yang keren. Kalau kau mau Dila debut yang harusnya kau salahkan adalah agensi yang membuat sistem survival seperti ini.

Kirikuba : Dila keluar saja dari agensi itu. Mereka tidak tahu caranya menginvestasikan berlian dengan benar.

Vanillablue76 : Aku mendukung Dila sepenuhnya kalau ia audisi di agensi lain.

Fastern : Aku menyayangimu Dila jadi kau juga harus mencintai dirimu sendiri. Pulanglah.

***

"Loh rapat? Kok mendadak?" tanya Carl, pemuda itu adalah sekretaris pribadi Nana. Ia terkejut ketika produser hiperaktif yang menjadi rekannya itu membanting pintu ruang editing dengan semena-mena dan berteriak hanya untuk mengumumkan rapat dadakan.

"Iyalah, rapat evaluasi acara," kata Nana. Ia memukul-mukul gulungan kertas di tangannya ke pintu.

"Sepuluh menit lagi aku datang Kak," balas Rie. Ia adalah admin dari seluruh platform sosial media milik agensi. Ia sibuk di depan laptopnya mengotak-atik rumusan koding untuk memperbaharui situs web resmi agensi. "Nanggung nih, harus update Sura kan mau keluar album dia."

"Bentar Na, belum siap ini mindahin videonya." Kali ini Bahamud. Kameramen profesional satu itu dihadangkan dengan tugasnya untuk memindahkan video hasil syuting MV kemarin untuk persiapan comeback Sura.

"Duluan aja, editan photoshoot buat comeback Sura bentar lagi selesai." Mezu masih fokus dengan Photoshopnya.

Nana gerah mendengar semua alasan teman-temannya. Ia menemukan ide untuk membuat orang-orang di ruangan itu bergerak. "Yang telat rapat harus nemenin aku judi di casino sampai pagi." Mereka menoleh sebentar namun kembali tak acuh.

"Selama sebulan penuh." Tepat setelah kalimat terakhir dilayangkan seluruh orang di dalam ruangan langsung berdiri dan buru-buru membereskan pekerjaannya.

***

Ruangan khusus rapat akhirnya kembali hidup pagi ini, dua hari setelah acara survival resmi dinyatakan berakhir. Rapat kali ini sebenarnya diadakan mendadak atas usulan Pika. Ia ingin segera membahas soal kelompok kecil yang akan segera mereka debutkan. Tapi ada hal lain yang ingin Pika sampaikan, terkait soal Dila. Namun tetap saja topik utama tetaplah empat remaja lelaki itu.

"Eh tapi kan Nana yang bakalan persiapin debut mereka," kata Ave. Seluruh orang di meja rapat langsung memusatkan pandangan kepada Nana. Sontak yang dipandang langsung merasa risih dan tahu maksud tatapan itu.

"Iya konsepnya gak bakalan ada judinya!" katanya sedikit emosi.

"Enggak kok. Aku emang mau konsep debut mereka temanya kasino gitu, dengan bumbu royal, dan emang ada judinya." Mendengar founder sudah bersabda rasanya Nana bisa gila.

"Loh ... loh?"

"Jadi sekarang kita tentuin perannya dulu buat masing-masing anak Kuroba. Jadi Na di kasino itu biasanya ada siapa aja?" Fikri menanyai Nana soal itu. Karena dia adalah orang yang paling rajin ke kasino, hampir setiap minggu.

"Kalau menurutku Yuma sama Andrew cocok jadi lawan judi di meja taruhan. Aura mereka dapat banget. Apalagi mereka kan paling nempel tuh kemana-mana berdua jadi kalau dijadiin rival mantap, Kak. Kalau Rai jadi penjaga bar. Bintang jadi bangsawan patroli yang bakalan gusur mereka judi." Nana mengutarakan isi otaknya.

"Gila seperti biasa, tapi gak buruk," timpal Mezu.

"Pas banget. Tapi kan kalau judi ada dealernya. Masa mereka judi main sendiri?" Heny menanyakan hal yang menurutnya sangat ganjal. Sembari mencatat jalannya rapat ia tetap menganalisa.

"Dealernya cewek. Jadi ceritanya Andrew sama Yuma jatuh cinta sama dealer di kasino itu berjudi untuk memenangkan hati cewek itu. Dan di akhir cerita mereka gagal berjudi padahal tinggal show off kartu karena Bintang datang langsung kegusur semua," usul Rie tiba-tiba. Entah datang ide brillian dari mana ia menjelaskan teori yang cocok untuk music video Kuroba nanti.

"Cocok sih." Bayu memberikan suaranya.

"Berarti dealer ceweknya ambil dari model agensi aja?" tanya Fuyu.

"Jangan, bagusnya dealernya juga ikut nyanyi. Jadi mereka debut lagu utamanya kolaborasi," sergah Pika. Ah, ia bisa memulai memancing topik sekarang.

"Tapi mau ambil siapa? Elin?" tanya Fuyu lagi.

"Bulan ini Elin ada jadwal konser di Las Vegas, gak mungkin. Kalau bisa dealernya jangan cuma bisa rap tapi nyanyi juga," balas Fikri. Ia mulai memutar otaknya mencari orang yang tepat untuk memenuhi posisi itu.

"Kenapa gak Dila aja?"

Semua orang langsung menatap komposer senior satu itu, Pika. Ia berdehem kecil. "Kenapa gak ambil trainee kayak Dila aja? Visualnya kan pas, Dila bisa ngerap juga, vokal gak kalah dengan Bintang dan Rai. Apalagi sebenarnya dia itu trainee dengan skor vokal tertinggi mengalahkan Yemi. Dila juga bisa merubah-rubah warna suaranya seperti Andrew. Gak ada salahnya kan memakai trainee sebagai peran pembantu dan sedikit menyanyi."

Fuyu mengerti tapi menurutnya tetap saja sedikit tabu memasukkan trainee yang belum sah menjadi artis ke dalam lagu milik trainee yang akan debut.

"Tapi kayaknya agak ganjil dan takutnya agensi kita malah dicap pilih kasih karena masukin Dila," tolak Fuyu. Sedikit demi sedikit ketegangan khas suasana rapat mulai terasa. Pika bersender di kursinya memikirkan bagaimana cara untuk membuat Dila tetap di agensi. Apalagi ia tahu betul suasana hati Dila pasti sangat jatuh kemarin. Dia jugalah yang memaksa Sura untuk datang ke pesta setelah syuting untuk bertemu Dila. Sialnya Dila keluar lebih dulu dan Sura tidak mungkin menunggu.

Sebetulnya Pika muak karena trainee satu itu tidak diberikan kepastian juga. Rasanya agensi ini seperti menyia-nyiakan berlian yang lain karena masih memiliki berlian yang banyak.

"Maaf menyela tapi Rie setuju dengan Kak Pika. Setelah aku analisa di semua platform media sosial kita para fans banyak yang menyayangkan Dila gagal debut. Memang saham kita naik dengan signifikan sesuai data karena Tim Kuroba menang, tapi di satu sisi fans Dila banyak berkomentar negatif soal agensi kita. Sebagian besar meminta Dila untuk debut bahkan ada yang menyuruhnya keluar agensi," jelas Rie. Ia menunjukkan screenshot yang ia ambil beberapa hari sebelumnya.

"Yang aku khawatirkan terjadi juga. Sebenarnya aku memang tidak berniat mendebutkan Dila berkelompok," kata Fikri. Seisi rapat terkejut terutama Pika.

"Maksudnya?"

"Dila lebih bersinar kalau dia menjadi solois seperti Sura, Rehan, dan Icha. Aku tak masalah dengan membuat Dila muncul di MV," ujar Sang Owner. Pika bisa tersenyum dengan tenang sekarang.

"Menjadi solois adalah pilihan terbaik untuk Dila. Karena melihat dari survival kemarin sebenarnya anak itu agak menutupi aura teman-temannya yang lain. Tapi kalau Dila seperti Sura, tampil di panggung dengan penari latar sebanyak apa pun tetap akan terlihat menjadi pusat." Penjelasan Fikri jelas membuat Pika puas. Setidaknya ia tahu bahwa gadis itu tidak lagi digantung oleh ketidakpastian. Ia harus menulis lagu yang bagus untuk debut Kuroba kali ini dan juga lirik yang menampar di bagian Dila nanti.

"Jadi untuk Kuroba debut nanti lagu utamanya kolaborasi dengan Dila. Oh Nana, kalau bisa beri spoiler bahwa Dila akan segera didebutkan. Kita memang terlalu lama menyimpan perhiasan. Sekarang adalah waktunya melakukan investasi secara bertahap." Entah bagaimana kalimat Fikri membakar semangat seluruh pekerja dibalik layar yang ada di ruangan itu. Waktunya FLC bangkit kembali dan menelurkan emas yang banyak. Sekali lagi agensi ini akan membuat mimpi seseorang menjadi nyata.

***

Dila tengah sibuk mengatur kunci gitarnya. Sejujurnya ia ingin mengutuk Kak Pika karena menyuruhnya untuk menghafalkan chord sebuah lagu asing. Sejak tadi ia sudah lima kali mengatur gitarnya akan tetapi nadanya malah terdengar semakin sumbang. Lagu berjudul Spade You ini benar-benar menyulitkan hidup Dila selama hampir tiga jam.

Sudahlah paginya ia diciduk Vara sedang menulis surat pengunduran diri dari agensi. Ia malas sekali mengingat-ingat omelan Vara. Siangnya terpaksa mendengar nasihat dari Andrew supaya tetap meraih mimpi. Mimpi apanya coba? Dila yang sekarang sudah muak dengan kata-kata yang berhubungan dengan idol dan masa depan. Sialnya, sekarang ia malah terjebak di ruang rekaman dengan salah satu komposer agensi. Pupus sudah rencananya untuk kabur.

"Kalau boleh nanya Kak ini lagu baru ya?" tanya Dila sambil mencoba kunci G. Oke, sekarang nadanya pas dan telinganya tidak sakit. Ia lanjut memainkan gitarnya sesuai chord yang ada. Dila harus cepat selesai dan kembali menulis surat. Ia bertekad akan menulis surat di kamar mandi supaya tidak diciduk lagi oleh trainee lain.

"Iya. Itu lagu barunya buat debut anak Kuroba."

Dila langsung berhenti memainkan gitarnya. Ia memutar bola matanya malas. Kuroba Kuroba Kuroba. Dila muak.

"Kakak kan bisa nunjuk Andrew. Dia jago main gitar. Mending suruh dia yang hafalin," kata Dila. Gadis itu memang paling bodoh dalam urusan menyembunyikan perasaan. Jelas sekali kalimat barusan terdengar sarat dengan kemarahan. Pika hanya tersenyum untuk itu.

"Lagunya ada dua versi. Anak Kuroba belajar kok. Tapi lagu yang versi tanpa kamu."

Dila terkejut mendengar itu. Apa maksudnya coba. Lagu debut dua versi, dan salah satunya tanpa Dila. Sebentar, otak Dila tidak sanggup memikirkannya.

"Hah?"

"Iya pokoknya Kuroba debut itu kolaborasi sama kamu. Lays belum ngasih tahu? Makanya aku suruh kamu hafalin chordnya soalnya Nana bilang dia mau buat video lagu Spade You yang akustik versi live. Nanti setelah Kuroba debut."

"Kak pelan-pelan. Otak Dila gak nyampe! Kemarin Dila diundang minum teh sama Bintang makanya gini," balasnya. Demi apa pun Dila tidak paham dan ia malah menyalahkan Bintang. Padahal Bintang menyodorkannya earl grey semalam.

"Intinya kamu bakalan kolaborasi dengan Kuroba di lagu debut mereka. Kamu bakalan nyanyi di bagian ini dengan ini." Pika membuka lembaran lain yang berisi chord lagu kemudian menunjuk beberapa baris lirik yang akan menjadi makanan Dila nantinya.

"Hah?" Dila menatap bingung Kak Pika. Ia tidak tahu harus senang atau bagaimana. Yang pasti perasaannya campur aduk saat ini. Dila tidak masalah tampil bersama empat laki-laki itu. Tapi kalau memunculkan Dila di music video mereka hanya untuk menghibur fans Dila yang rajin berkomentar buruk di platform agensi jelas Dila akan merasa sangat kecewa.

"Kenapa Dila yang dipilih Kak? Dila kan udah jadi trainee yang ga—" Pika buru-buru memotong kalimat Dila dan menggantikannya dengan kabar yang akan menyejukkan gadis itu sampai seluruh sel bahagia di tubuhnya mekar seperti bunga musim semi.

"Kami mau lihat prospek kamu sekali lagi Dila. Kamu kan juga dekat sama anak Kuroba jadi yang dipilih kamu supaya chemistry-nya lebih dapat. Dan lagi kalau kamu bagus dalam lagu kali ini. Kami akan mempertimbangkan untuk mendebutkan kamu sebagai solois," jelas Pika dengan senyuman cerah.

Mendengar itu tidak ada yang bisa Dila lakukan selain tersenyum. Ia tidak menyangka atas segalanya. Benar yang Sura katakan soal usaha tidak akan mengkhianati hasil. Dila tidak akan lagi percaya dengan kalimat kesempatan hanya datang sekali. Bagi Dila kesempatan akan selalu datang kepada orang yang mau berusaha dan tidak mundur. Gadis itu sekarang merasa bersyukur karena Vara memarahinya pagi-pagi buta soal surat pengunduran diri. Ia harus berterima kasih kepada Andrew karena rela mengomeli Dila yang nakal dan berpikiran pendek.

Dila mungkin kelelahan selama delapan tahun. Tapi kali ini ia disodorkan kesempatan lagi. Yang membuat mimpinya hanya tinggal satu langkah. Dan yang perlu Dila lakukan saat ini hanyalah kembali berusaha seperti yang sudah-sudah. Dila akan kembali bekerja keras dan membuktikan kepada CEO dan Founder FLC bahwa Dila layak berada di tempat yang sama seperti semua idol di dunia. Dila pasti bisa bersinar dengan cahayanya sendiri.

"Terima kasih Kak Pika penjelasannya. Dila akan melakukan yang terbaik. Dila pasti bisa!" serunya penuh semangat. Ia kembalikan atensinya pada chord lagu di kertas dan memainkan gitarnya dengan hati.

Pika mengelus kepala Dila dengan lembut. "Kakak tahu. Kamu selalu bisa."

Dila tahu dan kini Dila yakin. Sejak awal mimpinya tidak dirusak oleh siapa pun. Tim Kuroba tidak mencuri impiannya dan Tim Clover sudah melakukan yang terbaik bersama Dila selama acara survival. Tapi kali ini Dila yang akan berjuang sendirian. Pada akhirnya semuanya memang kembali kepada Dila. Dan ia tidak akan menyianyiakan apa yang ada di depan mata.

***

AKHIRNYA SELESAI YA ALLAH

TERIMA KASIH KEPADA SELURUH MEMBER FLC

SEMOGA KALIAN MENYUKAI FF-NYA.

THIS IS THE CAST!!!

Fikri as Owner of FLC Entertainment

Fuyu as CEO of FLC Entertainment

Heny as Fuyu's Secretary

Nana as Produser

Ave as Director

Dila as Idol Trainee

Rima as Idol Trainee

Yemi as Idol Trainee

Chita as Idol Trainee

Yuma as Idol Trainee

Bintang as Idol Trainee

Rai as Idol Trainee

Andrew as Idol Trainee

Vara as Song Writer Trainee

Hanaru as Song Writer Trainee

Sura as Singer

Milkita as Jury and Choreographer

Rehan as Jury, Actor, and Senior Singer

Elin as Rapper

Icha as Singer

Mezu as Graphic Editor of FLC Entertainment

Bahamud as Proffessional Cameraman

Bayu as Composer and Song Writer

Pika as Composer and Song Writer

Carl as Nana's Secretary

Dhana as Stylist

Hicchan as Make up Artist

Lays as Clover's Manager

Eris as Kuroba's Manager

Rav as FLC's Staff

Mila as FLC's Staff

Rie as Administrator

Widya as Vocal Coach and Jury

Penulis Nana Charriot_

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro