Sleep well

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Frigophobia Syndrome.

Tsukinami Carla x Mukami Ruki
CarRu.

Diabolik Lovers milik ©Rejet.

Warning: Modern Au, Typo, OOC, Family, Yaoi, BxB, Shounen-ai, M-preg.

Rate: T

'Sleep well'

Gak kerasa matahari udah terbenam. Waktu siang jadi malam dan sekarang udara semakin dingin.

Carla lelah, dia seharian ini ngikutin Ruki kemanapun gagak itu mau. Entah di tarik kesini ato kesana, Ruki seolah gak kehabisan energi buat ngajak Carla jalan-jalan.

Dia juga jadi lebih cerewet, gak kayak Ruki yang biasanya lebih banyak diam dan justru agak takut sama Carla.

Khusus hari ini, kayaknya Ruki jadi orang yang berbeda. Ini menurut Carla.

Carla juga mikir, mungkin itu efek dari kumatnya syndrome yang Ruki punya. Tapi dia juga gak begitu yakin, sehingga dia mau nanya dulu ke adik-adik Ruki yang lain nanti.

"Carla! Carla!" Gagak itu memanggil lagi yang buat Carla noleh ke arahnya dengan cepat.

"Ada apa lagi?"

Ruki lari mendekat, dia tiba di hadapan Carla dan natap Shiro itu penuh rasa penasaran.

Ada jarak 10 cm dari perbedaan tinggi mereka, ngebuat Ruki jadi kayak anak kecil di mata Carla sekarang.

"Lelah?" Carla bertanya memastikan, dalam hati juga harapin hal yang sama karena dia juga sudah lelah. Coret sangat lelah.

Ruki diam, tapi tangannya secara random megang tangan Carla dan naruh ke atas kepalanya sendiri. Beri gestur seolah tangan Carla ngelus rambut dia.

Carla yang agak peka sama kode itu turut gerakin tangannya buat ngelus kepala Ruki. Kayaknya Ruki memang lelah tapi dia gak mau bilang aja ke Carla.

Mungkin karena gengsi ato malu.

"Atchu!"

Carla hentikan gerakan tangannya, dia dengan sigap lepas scharf yang selalu dia pakai dan mulai makaiin scharf miliknya ke Ruki.

"Ayo kembali, semakin dingin." Kata Carla mengajak, tangannya dia julurkan ke arah Ruki dan dengan senang hati Ruki nerima tangan hangat Carla.

"Ayoo!"

.
.
.

Carla ulurkan satu gelas berisi cokelat panas ke Ruki, mereka udah sampai di kamar inap Ruki dan sekarang lagi nyantai sambil melepas penat.

Ruki berbinar, dia nerima gelas cokelat panas itu dengan tak sabar. Sangat ingin mencicipi hangatnya cokelat di dinginnya udara.

Suara hujan di luar semakin deras dan Carla berinisiatif buat nyalain penghangat ruangan, biar Ruki gak kedinginan dan gak tambah parah kumatnya.

Mata emas Carla ikuti pergerakan Ruki, setiap gerakan dan emosi yang terbentuk di atas wajah Ruki ntah kenapa buat Carla tertarik.

Dia tarik senyum tipis, sangking tipisnya mungkin Ruki juga gak bakal sadar kalo Carla senyum.

"Kau lucu"

Ucapan mendadak itu buat Ruki hampir kesedak minumannya, dengan cepat dia naruh lagi gelasnya.

"Hhk! Carla kalo ngomong kayak gitu aba-aba dulu dong! Kan Ruki kaget." Sentak si kecil yang masih kaget.

Carla berkedip, baru sadar sama ucapannya sendiri. Dia kemudian ngalihin pandangannya, gak mau tatapan mata dulu.

"Maaf"

"Dimaafkan! Omong-omong, apa Carla gak suka sama sikap Ruki yang biasanya?" Ruki tanya, dia emang mau tau sosok Carla secara lebih lagi.

"Tidak, bukan begitu."

"Loh, lalu?"

"Maksudku kau lucu saat bertingkah kekanak-kanakan seperti ini, biasanya kau kaku jadi aku juga agak bingung harus bagaimana." Baru kali ini Carla menjelaskan secara panjang, dan mungkin itu adalah kalimat terpanjangnya selama ini.

Ruki diam, dia natap ke arah Carla yang masih setia ngalihin pandangannya. Dia kemudian senyum.

"Ternyata Carla tak seburuk itu ya" Dia terkekeh, lalu mulai membaringkan tubuhnya ke kasur.

Menguap sekali lantas mengucek matanya yang terasa berair.

"Carla~" Tangan dia rentangkan, minta sebuah pelukan sebelum tidur.

Carla hela nafasnya, kemudian beri gagak itu pelukan hangat yang nyaman.

"Kau lelah, cepat tidur"

"Umh"

Ruki naikan selimutnya, di tatapnya Carla sebelum dirinya tertidur.

"Baru kali ini Ruki liat Carla jadi orang terakhir yang Ruki lihat."

Carla diam, tapi tangannya bergerak sendiri untuk mengelus kepala Ruki lagi. Nyoba buat si gagak nyaman.

"Sleep well, Ruki"

"Um"

.
.
.

Carla mengecek jam, udah terlalu larut buat dia pulang ditambah keadaan di luar masih ujan deres.

Dia belum bisa tidur, jadinya daritadi dia cuma ke kantin rumah sakit sambil mesen satu kopi panas buat peneman dia malam ini.

Mata emasnya kembali teralih ke IPad yang dari tadi nampilkan sebuah artikel.

Kepalanya di penuhi tanda tanya, mulai dari asal muasal Ruki mempunyai sindrom tersebut sampai langkah kedepannya yang harus Carla lakukan jika semisal Ruki kumat lagi.

"Ternyata benar kau"

Kepalanya menoleh ke sumber suara, mata emasnya memincing heran saat tau siapa lawan bicaranya saat ini.

Tertua Sakamaki, Shuu.

"Siapa yang kau jenguk sampai malam begini?" Shuu bertanya dan ngambil tempat di hadapan Carla.

Awalnya Carla tak mau menjawab, tapi dia juga penasaran sedang apa tertua Sakamaki itu kemari.

"Ruki, dia sakit."

"Wah kebetulan yang aneh. Reiji juga sakit, dia hampir diculik dan menerima beberapa penyiksaan. Itu ulahmu, huh?"

Tangan Carla mengepal, mencoba tahan kemarahannya.

"Apa maksudmu"

"Kau tau maksudku, kau sengaja buat rencana itu. Beri tau ke Karlheinz dan buat pernikahan kami hancur. Lalu kau yang akan merebut Reiji setelah ceraikan Ruki. Wow, pertunjukan yang bagus, lebih bagus lagi kau yang punya rencana membunuhku jika rencana pertamamu itu gagal." Terang Shuu panjang lebar, sebuah senyum seringai terlihat di wajahnya.

Sementara Carla mendadak diam, dia coba atur kondisinya saat ini.

Di hadapannya Shuu masih diam, tetap dengan seringai kejinya. Dia kemudian menarik IPad milik Carla dan membaca isinya.

"Lebih baik kau fokus dengan Ruki saja, dia pasanganmu, suamimu. Harusnya kau hargai dia" Shuu mencoba menasehati tapi sepertinya Carla gak akan mau mendengarkan.

"Hargai dia? Jangan bercanda, aku gak punya perasaan lebih ke dia. Pernikahan kami sebatas perjanjian di atas kertas dan akan berakhir setelah 8 bulan."

"Walau begitu dia berusaha agar kau-"

"Aku gak perlu usahanya, dia sendiri yang mau. Keluarganya sudah sepakat, aku nikahi dia dan mereka akan beri aku wewenang atas perusahaan mereka." Carla pandang remeh Shuu, pikir kalo dia sudah menang telak.

Sekarang posisi terbalik, Shuu lah yang marah sekarang. Bisa-bisanya sahabatnya sendiri akan seperti ini.

"Hanya itu yang kau pikirkan? Bagaimana dengan Ruki?"

"Aku ceraikan dia, oh atau kau ingin menampung dia? Tak masalah asal kau beri Reiji padaku"

Shuu hampir saja memukul Carla kalo aja Ayato gak dateng dan ngajak Shuu pergi.

"Kakak, berhenti. Dia mencarimu."

Shuu berdecih, dia menangkan kembali dirinya dan berjalan ikuti Ayato. Tinggalkan Carla sendiri disana yang nampak senang.

.
.
.

Pagi datang dan ini adalah hari kedua Ruki di rumah sakit.

Dia baru aja cuci muka, males mandi soalnya lagi dingin dan gak ada mood mandi.

Ngecek isi kulkas mini siapa tau dia nemu semangka ato apa gitu buat dia makan.

Dia lagi laper soalnya.

Mana suami tercintanya pulang, dia kan jadi sendiri disini dan pastinya bakalan bosen begete.

Ya udah lah mendingan Ruki scroll tektuk dulu sambil nunggu sarapannya di anter.

Ntar kali ngehubungin suaminya takut kalo cuma di reject terus di abaiin.

Hati kecil moengil Ruki masih rapuh.

Baru aja dia mau rebahan lagi, pintu kamar inapnya dibuka dan gak lama Carla dateng sambil bawain dia sarapan.

Carla kaget.

"Oh? Udah bangun?"

Ruki lebih kaget lagi.

"Loh?! Carla-kun kok disini?"

Keduanya diem, sambil saling liat-liatan. Ruki gak inget kemarin dia nelpon Carla ato apa, yang dia inget cuma Carla ijin pulang aja kemarin.

Di chatnya juga gak ada ucapan Carla bakal kesini.

"Ini Carla semalem nih disini?" Dia ngebatin dalam hati, rada seneng sekaligus malu-malu anjing.

Mana sekarang dibawain sarapan lagi, mana bisa Ruki gak baper gegara ini.

"Iya, aku gak pulang"

"LOH BENERAN?"

Ruki makin kesemsem, wajahnya udah full merah. Pikirannya udah terbang kemana-mana. Pengen mikirin yang iya-iya tapi dia sadar mereka ada di rumah sakit jadi gak mungkin.

Jadinya paling kenceng dia cuma mikir, mereka share bed buat tidur kemarin malem.

Terus Carla meluk dia terus Carla naruh dagunya di kepala Carla kayak yang dia liat di drakor gitu sambil Carla ngelusin punggungnya.

"JAKSJAOAJAOAJSKSIAI PANTES MIMPI INDAH GUE" Ini racauannya Ruki yang ngadi-ngadi.

Kasian, mana masih muda.

Dia gak tau kenyataan pahitnya kayak gimana.

Sementara Carla yang ngeliatin Ruki tersipu-sipu cuma bisa heran sendiri. Di dalem hatinya dia ngebatin, "Macam tak betul budak ni."

Kayaknya Carla juga harus ngobatin Ruki ke psikiater deh abis ini.

"Ruki, sarapan."

Ruki balik lagi ke dunia, padahal belum puas dia ngehalu sana sini. Dia masih di haluan dia punya anak cewe sama Carla.

Wahh pola pikirnya sih ini yang kena.

"Aku suapi"

"FIX BESOK GUE KE KUIL!" Ruki makin menjadi-jadi nih keknya.

Padahal Carla mau nyuapin dia juga karena masih khawatir Ruki bakal kambuh, tapi Ruki-nya aja yang baperan jadi over.

"Arigatou"

Suapan demi suapan Ruki terima, Carla kadang juga ngelapin sekitar mulut Ruki yang kotor. Kadang juga bantu minum Ruki.

Pokokonya pagi itu, Ruki kayak di treat bak suami yang dicintai banget sama Carla sampai dia mau nangis sangking perhatiannya Carla.

"Ruki"

"Eh iya?" Ruki auto nengok, dia daritadi ngeliatin wajah rupawannya Carla jadi gak sadar kalo Carla manggil dia beberapa kali.

"Gimana perasaanmu setiap sama aku?"

Jantung Ruki rasanya kayak di kagetin sama listrik, dia diam buat beberapa detik soalnya terlalu kaget sama omongan Carla barusan.

"E-eh? K-kok tiba-tiba?"

"Jawab aja, sayang."

Ya jangan ditanya Ruki yang di panggil sayang sekarang kejiwaannya gimana. Ya jelas gak baik-baik aja lah dia.

Bahkan dia sampai gak bisa nahan senyumnya dan secara tiba-tiba aja ngasih ciuman singkat di pipi Carla.

"Seneng! Seneng banget!"

Sekarang gantian Carla yang diem, dia nyentuh bekas ciumannya Ruki terus narik senyum kecil.

"Begitu ya"

*~TBC~*












Ruki baperan era is coming

Emang gitu anaknya kalo udah baper bakalan rada error

Btw ada slight ShuRei soalnya gw kangen mereka, apa gw buat book mreka juga apa ya 🤔🤔

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro