The Last Words - Aini

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul Karya : The Last Words
Author/ID Akun : fitrahworkship
Blurb :

Teman baik seharusnya tidak mencintai sahabatnya dan ingin menjadikannya seorang kekasih. Namun, Mama memintaku untuk melakukannya. Aku katakan, kalau semua ini salah, dan tidak akan bisa mengubah apa pun, melainkan rasa malang, karena mencintai sahabat sendiri yang sudah seperti saudara.

Waktu itu Mama menyadari kesendirianku. Beliau hanya bilang. Aku hanya butuh teman dalam perjuanganku meraih cita-citaku. Namun, dengan memilih sosok laki-laki asing sebagai suami, dan itu adalah putusan paling dingin yang pernah terlintas dipikiranku. Mungkin hanya karena aku tidak menerima kehadiran orang lain di sisiku.

***

Malam kepergian Mama. Bahkan angin pun tidak berembus malam itu. Aku terdiam di pojok ruangan, menunggu seseorang datang lalu menenangkan untuk setidaknya mengisi relung hati yang telah retak.

Seorang polisi masuk bersama Mike Gillstein dengan tetap menyelidiki ruangan gelap di depan dapur dengan hati-hati dan cermat menelusuri setiap pojok dinding dan langit-langit berulang kali. Di sanalah Asih membunuh Mama.

"Kapan jiwa yang hidup itu dieksekusi?" tanyaku pada Mike yang kini memutuskan untuk duduk di sampingku.

Dia hanya mengangguk, sedikit kaku dengan menahan haru yang sedikit tertahan ketika melihatku pertama kali terpuruk seperti ini. Namun, dia tidak ingin membuatku menunggu. Dia lekas menjawab, "Setiap manusia memiliki kesempatan hidup yang sama. Penyembuhan mentalnya adalah salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan di samping keinginan pihak keluarga yang hendak mempercepat eksekusi terhadap Asih."

Aku tidak berkata sepatah kata pun. Satu-satunya yang ingin aku lakukan adalah pergi dari tempat ini segera dan melupakan lamaran Mike yang sama sekali tidak bisa melakukan apa pun, selain mencoba menggiring pertanyaanku pada jawaban yang tidak berpihak.

"Aku memutuskan untuk berangkat ke Jakarta besok," kataku pada Mike yang menatapku tenang, mencoba menerjemahkan tindakanku yang hanya 'diam' saja. "Aku akan mencoba melupakan apa yang hari ini terjadi.

Setidaknya presiden akan berpandangan yang sama denganku untuk tidak membiarkan orang jahat tinggal bersama kita untuk waktu yang lama. Bila Asih dalam masa pengawasan satu tahun masih mengalami trauma, aku bisa pastikan. Karena ketakutan ini, akulah pihak yang terancam selanjutnya."

☁️❤️☁️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro