[7] : Lee Taeyong dan Empat Bocah Receh

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

• From Home•

Beban hidup gue bertambah setelah kehadiran empat peranakan setan

Keep semangat

Lee Taeyong—

•~~•

—"Well, Selamat datang" Taeyong tersenyum sembari menaruh kedua lengannya di atas meja, tatapannya tertancap tajam kearah Haechan, Jaemin, Jeno, dan Renjun, membuat keempat anak itu saling berpandangan dengan dahi yang berkerut kebingungan.

"Mulai beberapa hari lalu, saya sudah resmi menjadi walikelas kalian—"

"—Lah iya?!" Renjun menatap polos kearah Taeyong sembari mengikuti cara Taeyong duduk.

"Lari sana di lapangan"

"Baperan euy si Payong"

"Mulut kamu minta saya jejelin kaos kaki ya?!"

"Ewh....nggak mau, nggak suka, gelay"

"Awokawokwokwokkwao"

Untuk sejenak Taeyong hanya menarik nafas dalam—Kaga boleh ngamuk, belum ae gue jorokin ya lo ke empang!

"Belum pernah saya banting ya kamu?!"

"Hehe...belum Payong, banting aku dong—ADAW!!!!!!!" satu tarikan kencang pada telinga kanan Renjun mampu menghentikan cerocosan tidak penting yang akan dikeluarkan anak itu dari mulutnya.

"Tolong mulut kamu itu diem bentar aja bisa?, Ini berlaku juga buat yang lain, atau biar sekalian aja saya potong telinga sama mulut kalian buat dijual di pasar gelap?!"

"Fix si Payong ini sebenernya kriminal yang kabur dari FBI" Jaemin sedikit berbisik sambil terus memperhatikan gelagat Taeyong yang menurutnya lebih menyeramkan daripada banci lampu merah, bisikannya itu dibalas dengan anggukan kepala dari bocah tampan disebelahnya.

"Ok, saya jelasin dulu"

"Aku nggak mau denger penjelasan kamu!" Renjun memalingkan mukanya dengan telapak tangan yang mengarah Taeyong dan tangan satunya yang menyentuh batang hidung secara dramatis.

"Udah basi!"

"Kita putus!"

"Syut...kasian Payong mau ngomong, dengerin dulu" ucapan Haechan membuat ketiga anak lainnya saling bertukar pandang tidak percaya.

"Ihh babinye~"

"Hitungan ketiga kalau kalian masih pada bacot obrolan ini saya lanjut di lapang"

"Biar sekalian lirik doi nih!"

"Satu"

"Seperti mati lampu ya sayang!~"

"Dua"

"Edan! Beneran dilanjutin!"

"TIGA!"

"AAAAAA....JANGAN DEKAT!"

•~~•

Dibawah teriknya matahari pagi menjelang siang ini, Renjun-Jeno-Jaemin dan Haechan tengah berdiri di tengah lapangan sembari mengernyitkan dahi, memandang keseluruhan sisi sekolah dengan seksama, di depan mereka menjulang tinggi seorang Lee Taeyong dengan tangan terlipat di dada.

"Jen!, Tah liat! Apa kan gue bilang, torennya bocor, temboknya sampe lumutan gitu kaya otak Haechan" ucap Renjun memecah ketegangan sesaat sembari menggoyangkan bahu Jeno.

"Maksud ngana apa ya?!" Haechan jadi sewot.

"Sekali putaran" untuk mencegah pertengkaran tak penting akhirnya Jaemin memilih untuk menyanyikan salah satu soundtrack iklan di TV.

"Setengah putaran"

"Bersihkan s'tiap dosa di muka haechan!"

"Tar-putar di wajah!"

"Bilas!"

"Mukanya ilang!"

"SAT!!!!"

"A B C D~"

Taeyong benar-benar frustasi sekarang.

Jadi untuk hari ini, Haechan akan menjadi sasaran empuk bagi Renjun-Jeno dan Jaemin karena telah mengabdi menjadi tim suksesnya Lee Taeyong.

"Ternyata solidaritas persahabatan kita cuman sampai sini"

"Cukup! Bisa tambah lama kalian berdiri disini kalau kalian masih banyak omong!"

"Ng—Ngogghey"

"Mulai hari ini menurut surat bertanda tangan kepala sekolah—"

"—Demi apaan nyai sooman tanda tangan disitu?!!"

"Ayo mengheningkan cipta!"

"Sasageyo!! Sasageyo!!!!"

"ADAW!!! KOK SAYA YANG DI JEWER PAYONG?!"

Keributan tadi terhenti setelah Taeyong menarik telinga kanan Renjun.

"Saya pengennya jewer kamu"

Padahal dari tadi Renjun diem.

"Wah ini mah bisa dilaporin ke Komnas HAM!!"

"Heh! Sok-sokan banget kamu mau lapor ke Komnas HAM, liat seragam kamu aja bakal dikira anak salah pergaulan sama musang!"

"Payong kalau ngomong jangan pedes banget dong, Hajima Allah is Watching!—NAH PA JEWER AJA JAEMIN!"

Selanjutnya adalah teriakan kencang dari Jaemin yang terdengar, seketika ketiga mulut anak lainnya bungkam karena takut di babi buta.

"SAYA DIEM PA!"

"Kamu diem tapi itu bibir monyong-monyong ke anak kelas XII MIPA itu apaan? Minta dikasih pelet ikan?"

"Pelet cinta Payong"

"Lagakmu cinta-cintaan nilai kamu aja udah kaya habis ketimbun reruntuhan"

"Nilai itu fana Payong, cinta itu abadi"

"Halah lambemu tinggi banget!"

"Idihhh bibir saya seksi banget ini payong"

"Geli banget lama-lama saya liat kamu"

"Dikira saya nggak, udah enek saya liat bapa—ADUH IYA PA AMPUN!!!!"

Taeyong menarik kembali nafas panjang sembari menutup mata sejenak, ingin rasanya Taeyong resign aja jadi manusia, tapi masih cinta kenikmatan duniawi.

"Ok, saya to the point aja, mulai hari ini dan seterusnya sampai menjelang kelulusan, kalian akan saya beri hadiah—"

"—HAMDALLAH, EMANG REZEKI ANAK GANTENG TUH GAK KEMANA" Jeno bersorak sembari mengangkat kedua tangannya ke atas.

"EOMMA!~" Haechan udah pura-pura nangis, sedangkan Renjun dan Jaemin saling berpelukan haru dengan kedua kaki Renjun yang melingkar di pinggang Jaemin.

"Saya belum beres"

"Asik masih ada tambahan"

"Hadiahnya jam belajar tambahan buat kalian"

"..."

"..."

"..."

"..."

Dunia Renjun-Jaemin-Jeno dan Haechan terasa runtuh seketika.


































"KABUR WOY KABUR!!!!!!!!!!!!"

•~~•

"Yang bersih nyikatnya" Taeyong tengah berdiri bersandar ke tembok sembari memperhatikan keempat muridnya membersihkan WC sekolah.

Haechan yang dasarnya suka gatel kalau gak iseng, akhirnya berinisiatif untuk menyipratkan air ke arah Jaemin yang sedang mengepel lantai lorong.

Berakhir dengan Renjun yang terpeleset setelah menggosok kloset karena gak tau lantainya basah, membuat yang lain terbahak, btw, suara ketawa Haechan yang paling gede.

"Sumpah ini yang bikin lantai licin gue sumpahin lo matinya gak tenang!"

"Ayo cepetan! Mau pulang gak?!" Suara Taeyong menggema serta menusuk jiwa Renjun-Jeno-Jaemin dan Haechan.

"Astaghfirullah~" Jeno yang sedari tadi diam akhirnya memilih untuk menyanyikan salah satu lagunya Opick buat nyindir Taeyong.

Tapi yang disindir masih anteng aja ngeliatin kerjaan mereka yang gak beres-beres.

"Intinya setelah bel pulang sekolah pukul 12 siang, kalian masih harus temui saya buat pelajaran tambahan selama 3 jam, yang ketauan kabur bakalan saya teror hidupnya sampe di calling malaikat Izrail, gak ada bantahan karena ini perintah kepala sekolah"

"Cih budak" Haechan berdecak sembari terus menggosok ember dengan pembersih lantai.

"Tapi saya yang buat suratnya"

"Idihhhh nyai sooman yang perbudakan bapa sekarang?!"

"Bacot banget heran"

"Kalau saya bikin surat buat lulus pake nilai A semua bisa di tanda tangani juga gak pa?"

"Tolong pertanyaan kamu yang masuk akal dikit bisa?"

"Yaudah, mau nanya lagi pa, kalau pupil itu bisa dipakai untuk mengupil gak pa?"

Taeyong menjadi geram sendiri, ingin rasanya menabrakan kepala Haechan ke tembok sekarang.

"Ya Jeno kamu udah boleh pulang" Taeyong memilih untuk mengalihkan perhatiannya ketika melihat pekerjaan Jeno sudah selesai sempurna.

"Duluan ya ngab!" Baru saja Jeno ingin melangkah tapi 3 sosok mata kini memperhatikan Jeno penuh kedengkian.

"NGGAK BISA! KALAU KITA BELUM BERES JENO JUGA GAK BOLEH PULANG! SINI BANTUIN GUE!!!" Renjun menarik baju belakang Jeno untuk ikut membantu pekerjaannya agar cepat selesai.

Mendengar perintah Taeyong tadi membuat  anak lainnya melakukan pekerjaan dengan kecepatan 2 kali lipat dari sebelumnya.

"PAYONG BANTUIN SAYA PA!!!" Jeno meraung-raung meminta pertolongan yang dibalas dengan lambaian tangan dan senyum menawan dari Taeyong.

•~~•

Taeyong menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah toko pakaian, matanya sempat melirik ke arah Jeno yang tertidur di jok sampingnya, juga ketiga anak lainnya yang tertidur di jok belakang.

Sempat menyesal memperlakukan anak-anak itu dengan tugas fisik sedari tadi, akhirnya Taeyong berinisiatif untuk membawa mereka pergi makan.

Setelah 30 menit yang lalu mereka semua sempat berdebat siapa yang akan duduk di depan bersama Taeyong karena Taeyong ogah nyetir sendiri di depan, berasa supir katanya.

Taeyong memilih untuk membeli 4 setel baju yang akan diberikan kepada keempat anak muridnya itu, tak kunjung ada yang terbangun Taeyong kembali menjalankan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan dan memarkirkan mobilnya dengan lembut, setelah beberapa saat menunggu akhirnya Haechan terbangun lebih dulu.

"Loh?!" Haechan terlonjak kaget sembari melihat ke kanan dan kiri "KITA DIMANA PAYONG?! ASTAGHFIRULLAH ANGKEL! DOSA BAWA KITA KE TEMPAT MAKSIAT!!!"

Teriakan Haechan tadi mampu membangunkan ketiga anak lainnya, Jaemin yang nyatanya masih ngantuk cuman bisa ngebug, Renjun yang kagetan malah ikutan teriak, dan Jeno yang langsung membelalakkan matanya lebar-lebar sembari meraba-raba tubuhnya.

"Yaudah sana turun"

"Hehe...nggak jadi deh, nggak punya ongkos pulang"

"Makanya kalau apa-apa itu gak usah suudzan sama saya!"

"Iya maaf atuh pa, kan waspada hwhw"

"Nih pake, kalian gak boleh pake seragam, cepetan, kalau lama saya kunci kalian dimobil biar mati kehabisan nafas" Renjun, Jeno, Jaemin dan Haechan bergidik ngeri namun akhirnya tetap menurut.

"Gantinya disini?" Tanya Jaemin sembari mengeluarkan satu setel baju yang diberikan Taeyong tadi.

"Iyalah, dimana lagi?"

"Harus disini banget?"

Taeyong berdecak kemudian beralih untuk menatap Jaemin.

"Bukan gimana-gimana ya Payong, cuman ini aset saya lebih berharga buat diliatin"

"Siapa juga yang mau liat hah?! Ganti sekarang! Cepetan gak pake lama"

"Uhm pa" kini giliran Jeno yang menunduk sambil memanggil malu-malu.

Taeyong memutar bola matanya jengah.

"OK IYA SAYA KELUAR! TAPI INGET! GAK PAKE LAMA!" Taeyong berdecak dan pergi untuk keluar dari mobil.

Setelah 10 menit kemudian, keempat anak tadi turun dari mobil, dengan segera Taeyong mengunci pintunya dan berjalan mendahului mereka.

"Yang terakhir nggak usah makan" ucapan Taeyong tadi membuat Renjun-Jeno-Jaemin dan Haechan berlari cepat untuk menyusul langkahnya.

•~~•

Terimakasih untuk cosplayer setan kami 😘
@Payong

RenjunJenoJaeminHaechan

•~~•

ToBeContinue

•~~•

• From Home •

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro