39. Dingin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SELAMAT MEMBACA
FROM SCARLETA TO GERALDO
TIGA PULUH SEMBILAN : Dingin
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

ZEE perlahan terbangun dari tidurnya. Zee merasakan ada sebuah tangan yang memeluk pinggangnya dengan erat. Zee mengerjapkan matanya berkali-kali, berusaha menyadarkan dirinya. Ia kemudian menoleh ke belakang dan mendapati wajah Rey yang tengah tertidur dengan pulas. Zee tak ingat bagaimana ia bisa berakhir dengan tidur di kamarnya dengan Rey. Ia juga tidak terlalu memusingkan hal itu. Masalah kemarin sudah cukup membuat pikirannya kacau.

Gadis itu melepaskan tangan Rey dari pinggangnya. Zee hendak beranjak dari tidurnya, akan tetapi Rey malah kembali memeluk pinggangnya. Kali ini dengan kedua tangannya sambil menempelkan bibirnya di pundak Zee. "Morning Su," ucap Rey dengan suara seraknya.

Zee tak menjawab ucapan Rey. Entah kenapa ia masih emosi dengan semua hal yang Rey katakan padanya beberapa hari lalu. Sebenarnya Zee sudah melupaka hal itu, namun karena kemarin masalah itu kembali diungkit-ungkit oleh Tasya, Zee jadi kembali marah dengan Rey. Zee masih tak menyangka Rey menyetujui ucapan Tasya masalah kuliah Zee. Disaat Zee sangat membutuhkan dukungan seseorang, dan Zee tak mempunyai siapapun selain Rey. Lelaki itu justru ikut-ikutan menyudutkannya kemudian pergi begitu saja.

"Masih ngantuk hm?" tanya Rey dengan lembut.

Zee tak membalas. Gadis itu kembali berusaha melepaskan tangan Rey dari pinggangnya. "Lepasin Rey," ucap Zee pada akhirnya.

Rey menggeleng, "nggak, aku masih kangen kamu," katanya.

"Tapi aku mau mandi," kata Zee.

"Nanti aja, kamu masih wangi."

Zee menghela napasnya, "aku masih nggak pengen deket-deket sama kamu."

Mendengar hal itu membuat Rey membuka matanya. Ia melepaskan pelukannya dari pinggang Zee. "Masih marah sama aku?" tanya Rey.

"Pikir sendiri," ujar Zee. Gadis itu bangkit dari kasurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia menghidupkan keran wastafel. Zee menatap wajahnya dari cermin yang terletak di atas wastafel. Perlahan-lahan airmatanya kembali keluar. Semenjak kehamilannya ini, Zee menjadi semakin sensitif. Ia sering menangis karena hal kecil, bahkan ia bisa menangis tanpa alasan yang jelas.

***

SEJAK tadi, Rey masih menunggu Zee di atas kasur. Lelaki itu menatap kosong ke arah pintu kamar mandi sambil memikirkan perkataan yang nantinya akan ia ucapkan.

"Apa gue minta maaf aja ya? Gue kan ninggalin dia seenaknya," gumam Rey. "Nggak dah, Zee kaga demen kayaknya sama orang yang minta maaf mulu."

"Atau gue masakin aja?"

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Menampakkan Zee dengan kimono mandi putihnya. Rey menatap Zee yang kini berjalan menuju lemari baju, mengambil beberapa pakaian.

"Zee," panggil Rey.

Zee tak membalasnya.

"Zee ..."

"Aku mau pake baju dulu," ucapnya kemudian kembali masuk ke kamar mandi.

Rey menghela napasnya, Zee sepertinya memang benar-benar marah padanya.

***

"KEMARIN kamu kenapa tidur di ruang tamu?" tanya Rey yang akhirnya membuka percakapan, setelah beberapa lama mereka berdua saling berdiaman di ruang makan itu.

"Nggak papa," jawab Zee sambil menyendok nasinya.

"Kamu lagi ada masalah, Su? Coba ceritain ke aku," ujar Rey.

"Percuma, kamu nggak bakalan ngerti."

"Masih marah?" tanya Rey. "Aku pengen kita selesaiin masalah ini secepatnya."

"Enak ya kamu, kalau stress tinggal pergi aja. Ntar setelahnya balik lagi dengan pikiran yang udah fresh lagi," kata Zee.

"Iya Su, aku tau aku salah karena tiba-tiba pergi, tapi itu urusan kerjaan, aku udah berusaha buat nunda. Cuma emang udah harus berangkat," jelas Rey.

"Iya, pasti penting banget sampai lupa buat jemput istrinya sendiri."

Rey menatap ke arah Zee, "kalau itu aku minta maaf. Aku tau aku salah karena ninggalin kamu gitu aja. Cuma aku panas karena liat kamu bareng Ertha," ujar Rey.

"Aku di sana bilang sama Ertha untuk nggak ketemuan dulu. Selain emang udah nggak ada kerjaan lagi, aku juga nggak mau terus-terusan buat kamu cemburu," jelas Zee.

Mendengar hal itu membuat Rey menjadi semakin merasa bersalah. Seharusnya ia lebih bisa mengontrol emosinya, apalagi disaat istrinya hamil dan butuh perhatian. "Maaf."

"Iya."

"Kamu masih marah ya, Su?" tanya Rey.

"Bukan marah. Cuma aku juga butuh waktu sendiri juga, sama kayak kamu," kata Zee.

"Kamu mau pergi liburan sendiri?" tanya Rey.

"Nggak."

"Terus gimana? Mau aku pergi dari rumah ini?" tanya Rey lagi.

"Nggak usah. Cukup nggak usah ganggu satu sama lain dulu. Ngomong seperlunya aja," kata Zee.

"Mau ngediemin aku lagi? Kayak waktu itu?"

"Iya."

"Kamu tau kan aku nggak bisa didiemin kayak gitu," protes Rey.

"Dan kamu tau kan aku nggak suka ditinggalin?" balas Zee sambil menatap mata Rey.

"Ya udah," ucap Rey mengakhiri pembicaraannya di pagi itu. Ternyata harapan Rey tak sesuai dengan realita yang terjadi.

***

SEPANJANG perjalanan, Rey sibuk menceritakan kejadian-kejadian selama ia berada di Venezuela. Dari awal kedatangannya di negara itu sampai pada saat ia tiba di bandara. Tentunya ia melewati bagian cerita yang tidak penting, termasuk pada saat ia bertemu gadis bernama Summer. Menurut Rey pertemuan itu cukup berkesan. Bagaimana tidak, seorang gadis cantik dengan keadaan mabuk, datang dan memeluknya. Apalagi fakta bahwa Summer ternyata juga orang Indonesia membuat pertemuan itu semakin menarik. Namun walaupun begitu, Rey menganggap hal itu tidak terlalu penting untuk diceritakan kepada Zee.

"Jadi di sana gue berusaha ngeyakinin model-model itu supaya ikut kerjasama di agensi gue. Awalnya mereka nggak mau, karena ada beberapa agensi yang menurut mereka lebih bagus dari segi promosinya. Cuma setelah gue ngejelasin lebih jelas lagi, akhirnya mereka mutusin buat gabung di agensi gue," ujar Rey yang menceritakan kejadian di Venezuela dengan bangga. "Terus setelah itu gue kepikiran banget sama lo, jadinya gue balik ke Indonesia bareng papa, padahal masih harus ada yang gue urus. Tapi kata Bang Nizam biar dia aja yang urus, gue disuruh pulang aja karena lo lagi hamil."

Zee mendengarkan cerita lelaki di sampingnya itu. Akan tetapi ia sama sekali tidak memberikan respon. Ia tahu saat ini Rey sedang membujuknya dengan cara berusaha membuat Zee berbicara padanya. Tetapi emosi gadis itu masih belum stabil. Masih ada rasa marah yang ia rasakan saat ini.

"Oke, udah sampai Su," ucap Rey saat mobilnya berhenti di halaman kampus Zee.

Zee melepas sabuk pengamannya dan mengambil tasnya. Gadis itu bersiap untuk keluar dari mobil. Melihat hal itu, buru-buru mendekat ke Zee. Niat lelaki itu adalah untuk memberikan ciuman pada Zee. Namun sayangnya Zee sudah lebih dulu membuka pintu mobil dan keluar dari mobil tersebut.

Rey menyadari bahwa Zee masih belum memaafkannya. Itu sangat jelas dari sikap gadis itu yang sangat dingin kepadanya.

Oke, kini Rey akan berusaha lebih keras lagi untuk membuat Zee kembali nyaman berada di dekatnya. Rey menurunkan kaca mobilnya, "belajar yang bener Susu Zee!" teriak Rey sambil memberikan kiss bye ke arah gadis itu.

Mendengar hal itu membuat Zee melotot ke arah Rey, tetapi yang dipelototi justru tersenyum tanpa dosa. Hanya ada satu cara yang bisa membuat sifat dingin Zee menghilang, yaitu dengan sifat gila seorang Rey.

***

NEXT? 800 KOMEN!

JANGAN LUPA BUAT TEKEN TOMBOL BINTANG DAN SPAM KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA!

BTW KALIAN AKHIRNYA ADA DI TIM SIAPA?

1. REY

2. ZEE

BERAPA KALI KALIAN BERUBAH TIM? ATAU DARI AWAL SAMPAI SINI KALIAN MASIH MIHAK ORANG YANG SAMA?

BTW INI BONUS FOTO EDITAN AKU KARENA AKU GABUT. SORI BUKAN PRO DIBIDANG EDIT FOTO☹️

RATE TIGA FOTO ITU DONG DARI 1-10

BTW MATA MEREKA SAMA-SAMA BIRU YA, GEMOYYYYY🥰🥰

BUAT KALIAN PEMBACA SETIA FROM SCARLETA TO GERALDO, CEPETAN FOLLOW INSTAGRAM @ABOUTPINGE KARENA DI SANA AKU POSTING QUOTES, GAMES, CUPLIKAN VIDEO TENTANG CERITA INI DAN JUGA CERITAKU YANG LAINNYA.

15-07-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro