GBS | 41
" Melina "
Tidak sedikit pun dia menoleh . Wajahnya beku tanpa perasaan . Memandang keluar tingkap . Cuaca yang sejuk itu sedikit sebanyak membuatkan badan dia menggigil .
" Aku nak keluar . Ada hal , kalau kau nak apa-apa just make a call with this number " kata suaminya .
Farhan Adham sudah bersiap . Dia mengenakan jaket tebal hitam pada tubuhnya dan ripped jeans warna hitam . Di atas kepala pula dia kenakan cap warna kelabu dan mask hitam .
Melihat tiada balasan dari isterinya , badan terus dipalingkan ke belakang . Beg dompet , telefon dan kunci kereta dicapai olehnya . Ada sesuatu yang dia perlu lakukan di luar sana .
Tidak sampai lima langkah , namanya dipanggil . Tangan sudah bersiap sedia mahu memulas tombol pintu .
" Aku ikut "
Zara Melina dengan wajah tidak tahu malunya , membuka pintu bilik mereka . Kerlingan dari suaminya tidak dibalas . Dia menonong saja berjalan ke depan .
Senyuman nipis terukir di bibir lelaki itu . Siap mengunci pintu , mereka sama-sama berjalan menuju ke basement hotel . Kereta miliknya dipakir di kawasan itu .
Sebuah kereta honda civic keluaran terbaru menjadi pilihannya . Kunci ditekan lalu pintu kereta dibuka oleh mereka . Farhan Adham sempat menoleh ke belakang .
Kelihatan seorang lelaki berpakaian santai menyorok di balik tiang . Lelaki itu kelihatan mencurigakan tetapi wajahnya tidak dapat dilihat dengan jelas . Hanya hujung rambut perangnya kelihatan .
" Stalker " bisiknya sendiri .
Enjin dihidupkan . Dia masih mengambil langkah berjaga-jaga . Kerana dia kini berada di negara luar . Bukan di Malaysia . Jadi dia bebas melakukan apa-apa sahaja .
" Bila nak gerak ? " Zara Melina bersuara . Bosan duduk dalam kereta memandang ruang pakir yang penuh dengan kenderaan itu .
Farhan Adham menurunkan handbrake lalu tayar kereta bergeser kuat pada permukaan lantai pakir . Kereta bergerak laju meninggalkan kawasan pakir itu .
Zara Melina memeluk tubuh . Mata dia terus memandang jalan di hadapan . Jika dia tinggal di dalam hotel , mungkin dia boleh mati kebosanan . Badan disandar pada kusyen kereta . Rambutnya pula diikat ekor kuda .
Farhan Adham menekan telefon miliknya . Telefon itu dilekatkan pada dashboard keretanya . Satu titik merah dan hijau kelihatan bergerak . Tangan dia pula mengapai satu alat , lalu dipakai ke telinganya .
" What's going on , Roman ! " dia bersuara keras .
Pemanduan dia makin laju . Memotong setiap kenderaan yang berada di atas jalan raya dengan pantas dan cekap . Dahinya berkerut hingga menimbulkan urat-urat hijau .
" They're follow you capo ! Really bad ! Almost 8 cars on your back ! "
Dia berdecit panjang . Kereta dipotong lalu dia menarik handbrake . Stereng diputarkan ke kiri lalu kereta melibas laju masuk ke lorong kiri . Drift !
" Fuck ! We are you now ! " pekik Farhan Adham .
Tidak menjangka dia akan diekori sebaik saja keluar dari hotel itu . Kini mereka bagaikan berlumba di atas jalan raya . Zara Melina disebelah sudah kecut .
Kelajuan kereta semakin naik . Malah dia juga sempat melihat beberapa buah kereta lain mengekori rapat mereka . Kini dia sudah faham situasi sebenar .
" I'm on my way with Justin , Capo ! " balas Roman yang berada di sebelah Justin .
Mereka menaiki sebuah kereta Audi biru gelap . Justin memotong tanpa rasa gentar . Memilih laluan pintas untuk menyamai kenderaan yang mengekori rapat kereta ketua mereka .
Farhan Adham mengetap gigi . Stereng dikawal dengan sebelah tangan . Sebelah lagi mengeluarkan sepucuk pistol dari poket seluar . Cermin tingkap dibuka luas .
" FUCK ! I KILL YOU ! "
Lalu dua das tembakan dilepaskan . Menembusi cermin kereta hingga mengenai dada dan kepala si pemandu . Kereta itu mula hilang kawalan lalu berpusing 360° sebelum terbalik .
Beberapa das tembakan mengenai kereta miliknya . Berdeting kuat bunyi peluru yang berlaga dengan kereta miliknya . Mujur saja kereta itu bulletproof !
Farhan Adham menekan rapat minyak kereta . Memotong setiap kereta di hadapan . Lampu isyarat dilanggar tanpa rasa gentar . Bunyi hon dari pemandu lain dia tida hiraukan .
" SHIT ! IT'S BLUE CLAN ! " dia menghentak kuat stereng kereta miliknya .
Dua buah kereta menghimpit rapat kenderaan miliknya . Farhan Adham menekan lagi minyak . Seorang lelaki menjengulkan kepala keluar tingkap . Selaras AK-47 dikeluarkan dan menarget ke arah mereka .
Zara Melina yang melihat tidak duduk diam . Senjata milik lelaki itu dipegang lalu dengan beraninya dia menumbuk wajah lelaki itu .
" JUST DRIVE ! LET ME HANDLE ALL THIS SHIT ! " jeritnya lalu menumbuk kuat rahang lelaki itu .
Kini AK-47 sudah bertukar tangan . Tanpa bertangguh lagi , dia menembak tepat pemandu kereta itu . Lalu kereta itu berpusing laju ke kiri . Melanggar sebuah kedai di tepi jalan .
Selesai 2 kereta .
" Six left ! " Farhan Adham bersuara tegang . Gear ditukar dan dia membelok masuk ke lebuhraya .
Dia mengerling sekilas ke arah isterinya . Dia melihat isterinya sedang menanggalkan jaket pada tubuh . Meninggalkan singlet hitam pada tubuh wanita itu .
" Kat belakang ada banyak lagi " dia kembali fokus . Penampilan isterinya ketika itu mengugat imannya .
Dalam situasi begini , dia tidak boleh terleka . Jika tidak nyawa mereka akan melayang .
Zara Melina menoleh ke belakang . Sebuah beg hitam ditarik rapat ke arahnya . Di dalamnya mempunyai pelbagai senjata . Ada bom tangan , bom asap , pisau , beberapa pucuk pistol , shotgun , M-16 , riffle dan sniper .
" JUSTIN ! TAKE ONE CAR ! " dia bersuara tegas .
" Sí capo ! " balas Justin lalu dia memecut laju .
Roman disebelah sudah bersedia bersama bazooka . Bumbung kereta dibuka luas . Justin mengekori rapat sebuah kereta warna merah . Dia tersenyum sinis .
" NOW ! " jerit Justin lalu dia menekan brek secara mengejut .
Roman membidik sasarannya lalu satu tembakan dilepaskan apabila target sudah ditetapkan . Peluru itu menuju ke arah kereta merah itu dengan laju .
BOOM !
Satu letupan kuat terhasil . Justin senyum , dia kembali menyambung pemanduannya . Roman mencapak bazooka itu ke seat belakang . Dia mengambil dua M-16 . Kini kedua tangan dia penuh dengan senjata .
" WE GET NEW ESCORTS HERE ! " jerit Justin apabila terlihat 10 titik merah di belakang keretanya .
Dari jauh terdengar kuat deruman enjin motor berkuasa tinggi . Menuju laju ke arah mereka . Roman senyum sinis .
" Enjoy the show ! " bisiknya lalu picu ditekan dan tembakan dilepaskan .
DRUTTT ! DRUTTT !
Tembakan dilepaskan dengan tepat . Sstu persatu penunggang motorsikal itu tumbang lalu rebah di atas jalan . Roman mengetap gigi kuat . Makin lama makin bertambah bilangan budak-budak Blue's clan .
" BODOH ! " maki Farhan Adham apabila dia hampir terkena tembakan .
Zara Melina menembak mereka dengan tepat . Tayar kereta dibelakang mereka ditembak lalu kereta itu terbabas memasuki lorong sebelah . Dia berpaling ke arah kiri . Pisau diambil lalu dibaling dengan tepat ke arah pemandu kereta itu .
PAK !
Tepat mengenai dada lelaki itu . Kelajuan kereta itu semakin perlahan . Dia mengambil peluang dengan menembak tangki minyak kereta itu . Zara Melina senyum sinis .
BOOM !
Kereta itu meletup kuat . Farhan Adham meringis kesakitan . Tangan kanannya terkena geseran peluru . Namun , dia cuba menahan rasa sakit itu . Dia membelok masuk ke satu kawasan .
" IT'S CLEAR ! "
Nafas lega ditarik oleh mereka . Kereta dihentikan ditepi jalan . Di sebuah kawasan perkampungan . Farhan Adham melepaskan nafas kasar . Jaket tebal pada badannya ditanggalkan .
Lengan baju miliknya disingsing ke atas . Sedikit calar pada bahunya . Darah pula menitis banyak .
" Kau okay ? " Zara Melina toleh tepi . Memandang suaminya .
Lengan kanan suaminya ditarik . Dia melihat kesan luka pada lengan kanan lelaki itu . " Lengan kau calar kena peluru ni , ada first aid ? " dia memandang wajah suaminya .
Farhan Adham mengeleng perlahan . Dia lelah . Penat dengan adegan kejar mengejar ini . Dalam pada masa yang sama , kereta milik Justin berhenti di belakang mereka .
Roman dan Justin sama-sama melangkah keluar . Mendekati kereta milik Farhan Adham . Memasing berwajah lelah . Kali ini Zara Melina dapat melihat dengan jelas wajah Justin .
Lelaki itu kelihatan manis saja tetapi tetap ada dinginnya . Roman mengetup tingkap kereta milik ketua mereka .
" Speak " dia bersuara dingin . Menatap dua orang anak buahnya itu .
" Dorang dah lancarkan serangan secara mengejut . Aku rasa dorang dah tahu kedatangan kau " jelas Roman .
" I see " Farhan Adham senyum sinis . Jarinya diketuk pada stereng kereta . " Let them be . Aku nak tengok sejauh mana dorang boleh jatuhkan kita " .
Roman dan Justin mengangguk . " Tapi kat mana kita nak tinggal , dah jauh sangat dari kawasan bandar . Kalau nak patah balik , mungkin akan mengambil masa beberapa jam . Am I right ? " sempat Justin mengenyit mata pada Zara Melina .
Wanita itu nampak terkejut lalu melihat reaksi suaminya . Farhan Adham hanya beriak biasa . Tahu sangat perangai Justin yang suka bermain mata dengan wanita itu . Selagi tidak melampaui batas , dia biarkan saja .
" Kita cari rumah tumpang di kawasan ni " putus Farhan Adham .
Roman dan Justin angguk . Benar juga , mereka sudah penat jadi memerlukan rehat yang cukup .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro