GBS | 57

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

" Please save her . I begging you .. "

" Kami akan cuba sedaya upaya kami . Selebihnya berserah kepada Allah . Maaf " .

Pintu bilik OR ditutup rapat . Badannya terjatuh di atas kerusi . Tangan yang penuh dengan kesan darah kering diraup ke wajah . Wajah yang penuh sayu dan sembap itu membuatkan sesiapa memandang berasa pilu .

Baju yang bertompok kesan darah tidak dihiraukan . Malah dia memerhati bilik di hadapan . Memikirkan keadaan si dia yang sedang bertarung dengan maut di dalam .

Jika dia cepat pasti semua ini tidak terjadi . Dia tak kuat untuk menghadapi segala kemungkinan yang bakal terjadi . Segalanya kosong . Fikiran dia buntu .

" Kalau aku cepat pasti dia selamatkan " dia bersuara perlahan . Seolah-olah kesalahan itu berpunca darinya .

Bahunya ditepuk . Seseorang tersenyum nipis . Mengurut lembut bahu lelaki yang nampak begitu rapuh itu . Pertama kali melihat lelaki itu betul-betul rapuh .

" Bukan salah kau . Kita dah cepat tapi keadaan sudah jadi macam tu . Doa, semoga dia baik-baik saja " tuturnya . Memberi dorongan pada lelaki itu .

Dia melepaskab keluhan . Muka ditundukkan . Memandang kedua belah tangan yang masih mempunyai kesan darah kering itu . Memori beberapa minit lalu membuatkan dia ingin menjerit sekuat hati .

Mereka memandang kawasan rumah agam lama itu . Nampak usung diluar , tapi tatkala dilihat melalui teropong kelihatan sangat mewah di dalam .

Tempat pemprosesan dadah . Sangat strategik . Patutlah pihak polis tidak dapat mengesan lokasi tempat pemprosesan dadah terbesar itu .

Hutan di sekeliling . Dikelilingi tembok tinggi dan pokok menjalar di luar pagar membuatkan tempat itu kelihatan seram . Lagi-lagi kala malam menjelma .

" Bos bila kita nak masuk dalam ? Dorang nampak macam dah hanyut tuuu " .

Suara seorang lelaki kedengaran . Melalui earpiece yang disambung ke telinga mereka . Membuatkab semua boleh mendengar perbualan mereka walaupun jarak mereka jauh beribu batu sekali pun.

" Just waiting for a sec . Tunggu sampai mereka betul-betul tak sedarkan diri . Just wait and see " ujarnya memberi arahan .

Mereka menyorok di sebalik semak samun . Anak buah mereka sudah mengambil position mereka . Bersedia untuk menyerang jika arahan sudah dikeluarkan oleh ketua mereka . Para snipers sudah mengambil tempat tinggi . Tidak disedari langsung oleh pihak musuh .

" Bro , aku dah hack cctv dalam rumah tu . Within in five minutes , korang boleh serbu " suara Firhad Aqasha kedengaran .

Dia berada di dalam kereta di seberang jalan . Mengawal cctv rumah itu . Dia senyum sinis .

" Awright . Get ready " suara Farhan Adham kedengaran tegas . Dia berdiri . Diikuti yang lain .

Anak buahnya masing-masing memegang selaras AK-47 . Yang selalu digunakan oleh pemberontak di negara luar . Mereka juga dibekalkan bom tangan , bom asap dan sepucuk pistol jenis FN-57 .

Farhan Adham pula hanya membawa dua pucuk pistol kesayangannya . Beretta 92 menjadi pilihan dia pada malam itu . Di celah kasut boot yang dipakai olehnya , terselit sebilah pisau . Dipinggang pula beberapa butir bom dibawanya .

" Go ! " mereka berpecah kepada lima kumpulan .

Faris Amri mengetuai kumpulan di sebelah selatan . Mereka akan menyerang kawasan bawah tanah . Semua orang di dalam rumah itu harus dihapuskan oleh mereka .

Firhad Aqasha mula menjalankan tugasnya . Dia ditemani oleh Aira dan Aqira . Mereka menolong lelaki itu mengodek cctv agar kehadiran mereka tidak disedari oleh pihak musuh .

BANG ! Lelaki yang menjadi pintu utama rumah itu tumbang . Tepat pada dahi . Salah seorang anak buah Farhan Adham mara ke hadapan .

Dia menyilang tali AK-47 ke belakang . Lalu satu alatan kecil dikeluar dari poketnya . Dia mula mengodek alat pengesan di pintu rumah itu .

TEETTT ! Pintu terbuka . Lelaki itu senyum lalu mereka berlima masuk ke dalam . Farhan Adham berada di tengah-tengah mereka . Wajah dia cukup tenang .

BANG ! Seorang lelaki berada di tingkat atas jatuh . BANG ! Seorang lagi yang baru muncul dari bilik bawah juga tumbang . Farhan Adham senyum sinis .

Anak buahnya semua dari yang terlatih . Dia sendiri melatih anak buahnya . Semuanya memiliki kepakaran dalam bermain senjata dan martial arts .

BANG ! Lelaki itu jatuh ke tingkat bawah . Farhan Adham memutarkan mata ke sekeliling ruang tamu . Sunyi . Tiada sesiapa pun .

" East is clear ! " kedengaran suara anak buahnya bersuara .

Farhan Adham diam . Dia tidak membalas . Dia harus mencari seseorang . Tapi setiap bilik yang dia lihat semuanya nampak kosong . Kecuali kawasan di tingkat atas .

" South is clear . Proceed ! " Faris Amri bersuara dalam mengah .

Ternyata anak buah Elexa lebih ramai di bilik bawah tanah . Mereka terpaksa menggunakan tenaga untuk menumpaskan mereka semua . Kerana anak buah Elexa menyerang mereka bertubi-tubi tanpa henti .

" Kau pergi atas . Naik tangga . Then , kau belok ke kiri . Kau pergi ke lorong belah kiri tu . Pastu kau belok kanan . Kau akan nampak satu bilik kat situ " suara Firhad kedengaran . Memberi arahan .

Farhan Adham mengikut arahan itu . Sementara anak buahnya menyelesaikan anak buah Elexa yang tiba-tiba muncul dari bilik bawah . Mungkin mereka sudah menyedari kekecohan yang berlaku .

Seperti arahan dari Firhad , dia membelok ke kanan . Kelihatan sebuah bilik agak terselindung di sebalik dinding . Bilik itu agak jauh . Memiliki pintu warna coklat gelap .

Tap ! Tap ! Tapak kasutnya kedengan kuat . Melangkah ke arah pintu itu . Semakin lama semakin dekat . Suara orang di dalam bilik itu kedengaran samar-samar .

Gelak ketawa mereka . Suara gemersik seorang perempuan . Farhan Adham senyum senget . Dia kenal suara itu . Sangat kenal .

" We met again , old lady " bisiknya lalu tombol pintu dipulas .

Serentak itu kedengaran tembakan dilepaskan .

BANG ! BANG ! BANG ! Tepat mengenai seseorang yang terlihat lemah . Juga beberapa lelaki yang sudah mati dan beberapa lelaki yang cedera akibat pergelutan .

Farhan Adham terhenti . Dia cuba mengamati tubuh itu . Seakan dia kenal . Namun kerana wanita itu memandang hadapan, menyukarkan dia untuk melihat .

" Bye honey . Hopefully , go get better life in hell ! " ujar Elexa dengan sengihan .

Pistol kembali diangkat tinggi . Bersedia ingin melepaskan tembakan . Picu keselamatan ditarik . Tembakan dilepaskan .

BANG !

" BULLSHIT ! " jerit Elexa dalam kesakitan . Dia memegang erat pergelangan tangan kanan dia . Menutup kesan tembakan . Pistol miliknya jatuh ke lantai .

" Who the hell dare to shoot me ! " suara dia bergema . Memandang setiap wajah yang berada di dalam bilik itu .

" Ka-kau ! " wajah Elexa berubah pucat . Dia mula menggigil ketakutan .

Riak tegang milik Farhan dipandang takut . Wajah lelaki itu nampak bengis sekali . Walaupun lelaki iti tidak mengeluarkan sepatah kata , Elexa tahu nyawa dia bakal melayang .

" Who give you permission to shoot my dearest wife ? " soalnya dalam intonasi dingin .

Dia memandang Zara yang terbaring lemah . Airmata cuba ditahan . Dia harus mengajar perempuan tua itu . Memberi pengajaran .

" Who ? Of course me ! Don't you see that ! I just kill her ! Ahahahaha " Elexa gelak besar .

Seakan reward yang dia dapat . Farhan mengenggam erat pistol miliknya . Mata itu mencerlung tajam .

" Kill her ? Hmm-kau memang tak sabar nak mampus ke perempuan ! " jerkah Farhan .

Menghijut bahu manusia yang berada di bilik itu . Terasa aura menakutkan keluar dari Farhan . Elexa senyum sinis .

" You ? Kill me ? Ahahahahaha " dia kembali ketawa . Mengejek . " In your dream boy . Look at there ! " Elexa menunjuk satu arah .

Tepat pada kawasan di sebelah Zara . Terdapat sebutir bom jangka masa disitu . Elexa senyum kemenangan . Rantai milik Zara sudah berada di tangan nya .

" Once I tekan this thing you alls semua will boom ! " Elexa senyum sinis . " Die . No want can escape except me and my boys " kata Elexa lagi .

Farhan menggaru kening . Banyak cakap pula perempuan tua itu . BANG !

Tembakan dilepaskan oleh Farhan . Elexa membulat mata . Menunduk . Memandang dada nya yang dilimpahi dengan kesan darah .

" You ! " suaranya tersekat . Nafas dia turun naik laju . Farhan senyum sinis .

" You.die.first. " bisik Farhan . BANG ! Tepat di dahi .

Elexa terbaring . Anak buah Elexa yang lain sudah dikepung . Farhan menyisip pistol miliknya . Menghampiri tubuh isterinya . Tubuh itu dicempung .

" Still with me . Don't close your beautiful eyes . Just stay " suara dia lembut . Mendayu .

Suara tangisan yang cuba ditahan . Tidak kuat melihat keadaan lemah isterinya . Darah menitik di lantai . Membasahi pakaian miliknya .

Zara senyum lemah . Wajah dia semakin pucat . Dia banyak kehilangan darah . Matanya makin kuyu . Seakan mahu tutup .

Dia cuba tahan . Ingin menatap wajah Farhan . Mungkin-untuk kali terakhir .

" A-abang-- " suara itu perlahan di halwa telinga Farhan . Tangan dia terketar-ketar .

Ingin menyentuh pipi lelaki itu . Lelaki yang dicintai olehnya . " Yes hun , just hold on " balas Farhan . Dalam nada sama . Berbisik .

" Just wanna to say that-huk-huk ! " Zara batuk keluar . Terasa lelehan pekat mengalir dihujung bibirnya .

Dia makin lemah . Nafas dia makin perlahan . Farhan makin melajukan langkah . Makin mempercepatkan . Terasa jauh kenderaan milik mereka .

" I-I do lo-love you " sebaik habis berkata tiada nsfas kedengaran lagi .

Zara terkulai di dukungan Farhan . Lelaki itu makin panik . Sebaik sampai di kereta . Pintu dibuka kasar dari dalam . Firhad yang berada di bahagian pemandu terkejut .

" Drive . We don't hava a much time " arahnya tegas . Firhad angguk .

Kereta dipandu laju . Diikuti dua buah kereta lagi . Kepala Zara dipangku ke pehanya . Airmata yang ditahan jatuh laju ke pipi . Dia tidak kuat .

" Please hun . Don'go . I need you . Pleasee .. be with me " rayunya . Tangan milik Zara dikucup penuh syahdu .

Firhad rasa sebak melihat keadaan itu . Pedal minyal ditekan makin kuat . Speed kereta makin laju . 180km/j . Sangat laju .

" Bro, all this shit . What do you want to do ? " suara Faris Amri kedengaran .

" Bakar " . Arahan cukup tegas . Tanpa kompromi lagi . Faris Amri senyum senget .

Earpiece ditanggalkan . Farhan mendakap erat badan kaku Zara .

BUK ! Dinding putih itu ditumbuk beberapa kali . Airmata makin laju . Dia tidak sanggup . Ya , memang dia sudah bunuh perempuan itu . Tapi isteri dia-tiga jam berada di bilik itu .

Firhad dan Faris berpandangan . Mereka membiarkan saja . Lagi pun mereka mampu . Mereka akan bayar segala kerosakkan yang dibuat kembar mereka itu .

Mujur Firash Aryan dan Iman Aulia berada di luar negara . Menguruskan hal di sana . Jika tidak mungkin tindakan Farhan dapat dikawal oleh ibu bapa mereka .

Aira dan Aqira masing-masing nampak sugul . Mereka juga tidak mahu kehilangan adik mereka .

KLIK ! Pintu dibuka . Muncul beberapa orang doktor yang berwajah kepenatan . Seperti mereka sedang berbual sesuatu . Farhan terus menghampiri mereka .

" How my wife ! Is she going fine ? " dia bertanya terus . Tanpa berselindung lagi .

Doktor itu kelihatan serba salah . Farhan Adham berang . Tangan dikepal membentuk penumbuk .

" Tell me ! " jerkahnya . Tanpa dapat ditahan lagi . Membuatkan mereka menjadi perhatian .

Firhad terus menolak Farhan ke belakang . Nampak sangat emosi adiknya tidak stabil . Dia mengambil alih . Faris pula menenangkan Farhan .

" Too bad Mr Aqasha . We all dah cuba sedaya upaya . Tapi hanya itu kami mampu " ujar doktor itu penuh rasa terkilan .

" What do you mean ? " suara Farhan kedengaran gugup . Tidak . Isteri dia pasti baik-baik saja .

" Mrs Melina -- " doktor itu tidak meneruskan kata . Dia mengeleng kepala .

Farhan yang faham terus berlalu pergi . Meninggalkan mereka semua yang terpinga-pinga . Farhan terasa jiwanya diragut pergi . Bersama Zara Melina .

Cinta hatinya .

" You lie ! You lie ! Bastard ! " dia menyepak kuat kerusi di luar hospital . Melepaskan segala yang dia rasa .

Rambut diraup kasar ke belakang . Dia bersandar pada dinding . Bahu terhinjut-hinjut . Tangisan dia makin lebat .

" Why Mel ! Whyyy ?? You love me but you left me ! Liar ! Mel , you such a liar ! Kau berjaya runtuhkan ego lelaki aku . Kau berjaya Mel ! Berjaya ahahahaha " dia tertawa sendiri .

Terasa dirinya begitu bodoh .

"Kau tinggalkan aku . Bodoh-bodoh sorang diri . Kau kejam Mel ! Kejam ! Kau tak cintakan aku ! Kau sengaja Mel ! Sengaja ! Hik..hik.. kau sengaja ! " dia teresak-esak .

Menyesali setiap perbuatan dia dulu .

" Mana janji kau Mel ? Mana ?! Aku-aku tak kuat Mel . Tak kuat . To-tolong jangan bu-buat aku macam ni ! Ak-aku lemah Mel . Le-lemah sangat-sangat . I need your hun . Really need you ! " .

Pandangan Farhan makin kabur . Dari jauh dia nampak bayangan Zara . Sedang senyum padanya . Berlari mendapatkan dia . Farhan senyum .

" Mel , I love you . So-so love you hun " ujarnya dalam pandangan makin gelap .

Namun bayangan Zara makin dekat . Terasa tapak tangan mulus Zara melekap pada pipinya . Farhan senyum . Berharap bayangan itu tidak akan hilang .

" I love you too , abang .. "

Gemersik suara itu membalas . Perlahan di telinga Farhan .

" Hunnn .. " .

Farhan sudah tidak sedarkan diri . Bayangan Zara juga menghilang . Gelap . Itu yang dia rasakan . Berharap segala memori yang dicipta bersama isterinya tidak akan lenyap sama .

Hun , please stay with me . I love you hun . Stay there always bring my soul with you . Stay there . Wait me hun . Hun ~~ .
























Do read. Votes. Comments . Kalu x no update dri sis 😂 hehehe ✌

@sleepycrack



@ssyqienn




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro