PART 2: PERMAINAN DIMULAI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hari terakhir. Aku hanya harap semoga semua akan baik-baik saja. Besok aku akan berada pada level kehidupan yang tak akan terlupakan dari hidup seperti yang orang-orang bilang. SMA. Meski aku sadar, aku yang sudah tak terarah ini pun tak mungkin bisa menikmati seindah apa masa SMA itu."

***

Pemain 1: Gama Mahardika

Pemain 2: Airlangga Pandu Widjaya

Pemain 3: Malvino Adcena

Pemain 4: Elon

Pemain 5: Ozi Putra Yadayana

Target: Vera Harmonita, kelas X IPA 6

Malam tiba. Target baru telah ditentukan setelah Tigris mendapatkan satu nama yang membuatnya tertarik. Vera Harmonita adalah target pada permainan yang akan disebarkan. Namun, ada yang lebih menarik bagi Tigris dibanding fakta bahwa Vera adalah tetangga Sean dan menyukai Sean sejak dua tahun yang lalu, yaitu; tatapan kesal Sean disertai ketidaksetujuannya karena namanya tak disebut sebagai salah satu pemain.

"Kenapa lo tiba-tiba berubah pikiran?" Tigris menatap Sean dengan tatapan dinginnya. "Bukannya menurut lo permainan ini cuma buang-buang waktu berharga lo itu?"

Sean tak membalas. Cowok itu berjalan menjauh.

"Game Over 1 fix. Pemain yang nggak siap bisa minta tolong ganti anggota lain." Tigris menatap Sean yang berhenti melangkah. "Dengan catatan, inisial nama pemain dan target tetap membentuk GAMEOVER."

Malvin sedang berbaring malas-malasan di hammock yang menggantung di kayu penyangga atap. Ekstrem. Cowok-cowok yang sudah sering melihat itu bahkan masih ngeri. Takut jika saja tali hammock itu putus dan Malvin sudah pasti akan jatuh pada ketinggian lebih dari 15 meter. Cowok yang satu itu benar-benar paling aneh di sana.

Suara Tigris terdengar jelas di ruangan itu karena suaranya menggema. Malvin yang berdiri di atas ketinggian puluhan kaki dari lantai masih bisa menangkap apa yang sedang mereka bicarakan di bawah sana.

"Seperti yang gue bilang tadi. Ada Game Over Bayangan. Gue pengin...," Tigris memandang keseluruhan anggota, "Vernon mana?" tanyanya.

"Nggak datang," balas Nata yang berdiri menyandarkan punggung di pintu masuk.

Wajah Tigris datar. Namun, semua yang melihat paham dia sedang kesal. "Target Bayangan. Ruby. Dan pemain-pemainnya—"

"Bentar. Lo yakin?" Erlang baru beberapa saat yang lalu datang. Dia terlambat. Dia mendekat dan berkata pelan kepada Tigris. "Soalnya, gue ada calon target yang berhubungan dengan Malvin."

Tigris mendongak. Ditatapnya hammock yang mengayun di atas sana. "Woi, Vin. Nggak mau turun lo?"

Sebuah jempol keluar dari hammock. Sehingga Tigris hanya bisa melihat jempol Malvin itu sekecil semut.

"Coba ceritain dikit," kata Tigris kepada Erlang.

"Lo ingat nama Riri? Dua tahun yang lalu. Pertama kalinya Malvin masuk ke markas kita," balas Erlang, lalu tersenyum. "Gue rasa lo nggak bakalan lupa, kan?"

Tigris menaikkan satu alisnya. "Oh? Dia sudah pasti Riri yang Malvin kenal, kan?"

"Belum pasti, sih." Erlang tersenyum kecil. "Ya, setidaknya seperti kata lo, nama itu masih berhubungan dengan anggota geng. Kapan lagi ada cewek yang ada hubungannya dengan Malvin? Meskipun masih sekadar nama doang."

Tigris menghela napas. "Simpen Ruby sebagai target berikutnya. Jangan sampai Vernon dan Ruby putus sebelum Ruby jadi target." Tigris menatap Malvin di atas sana.

"Tapi, ada yang agak janggal, sih. si Riri ini punya nama lengkap yang beda."

"Apa?"

"Mega Elinel. Nama lengkapnya."

"Banyak yang punya nama lengkap beda dengan nama panggilan."

Erlang memandang papan tulis. Dia agak terkejut melihat namanya masuk sebagai salah satu pemain yang menargetkan siswi bernama Vera Harmonita. Kemudian tatapannya berhenti saat membaca nama Malvin. "Oh? Malvin udah ikut di Game Over itu?"

"Mungkin aja nama Riri kebetulan sama atau mungkin memang dia cewek yang dimaksud Malvin waktu itu." Tigris berjalan maju. Dia mendongak melihat Malvin yang sudah menghilang entah kapan perginya. Hammock yang tadi dipakainya terlihat ringan dan tak bervolume.  "Yang jelas, sepertinya .... Malvin harus ikut main di dua permainan."

Yang lain bersorak heboh, bersemengat. Beda dengan Elon yang merenungi nasibnya di pojok ruangan. "Bisa jadi gila gue lama-lama di sini," gumamnya cemberut. Ingin pulang.

"Erfan. Gafi. Lo juga, Orlando. Vernon masukin namanya. Dia bakalan ngedeketin cewek lain sementara dia masih punya pacar dan semoga aja yang namanya Riri itu beneran Riri yang pernah Malvin maksud."  Senyum iblisnya terlihat. "Pasti seru banget."

Tigris tampak bersemangat. Elon di pojok ruangan cepat-cepat memalingkan muka sebelum bertatapan dengan Tigris. Membayangkannya saja membuatnya ngeri sendiri.

Tigris melilit hand wrap di tangannya saat pintu menuju lantai 2 terbuka. Sean muncul dan langsung berpaling saat Tigris menatapnya.

"Habis dari mana?" Tigris tak berekspresi. "Ngobrol bareng Ozi, ya?"

Sean tak menjawab.

"Satu permainan dulu baru lo pulang. Lawan gue," kata Tigris. "Lo menang, lo bisa main di Game Over gantiin Ozi."

Sean berdecih dan berhenti melangkah.

"Kenapa banyak yang nggak nurut sama gue," gumam Tigris, lalu melangkah ke hadapan Sean untuk mengajaknya bicara. 

Nata dan beberapa cowok lain mengambil pilox, kemudian menggambar di dinding. Gambar Cetah yang sudah tertutup cat tembok sebentar lagi akan tergantikan oleh beruang kutub dan kelelawar hitam yang  berdampingan. Agak jauh di atas dua gambar yang belum selesai itu, terdapat sebuah gambar harimau mirip tato yang ada di punggung Tigris.

Mika sibuk dengan laptopnya. Yang lain sudah naik ke lantai 2 untuk menonton pertandingan Sean dan Tigris.

Erlang berdiri di depan papan tulis besar dan mulai menulis dengan spidol hitam, lalu menyadari sesuatu setelah membandingkan nama-nama pemain dan target Game Over di sebelahnya. Dia menghapus beberapa huruf dan menggantinya dengan huruf kapital. Kemudian mengganti nama yang tadinya hanya Mega Elinel menjadi Riri (Mega Elinel)

"Dia buat inisial GAMEOVER lagi ternyata...," gumamnya pelan.

Pemain 1: GAfi Renaldy

Pemain 2: Malvino Adcena

Pemain 3: Erfan Naraya Dewantara

Pemain 4: Orlando Putra Yadayana

Pemain 5: VErnon Calisto

Target: Riri (Mega Elinel)

SIAP?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro