Gara-gara salah paham (bagian 3)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Agra ngga boleh kayak gitu" kata Sita kemudian. Ia menasehati sahabatnya agar dia bersikap baik pada Melia.

Agra pun kesal dan mengerutkan keningnya.
"Heran aja,kenapa dia selalu ngikut mulu..kayak ekor aja udahan" jawab Agra kemudian.

"Ya kan yang lain dah dapet kelompok semua Gra" Melia mengelak pembicaraan Agra.

Padahal sebenarnya masih ada yang belom dapat kelompok. Tapi memang Melia sengaja karena ini adalah langkah awal  Melia untuk mendekati Agra.

"Gua ngga nanya sama lu!" bentak Agra.

"Aduh Mel, maafin Agra ya, dia emang kadang kayak gitu" ujar Sita dengan nada bersalah.

"Iya ngga papa kok, Sit"jawab Melia dengan tersenyum padahal dalam hatinya lain.

Melia meyakinkan dalam hatinya untuk me

Setelah itu mereka berdiskusi untuk mengerjakan soal yang diberikan.
Tampak Melia sangat antusias mendiskusikan pendapatnya supaya terlihat smart di hadapan Agra. Padahal Agra tak senang dengan pendapat Melia yang menurutnya sok pintar.

Satu jam kemudian mereka sudag selesai mengerjakan tugas lalu mengirimkannya ke email Pak Gino.

"Semua berkat Melia, argumennya bagus banget Mel," Sita memuji Melia sambil menepuk bahu Melia.

"Biasa aja! ngapain sih Sit muji dia segala," ujar Agra kemudian.

Melia yang mendengar perkataan Agra hanya tersenyum dan tak membalas perkataan Agra.
Melia berpikir jika ia gegabah menghadapi Agra maka kesannya dia adalah  bukan perempuan penyabar.

Sewaktu istirahat Melia berbincang-bincang dengan Ira di taman. Mereka membicarakan tentang  sikap Agra yang menurutnya angkuh.

"Kamu tau Agra kan? Sumpah itu cowok sombong banget!" Melia mendengus kesal sambil memutarkan kedua bola matanya.

"Kamu suka sama dia?" tanya Ira kemudian.

Melia pun menganguk tanda mengiyakan perkataan Ira.

"Masak sih seorang Melia tak bisa mendapatkan yang ia inginkan?" sahut Tia.

"Liat aja nanti, aku pasti bisa naklukin dia" jawab Melia dengan nada sombongnya.

Ia sangat yakin akan mendapatkan Agra bagaimana pun caranya ia tak boleh menyerah.

"Gimana caranya?" tanya Ira bingung.

Dengan raut muka sinis Melia menepuk bahu Ira."Liat aja nanti" ucapnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro