3. Tentang Mereka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jelas. Reon melihatnya dengan jelas bagaimana tatapan nyalang yang Alkena ditujukan padanya. Namun, baru beberapa saat, gadis itu beranjak dari kursi dan keluar dari ruangan meninggalkannya serta Geo yang terbaring lemah di sana.

Entah kenapa, hati Reon mulai sensitif. Melihat kondisi Geo yang babak belur ditambah dengan wajah sedih Alkena tadi, membuatnya ikut merasa sakit. Ia sempat memaki dirinya sendiri yang ternyata sangatlah buruk sebagai manusia.

Dengan langkah lesu, Reon keluar dari ruangan itu. Berharap semuanya adalah mimpi. Namun, jika ini mimpi kenapa terasa sangat nyata? Kapan pula ia bisa bangun?

Ia berjalan tanpa arah, memeriksa setiap ruangan di rumah sakit itu hanya untuk mencari jasadnya. Ia penasaran akan kondisi tubuhnya. Yah, sekarang ia sudah ingat. Ia ingat dengan jelas saat sebuah truk menabrak mobil hitam kesayangannya. Membuat tubuhnya terpelanting. Namun, saat gelap mendominasi, ia melupakan semua yang terjadi setelahnya.

Jika memang ia sudah mati, maka ia harus menemui jasadnya. Ia ingin melihat bagaimana tubuhnya. Tubuh yang selama ini menyakiti orang lain. Penyesalan selalu datang di akhir.

Lalu kenapa ia harus muncul sebagai arwah? Apa yang harus ia lakukan? Bukankah jika sudah mati, maka ia akan berangkat meninggalkan dunia fana ini? Lalu, apa yang membuatnya masih di sini? Terkatung-katung dengan tujuan yang tidak berarah. Apa yang harus ia temukan? Apa saat ini ia menjadi arwah penasaran?

"Arggghhh!!!"

Ia mendesah frustrasi. Meluruhkan tubuhnya ke lantai dan bersandar di dinding depan ruangan mayat. Ia baru keluar dari sana dan pencariannya sia-sia. Ia tidak berada di sana. Ia juga sudah bolak-balik ke tempat di mana kedua orang tuanya berada tadi. Tetap saja tidak menemukan apa pun.

Tidak bisa menahan kesedihan, Reon akhirnya meluruhkan air matanya. Menenggelamkan wajah di sela-sela lengan kekarnya. Rasanya sudah sangat lama hatinya membeku dan untuk kali ini ia mencairkannya. Ia lahir ke dunia dalam keadaan baik-baik, kenapa saat meninggalkan dunia ia dalam keadaan seburuk ini?

Semua tidak adil. Namun, ketidakadilan ini juga berasal dari dirinya sendiri.

"Kalau begitu, gunakan waktumu sebaik mungkin untuk meminta maaf. Pada orang yang telah mengutukmu."

Reon mendongak. Namun, ia tidak menemukan orang yang membisikinya secraa tiba-tiba tadi. Ia mencari ke segala arah. Namun, koridor itu tampak lenggang. Maklum, sudah menjelang tengah malam. Apa itu tadi?

Seseorang telah mengutuknya. Membuat arwahnya bergentayangan. Arwah penasaran yang tak kunjung menemukan jawaban. Ia dikutuk dalam penyesalan, kesendirian, dan kehampaan. Namun, di antara banyaknya orang yang telah ia sakiti, siapa yang telah mengutuknya?

Ia tidak marah, karena sudah sewajarnya orang itu membencinya. Ia memang tidak pantas hidup, mati adalah pilihan yang tepat. Namun, ia perlu menemui orang itu. Meminta maaf dan ingin pergi dari dunia ini dengan tenang.

"Siapa pun kamu, tolong beritahu aku siapa yang telah mengutukku!"

Reon berteriak. Namun, hanya kesunyian yang meresponnya.

***

Menjadi arwah penasaran membuatnya tidak tenang sepanjang waktu. Hingga langit jingga bertrasnformasi menjadi biru cerah, ia masih duduk di taman rumah sakit. Beberapa orang mulai terlihat. Entah sang pasien dan perawatnya, atau beberapa orang yang keluar untuk mencari sarapan.

Reon tersenyum miris. Keadaan telah berbeda. Ia tidak bisa lagi menikmati sarapan. Tidak ada rasa lapar, hanya lagi-lagi kehampaan yang mendominasi. Ia masih bingung harus memulai perjalanan dari mana.

Tanpa sengaja, matanya menangkap sosok berbalut dress floral hitam yang sedang menuju ke arahnya. Untuk sesaat, Reon menegang. Gadis itu duduk di sebelahnya dengan tatapan lelah ke langit.

Gadis itu Alkena. Ia terlihat manis pagi ini dengan rambut yang dikepang. Wajahnya dipoles natural, tampak cantik. Sayangnya, wajah cantik itu terlihat lelah. Padahal pagi adalah awal yang bagus untuk bersemangat, bukan?

"Orang miskin selalu diperlakukan sesuka hati oleh orang-orang yang memiliki kekayaan di atasnya. Memangnya orang miskin itu tidak memiliki harga diri? Memangnya serendah apa orang-orang yang tidak memiliki uang di sisi mereka?"

Setetes air mata yang membasahi pipi gadis itu membuat hati Reon tersayat. Ingin memeluk gadis itu, tetapi ia tidak bisa melakukannya.

Pagi yang buruk.

"Aku membencimu Reon ...."

Deg!

Apakah gadis itu yang telah mengutuknya? Alkena? Gadis yang mencintainya?

"Alkena ...."

Untuk pertama kalinya Reon menyebut nama gadis itu. Entah bagaimana, ia sangat yakin bahwa orang yang telah mengutuknya agar tidak tenang kembali ke alamnya adalah Alkena. Wajar, jika gadis itu melakukannya.

Reon tiba-tiba berjengit kaget saat Alkena menoleh padanya. Kali ini ia yakin, mata gadis itu menubruk matanya.

"Alkena ... bisa lihat gue?" tanya Reon tampak tidak percaya.

Alkena tidak menyahut. Namun, gadis itu tetap melihat ke arahnya.

"Alkena?"

Gadis itu mengalihkan pandangannya. Membuang napas kasar dan mengusap pipinya yang basah.

"Baguslah, jika Reon mati."

Deg!

Alkena beranjak dari bangku itu dan berjalan meninggalkan Reon yang mematung di tempat. Ia tidak tahu, apa maksud dari semua ini. Alkena membencinya dan dialah yang mengutuknya. Itu pasti. Namun, apa Alkena bisa melihatnya?

Entah kenapa, Reon merasa mual dan pusing. Potongan-potongan memori berputar tidak beraturan mengusik pikirannya.

"Gue Reon."

"Gue Alkena."

"Mau ke mana?"

"Perpustakaan."

"Nyari buku ini buat bahan referensi laporan?"

"Wah, iya. Boleh pinjam?

"Reon, it's hurt but i never stopping to love you."

"Alkena, will you be my girlfriend?"

"Reon, i want you die!!!"

"Alkena, where are you?"

"Alkena, i-i--ehm- can i love you?"

"Berhenti aja sampai sini, Reon."

Reon tidak tahu memori apa yang muncul di otaknya. Selain jasadnya, apa lagi yang hilang? Selain orang yang mengutuknya, apa lagi yang harus ia temukan?

***
Tbc.

Note:
Maaf ya enggak sempat lanjutin Reon, padahal kemarin udah semangat-semangatnya. Eh tugas menumpuk.
Huhu.

Doain aja aku bisa cepet update. Komen dong, siapa tahu baca komenan kalian bikin aku cepet update wkwk


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro