New Day, New Soul(a)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat Glenn kembali, dia melihat Keana tengah menggenggam erat pisau makan di tangan. Perempuan itu terdiam dengan wajah memerah. Jantungnya berdetak sangat cepat, sampai-sampai dia merasa sesak.

"Makananmu masih utuh. Apa kau menungguku?" tanya Glenn setelah duduk.

Laki-laki itu mulai menikmati hidangannya dan Keana belum juga menjawab. Glenn merasa ada yang salah dengan istrinya. Tak biasa Keana mendiamkan dirinya seperti ini.

"Seingatku, aku bicara pada istriku, bukan batu." Glenn menyindir.

Tak terpengaruh pada sindiran Glenn, Keana tetap tak angkat suara. Tangannya mulai bergerak untuk memotong roti bundar cokelat di hadapannya. Lalu asyik mengunyah tanpa menatap Glenn sama sekali. Melihat itu, alis Glenn mengerut. Perempuan di depannya ini memang rumit. Belum lama Glenn meninggalkannya, tapi sudah berubah sikap secara mendadak.

"Kau kenapa, Keana?"

Glenn kembali bertanya setelah keduanya selesai menyantap hidangan. Sejak tadi tak ada kata yang terucap di antara mereka. Hanya desau angin dan suara burung yang sesekali hinggap, mengiringi kebungkaman pasangan tersebut.

"Aku ingin kembali ke hotel."

"Ini masih siang. Kita punya banyak waktu untuk pergi ke tempat lain. Belanja, mungkin."

"Tidak. Jika kau ingin berjalan-jalan sendiri, lanjutkan saja. Tidak perlu ikut denganku ke hotel."

Glenn merasa terperenyak ketika melihat Keana dengan gesit berdiri dan memunggunginya. Tak lama kemudian disusul langkah kaki perempuan itu menjauh. Keana benar-benar meninggalkan Glenn, tanpa sepatah kata yang menjelaskan alasan. Sementara laki-laki itu, dia buru-buru mengeluarkan uang dari dompet dan meletakkannya di bawah piring. Lalu, memanggil seorang pramusaji dan Glenn langsung menyusul Keana.

Kaki Glenn berlari kecil untuk menyamai langkah dengan Keana. Hatinya dipenuhi rasa tak jelas. Ini terlalu menakjubkan untuk Glenn. Belum pernah ada yang berani meninggalkan laki-laki itu sendirian di meja makan. Belum pernah juga ada yang meninggalkannya seperti saat dia tengah pergi dengan seseorang.

Keana sangat ajaib dan ternyata tak sesederhana yang Glenn kira.

"Hei, Nona!" panggil Glenn sembari mencekal lengan Keana.

Mau tak mau langkah Keana terhenti. Wajah perempuan itu merah, matanya pun juga. Hanya saja tertutupi oleh kacamata hitam yang tengah dia kenakan.

"Aku tidak suka dibuat bingung. Katakan, ada apa?!"

Wajah Keana hanya sebentar berpaling ke arah Glenn. Selanjutnya, dia membuang pandangan ke sembarang arah. Hati perempuan itu terlalu terluka. Bagaimana bisa dia membayangkan kalau suami yang memberinya pengalaman tak terlupakan semalam, sedang ditunggu perempuan lain.

"Astaga, Keana! Apa kau salah makan, sampai-sampai jadi bisu?"

Gemas atas Keana yang tak kunjung menjawab, Glenn melepas cekalannya. Dia sudah cukup pusing dengan urusan kantor dan ditambah Christie. Glenn tak punya waktu untuk menerka-nerka isi hati Keana. Masih banyak urusan yang lebih penting daripada merengek meminta sebuah alasan istrinya bersikap aneh. Jadi, Glenn pun ikat diam. Terserah Keana mau bagaimana. Dan keduanya kembali ke mobil seperti beku. Tak ada obrolan dan tak ada tawa. Sang sopir pun ikat diam, karena mengamati dari kaca depan bahwa pelanggannya kali ini mungkin perlu privasi.

Sesampainya di hotel, Keana langsung berganti pakaian. Dia tak mengacuhkan Glenn yang kini berjalan ke balkon mereka. Balkon yang langsung bersebelahan dengan kolam renang. Laki-laki itu memilih berbaring pada kursi malas dan memakai kacamata hitamnya. Dia memandangi laut Aegean beserta kaldera yang tampak. Lalu, Glenn teringat pada ponsel yang belum dia sentuh sejak tadi. Bisa jadi ada pesan penting yang terlewat.

"Shit!"

Tanpa sadar Glenn mengumpat ketika membaca pesan Christie yang lebih dari sepuluh. Jemarinya kini bergerak untuk memeriksa panggilan masuk. Sekali lagi Glenn mengumpat saat melihat rincian panggilan Christie. Diangkat, tapi Glenn sama sekali tidak pernah menerima panggilan itu. Dan Glenn sadar, bisa jadi memang Keana yang bicara dengan perempuan itu.

Kekesalan Glenn sudah bertambah. Dia tak ingin diganggu terus-menerus. Glenn harus mempercepat langkah dan tindakannya sebelum sang mantan berhasil membuatnya kacau.

Mengabaikan pesan Christie, Glenn meletakkan ponsel di meja kecil yang terletak dekat dengannya. Sengaja mengurungkan niat untuk bicara dengan Shine perihal kelakuan Christie hari ini. Baru saja Glenn akan memejamkan mata sembari menikmati cuaca bagus siang ini. Namun, kehadiran Keana dengan bikini berwarna lavender yang melekat indah di tubuh, membuat Glenn membelalak. Dia menelan liurnya susah payah ketika memperhatikan bagaimana pinggul Keana bergerak sensasional saat menuju kolam.

Byurrr!

Keana menceburkan diri ke kolam. Lalu bergerak dari ujung ke ujung. Aktivitas itu tak luput dari penglihatan Glenn yang tengah bersandar dengan telapak kaki kanan bertumpu pada lutut kiri. Tangannya bersedekap setelah mengembuskan napas panjang. Keana terlalu menggoda, jiwa kelakian Glenn tergugah jadinya.

Asyik menikmati sejuknya air kolam, Keana masih mengabaikan Glenn. Glenn harus tahu kalau dirinya sedang tidak dalam good mood. Sekali lagi Keana menghilang dari permukaan, lalu muncul sembari mengibaskan rambut. Wajah basah dan bibir seksi itu masih jadi perhatian Glenn. Ingin sekali Glenn mendekap Keana dan mencumbunya sekarang juga. Namun, Glenn masih menahan diri. Sampai pada akhirnya dia kegerahan ketika Keana keluar dari kolam dan berbaring pada tepiannya.

Glenn bangkit dan langsung melepas kacamata, kemeja, serta celananya. Menyisakan dalaman yang mencetak jelas kelakiannya mulai bereaksi. Dia berjalan sembari menyeringai. Keana harus tahu apa hukuman karena berani bermain-main dengan Glenn.

Tanpa aba-aba, Glenn menindih Keana. Sontak perempuan itu memekik kesal.

"Glenn, apa-apaan kau?!"

"Ingin bercinta denganmu sampai malam. Anggap sebagai hukuman atas sikapmu padaku tadi."

Wajah Glenn mendekat, bibirnya menyatu dengan bibir Keana. Dilumat perlahan, hingga Keana mendesah pelan. Tak berhenti, laki-laki bertelanjang dada itu kini meraba dada istrinya, lalu mencari ujung yang telah menegang. Kemudian, diputar-putar melalui kain yang masih menjadi penutupnya.

"Ahh, Glenn." Keana mendesah.

Melanjutkan aksinya, tangan Glenn bergerilya di perut datar Keana tanpa melepas ciuman mereka. Sentuhannya semakin menjadi ketika sampai pada inti Keana. Diraba dengan perlahan secara intens, sampai-sampai Keana melengkungkan tubuh. Perempuan itu terus mendesah dan meracau, sedangkan Glenn semakin terbakar hasrat. Jarinya kini menyusup masuk ke inti istrinya, membuat Keana menjerit pelan. Napas keduanya memburu.

"Sayang, apa kau masih tak mau bicara sesuatu?" tanya Glenn dengan berbisik.

Bibirnya kemudian menggigit pelan telinga Keana, turun ke leher, dan meninggalkan banyak jejak kepemilikan di dada. Sementara, tangannya tetap bergerak pelan di dalam Keana. Perempuan itu tak henti mendesah, dia bahkan kini menginginkan lebih. Glenn telah membakar dirinya dengan permulaan penuh gelora.

"Glenn, hentikan," desis Keana, mencoba tersadar dari buaian Glenn. Namun, tetap saja gagal. Yang ada dirinya tak bisa berhenti untuk mengharap sentuhan lebih dalam dari sang suami.

Milik Glenn sudah sangat tegang, rasanya ingin bersatu dengan Keana sekarang juga. Tetapi, dia juga tak akan berhenti menyiksa Keana sebelum perempuan itu mengatakan sesuatu.

Menyerah atas siksaan Glenn, Keana berusaha bicara senormal mungkin. Walaupun desahannya tetap tak bisa ditahan.

"Glenn, ahh! Aku ... aku cemburu pada ... ahh! Pada perempuan yang sedang menunggumu di vila."

Keana terengah-engah, sedangkan Glenn tanpa sadar menghentikan aktivitasnya. Dia membeku beberapa saat. Menatap Keana dengan rasa terkejut luar biasa.

"Apa aku tidak salah dengar?" Glenn berbisik.

Berusaha menyembunyikan rasa malunya, Keana mengangguk pelan. Bahkan kini dia melingkarkan tangan di leher Glenn. Sengaja, dia sedikit mengangkat wajah dan berbisik di telinga Glenn.

"Aku cemburu padanya, Glenn. Aku istrimu dan aku punya hak untuk itu, 'kan?"

Sekali lagi Glenn terperangah. Jantungnya berdegup pelan. Perasaan aneh mendadak menjalari hatinya. Dia lalu turun dari tubuh Keana dan berbaring di sisinya. Melihat reaksi suaminya yang masih diam dengan mata terpejam, giliran Keana yang merangkak ke atas Glenn. Serta merta laki-laki itu membuka mata dan terkejut. Dari bawah sana dia bisa lihat bagaimana binar mata Keana yang menggoda, ditambah belahan dada yang kelewat terpampang.

"Glenn," panggil Keana mesra.

Jemari perempuan itu kini menari-nari di dada bidang suaminya. Membuat gerakan abstrak yang sialnya malah membuat Glenn semakin menginginkan Keana.

"Siapa dia, Sayang? Apa dia lebih cantik dari aku? Apa dia lebih memuaskanmu? Apa kelebihan perempuan bernama Christie?"

Keana kini mengambil posisi duduk tepat di area inti Glenn. Dapat dirasakan bagaimana tegangnya laki-laki itu dan Keana menahan senyumnya.

"Bukankah kau tak mau tahu tentang perempuan-perempuan di sisiku?"

Sial!

Dia mengumpat dalam hati saat Keana dengan sengaja bergerak di atasnya. Menggoyangkan bokong seakan tengah memperbaiki duduk. Benar-benar menyiksa sesuatu yang mulai kesempitan di bawah sana. Glenn tak pernah mengira istrinya bisa menjadi liar, walaupun hanya sedikit.

"Mulai sekarang aku tidak mengizinkanmu menemui perempuan-perempuan itu lagi, Sayang. Hanya aku yang boleh bercinta denganmu."

Lalu Keana semakin menggoda Glenn dengan terus bergerak dan menyentuh perut kotak-kotaknya. Glenn mengerang, tapi tak mau menyerang duluan karena memberi Keana kesempatan untuk mendominasi. Laki-laki itu masih gamang atas perasaannya sendiri tentang ucapan Keana. Senangkah? Marahkah? Glenn belum tahu jelas.

Sudah Keana putuskan, kalau dirinya tak mau terluka lagi. Setelah malam pertamanya dengan Glenn, harinya sudah baru. Tidak lagi sama seperti kemarin. Begitu juga dengan jiwanya. Keana memilih jadi tangguh dan mempertahankan miliknya. Benar, Glenn miliknya. Persetan dengan perjanjian, Keana tak mau peduli lagi. Akan dia pikirkan nanti apakah Glenn akan menghukumnya karena sudah melanggar isi surat tersebut. Yang jelas saat ini, dia ingin bersenang-senang dengan suaminya.

TBC

seperti biasa, author perlu dukungan kalian. Vote, komen, dan share. Jangan malas kasih penyemangat buat author, ya 💕

Aiya, kabar baik buat kamu yang nanti beli versi cetak atau ebook Glenn, ada sedikit bonus narasi tambahan di bagian malam pertama mereka di Santorini. Katanya banyak yang keciwi bagian panasnya di-skip. Wkwkwk.

Satu lagiii, author bingung mau pakai siapa untuk cast Glenn. Karena sebelumnya kalian banyak yang bilang Xu Kai Cheng nggak cocok sama karakter Glenn. Yaudahlah ya, terserah kalian bayangin Glenn itu siapa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro