𝐆𝐔𝐀𝐑𝐀𝐍𝐓𝐄𝐄: BAB 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ini benar kantormu yang baru?" Itu suara Beomgyu yang baru saja melangkahkan kakinya beberapa meter memasuki gedung-gedung tinggi yang ada di sana. Matanya berkilau menandakan rasa takjub, dia memang sudah sempat mencari tahu soal kantor ini sebelumnya namun siapa sangka jika kantor baru Soobin benar-benar akan sebesar ini.

"Luar biasa!" sahut Hueningkai yang juga ikut dan berdiri tak jauh dari keduanya.

Sejak beberapa waktu lalu ketika Soobin baru pindah ke kantor ini memang Beomgyu sudah memaksanya berulangkali untuk membawa lelaki itu dan juga Huening berkunjung. Tidak bisa dipungkiri betapa bersemangatnya Beomgyu yang tidak sabar untuk melihat kantor besar itu secara langsung dan hari ini akhirnya setelah meminta izin terlebih dahulu pada Yeonjun dan memeriksa jadwal---kebetulan pekerjaan Soobin untuk hari ini jauh lebih sedikit karena sudah ia selesaikan kemarin---jadi lah mereka datang hari ini.

Hanya untuk sekedar melihat-lihat, katanya.

"Bagaimana bisa kau ragu untuk pindah ke kantor sebagus ini, Soobin?! Aku sampai mengira supir taxi tadi salah alamat!" kata Beomgyu lagi yang masih saja memuji kantor Yeonjun tanpa lelah. Soobin sampai memutar bola matanya malas.

"Kau berlebihan."

"Bagaimana bisa tidak berlebihan? Kau tidak lihat huh, lobby mereka sangat luas. Aku bahkan bisa mengintip kantin di kantor ini, mereka menjual banyak macam makanan dan terlihat lebih seperti seperti restoran. Ini jauh lebih bagus daripada di gambar!"

"Diamlah Beomgyu, kau berisik sekali," balas Soobin yang mengerlingkan matanya, sedikit kesal dan juga malu mendengar ocehan Beomgyu yang tidak ada habisnya itu. Jika ada pekerja kantor lain yang mendengar bagaimana Soobin mau menaruh mukanya nanti.

"Soobin hyung, kantor ini benar milik Yeonjun hyung?" tanya Hueningkai yang membuat Soobin beralih menoleh padanya.

"Iya."

"Choi Yeonjun yang itu?" Beomgyu yang tadi sibuk menatap sekeliling pun ikut bersuara, menatap Soobin dengan kedua alisnya yang terangkat tinggi. Soobin mengangguk pelan.

"Harus berapa kali lagi aku menjawab pertanyaan yang sama?" ujar Soobin seraya menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan Beomgyu barusan. "Aku hanya kenal satu Choi Yeonjun," tambahnya lagi memberikan penekanan di akhir kalimatnya.

"Wah benar-benar gila...." Lelaki yang memiliki rambut lebih panjang diantara ketiganya itu menggeleng-geleng dramatis. "Aku tidak menyangka dia bisa sesukses ini," kata Beomgyu kemudian melipat kedua tangan di depan dada sambil mendongak, menghitung berapa banyak lantai yang ada di gedung ini dari dalam hati.

"Dimana Yeonjun hyung sekarang?"

Soobin mengangkat bahu sekilas ketika Hueningkai bertanya. "Aku tidak tahu, mungkin masih bekerja di ruangannya," jawabnya seadanya, karena memang dia tidak tahu Yeonjun sedang apa saat ini. Mereka lumayan jarang bertemu ketika sedang jam kerja di kantor.

Beomgyu menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "lalu kau sendiri, kenapa tidak bekerja?"

"Aku sudah izin untuk bertemu kalian, pekerjaanku juga sudah selesai."

"Tidak apa-apa kau izin untuk menemui kami, hyung?"

"Tidak apa-apa." Soobin tersenyum untuk meyakinkan Hueningkai dan juga Beomgyu untuk tidak khawatir. "Kalian mau pergi ke kantin?" tanyanya kemudian berniat untuk mengajak teman-temannya makan karena kebetulan juga dia belum makan apapun sejak pagi tadi.

"Tentu saja!" sahut Beomgyu yang kembali berteriak excited ketika mendengar kata kantin. "Aku memang ingin coba chicken katsu yang ada di sini!" katanya lagi membuat Soobin memukul kepalanya pelan.

"Pikiranmu selalu makan dan makan saja."

"Hahaha!"

Mereka bertiga pun pergi menuju kantin. Di sana tidak terlalu ramai karena memang ini masih terlalu dini sebelum memasuki jam makan siang kantor, tapi tidak apa, justru mereka jadi tidak perlu mengantri lebih lama.

"Wow, benar-benar keren," kata Beomgyu yang sedikit berbisik. Meski di keseharian lelaki itu selalu berisik namun ia cukup sadar diri jika di sini sangat damai sekarang, mungkin karena masih sepi juga.

"Kalian pilih saja makanan yang kalian mau, nanti kita duduk di sana. Tempat dekat situ sangat sejuk dan cukup bagus, kursinya juga nyaman, aku biasa duduk di sana jika pergi ke kantin," jelas Soobin panjang lebar sembari menunjuk ke pinggir kantin dengan meja kayu putih dan kursi sofa dekat dengan tanaman hijau.

Mereka melirik ke tempat yang Soobin tunjuk lalu merespon dengan OK, ketiganya pun berpencar untuk memesan makanan masing-masing untuk menghemat waktu. Akan lama nantinya jika mereka harus saling tunggu untuk pesanan makanan mereka.

Soobin yang lebih dulu duduk dan menempati kursi, ia hanya membeli makanan pastry yang bisa langsung diambil karena sedang tidak ingin makan yang berat.

Tidak lama kemudian Hueningkai datang dengan Chicken Pot Pie dan kue sus krim di nampannya. Beomgyu yang paling terakhir datang setelah lima belas menit bergelut memilih menu apa yang akan dia beli dan coba hari ini.

"SOOBIN!"

Soobin yang baru akan menggigit makanannya langsung tersentak mendengar teriakan Beomgyu yang baru datang dan menaruh nampannya cukup kencang ke meja hingga membuatnya bergetar. Soobin menatapnya galak, namun Beomgyu hanya membalasnya dengan cengiran tak bersalah.

"Astaga, Hyung. Kau mengejutkanku," kata Hueningkai yang ikut terkejut sambil mengelus dadanya. Kelakukan seniornya yang satu ini memang sedikit ajaib.

Beomgyu terkekeh dan meminta maaf kemudian.

"Aku bingung sekali, banyak makanan yang terlihat lezat. Aku ingin coba semuanya!"

Soobin melirik ke nampan Beomgyu, ia tidak melihat makanan tujuan anak itu di sana sama sekali. "Kau bilang tadi ingin mencoba Chicken Katsu, tapi mana?" tanyanya yang menatap heran.

"Itu dia ..." Beomgyu menggaruk belakang kepalanya yang tiba-tiba menjadi gatal. "Ketika aku ingin membelinya, aku justru melihat makanan lain yang lebih menarik. Akhirnya aku tidak jadi membelinya," jelasnya sambil menatap sedih ke arah Soobin tetapi tentu saja pria itu sudah kebal dengan tatapan teman masa kecilnya ini.

"Jangan sampai merengek dan menyesal nanti, aku tidak mau membawamu ke sini lagi, Beomgyu-ya," peringat Soobin yang langsung membuat teman di sebelahnya galau seketika.

"Kenapa kau begitu padaku, Soobiiiiiin!" rengek Beomgyu lebih dulu sambil menarik kemeja kerja Soobin, tapi rengekannya barusan hanya diabaikan bagai angin lalu. Dengan kesal ia pun mendecak, lelaki itu melirik ke dalam kantin---tempat memesan makanan---dan ke nampannya, begitu terus beberapa saat sampai akhirnya ia bangkit dari kursi secara tiba-tiba.

"Astaga, Beomgyu! Jangan mengejutkan orang terus!" Omelan Soobin tidak dihiraukan oleh Beomgyu karena lelaki itu sudah lebih dulu kabur dan kembali membeli makanan yang lain. Hueningkai yang melihat kedua seniornya ribut hanya bisa tertawa.

"Kau benar membeli makanan lagi?" tanya Soobin yang membuka matanya lebar ketika melihat Beomgyu datang dengan makanan lainnya. Padahal yang sebelumnya saja belum sempat ia sentuh sedikit pun dan sekarang lelaki berambut panjang itu sudah kembali dengan makanan lagi.

"Kau yang menyuruhku!"

"Aku tidak???"

"Kau bilang aku akan menyesal, jadi lebih baik aku membeli semuanya."

"Astaga...." Soobin pun akhirnya hanya bisa menggeleng samar dan menghela nafasnya panjang. Mengizinkan temannya datang ke kantor tampaknya bukanlah pilihan yang tepat, Beomgyu malah jadi mudah lapar mata.

"Tapi hyung, apa kau yakin bisa menghabiskan semuanya?" tanya Hueningkai yang menatap ngeri isi nampan Beomgyu yang kini sudah penuh seluruhnya. "Kau kan tidak bisa makan terlalu banyak," katanya lagi.

Sebagai teman lama tentu saja mereka sudah hafal kebiasaan masing-masing, salah satunya adalah Beomgyu. Lelaki itu memang bukan jenis orang yang makan terlalu banyak tapi lihat, hari ini dia memesan seperti akan memakan satu restoran.

Tidak menjawab pertanyaan Hueningkai, Beomgyu hanya memberikan jempolnya dan langsung melahap makanannya sebelum menjadi dingin terkena AC ruangan.

"Aku kenyang."

Nah.

Soobin yang baru saja menyelesaikan gigitan terakhirnya langsung menatap Beomgyu tajam. "Lihat itu, kau baru makan satu dan sudah bilang kenyang! Kenapa memesan sebanyak ini?!" katanya galak seperti seorang ibu yang tengah memarahi anaknya.

"Hyung, kau bahkan belum selesai memakan chicken katsu-nya ... bagaimana dengan roll beef-mu? Lalu ini? Dan ini??" tanya Hueningkai yang menunjuk seluruh makanan milik Beomgyu yang ada di atas meja.

Beomgyu menggeleng kencang. "Buatmu saja, aku sudah kenyang!" katanya sambil mendorong makanan miliknya ke arah Hueningkai. Namun perbuatannya membuatnya mendapatkan satu pukulan dari Soobin yang kebetulan duduk tepat di sebelahnya.

"Hei!"

"Tidak ada, kau harus habiskan makananmu sendiri."

"Tidak mau, aku kenyang."

"Bawa pulang kalau begitu!"

"Tidak, buat kau saja! Aku mau ke toilet." Beomgyu bangkit dari kursinya dan menjauh dari Soobin sebelum ia terkena pukulan berikutnya. Dengan jahil ia menjulurkan lidahnya kemudian lari pergi dari sana berniat pergi ke toilet namun bodohnya ia karena Beomgyu saja tidak tahu dimana letak toilet.

Lelaki itu pun kembali ke meja dan melihat Soobin yang sedang membersihkan mejanya dengan tissu. Ia makan sedikit berantakan sepertinya.

"Soobin."

"Apa?"

"Kamar mandi ada dimana?"

Setelah mendapat jawaban dari Soobin, Beomgyu pun langsung pergi ke kamar mandi. Tetapi baru saja ia akan membuka pintu toilet, tangannya sudah dicekal oleh seseorang. Ketika Beomgyu menoleh ia melihat seorang pria dengan tatanan rambut rapih dan jas berwarna hitam. Sepertinya dia salah satu pekerja di sini. Beomgyu sempat terpaku dengan penampilan rapihnya, namun sedetik kemudian ia tersadar dan tatapannya langsung berubah.

"Maaf, toilet perempuan bukan di sini."

Beomgyu terkejut ketika mendengar ucapan pria asing itu barusan. "Kau gila?!"

Taehyun---sekretaris Yeonjun atau seseorang yang menghalangi Beomgyu memasuki toilet barusan---juga ikut terkejut ketika dirinya dibentak untuk pertama kalinya oleh orang asing. Baru kali ini ia diteriaki di dalam kantor, seketika tatapan Taehyun berubah.

Kenapa bisa ada orang tidak sopan yang berteriak sembarangan seperti ini di kantor?

"Aku masih cukup waras untuk mencegahmu agar tidak salah masuk ke toilet laki-laki," balas Taehyun dengan wajah yang sangat datar kali ini, jika itu mungkin bisa membuat orang lain takut namun berbeda dengan Beomgyu. Lelaki itu justru membelalakkan matanya, ia lebih terkejut dengan kalimat Taehyun ketimbang tatapan dinginnya.

"Apa kau buta?!"

"Jangan berteriak di dalam kantor."

Beomgyu menghela nafasnya kasar. Dengan kesal dirinya pun mendangak, jarinya menunjuk tepat ke arah leher dimana sebuah tonjolan yang biasanya hanya dimiliki oleh pria berada di sana. "Kau tidak lihat aku punya apa, hah?!" tanyanya galak.

Taehyun berkedip dua kali, ia hanya terdiam melihat Beomgyu yang masih setia mendangak. Tidak terlalu sadar dengan hal itu karena ia pikir perempuan juga bisa mempunyainya. Melihat respon datar Taehyun membuat Beomgyu semakin kesal, ia pun mengacak rambutnya kasar.

"Aku punya sesuatu yang kau punya juga di bawah, jangan sembarangan asal menuduh."

"Apa maksudmu?"

"Aku laki-laki!"

Taehyun speechless. Sedikit sulit mempercayai ucapan orang asing di hadapannya ini, secara terang-terangan ia pun menatap Beomgyu dari atas hingga bawah lalu ke atas lagi. Mencoba mencari kebenaran, alisnya terangkat sebelah dengan wajah yang terkesan ragu.

"Kupikir kau perempuan, kau tidak terlihat seperti laki-laki."

"Apa kau bilang?!"

Beomgyu yang kesal dengan Taehyun yang agak kaku dan sulit mempercayainya membuat keduanya berakhir dengan perdebatan. Mereka bisa saja bertengkar jika Soobin tidak segera datang dan menengahi keduanya. Soobin sempat mengira Beomgyu salah jalan atau tersasar makanya dirinya datang, namun siapa yang menyangka jika Beomgyu justru tengah berdebat dengan orang kantor. Terlebih lagi itu Kang Taehyun, sekretaris Yeonjun.

"Maaf, Taehyun-ssi! Dia temanku," ujar Soobin yang membungkuk berulang kali. Ia juga memaksa Beomgyu menunduk dengan menekan tengkuk lehernya.

"Ck, untuk apa meminta maaf padanya?"

"Jangan mencari masalah, cepat minta maaf."

"Dia yang salah!"

"Beomgyu," panggil Soobin yang menekankan suaranya seperti memberikan kode. Soobin lalu kembali menekan tengkuk Beomgyu agar lelaki itu menunduk. "Sekali lagi maafkan aku, Taehyun. Tolong jangan bilang apapun pada Yeonjun, terima kasih! Ayo cepat kita kembali ke meja, Beomgyu."

"Tapi aku mau ke kamar mandi!"

Tidak menghiraukan ucapan Beomgyu barusan, Soobin langsung saja menyeretnya pergi dari sana daripada temannya ini benar-benar akan bertengkar. Dia sudah hafal bagaimana Beomgyu, jadi lebih baik mencari kamar mandi lain saja.

Sedangkan Taehyun yang sejak tadi hanya diam pun hanya bisa mengangkat alisnya, sejujurnya ia sedikit bingung mengapa Soobin harus meminta maaf sampai seperti itu apalagi sampai memintanya untuk tidak memberitahu Yeonjun, namun akhirnya dia tau bahwa pria cantik barusan adalah teman dari gebetan bosnya sendiri. Taehyun mengeluarkan ponselnya dari saku jas, mencari kontak Yeonjun dan mengetik sebuah pesan singkat yang agaknya lumayan mengganggu pikirannya saat ini.

...........o0o...........

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro