~2~

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gimana par satunya? seru gak?

nih lanjut part dua ya

happy reading guys

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"ehh ada genduk Nala, itu rumahnya kok rame sekali ya dari kemaren. apa ada saudara yang datang?" tanya bu tuti salah satu tetangga paling baik kepadanya. " ehhh maaf bu kalau mengganggu, itu kemarin teman teman saya datang menginap." ujar Nala lalu disunggingkan senyum manis.

" wah asik ya, saya dulu juga sering mengajak teman teman saya menginap dirumah, ya sekedar main main sja." ujar bu Tuti, lantas kedua wanita itu kini sedang merumpi hangat. Tak lama ibu ibu lain pun berdatangan, karena tak ingin lama lama mengobrol dan pasti anak anak dirumahnya itu sedang meraung kelaparan.

" assalamualaikum, maaf ya lama tadi diajak ngobrol sama ibu ibu sebelah." ujar Nala langsung lanjut kedapur. " dih ibu bos sekarang udah kek emak emak, suka ngerumpi wkwk." ujar Zoel. " lah kan emang sekarang dah jadi emak emak." ujar Nela yang sudah berdiri di depan pintu dengan sang pacar.

" eh ada calon kakak ipar, baru nongol lu? mending lu bantu emak noh didapur, gua dah laper" ujar Doni yang ikut ikutan memanggil Nala dengan sebutan emak.

"dih ikutikut aja lu anak kodok." saut zoel dengan wajah tak terima. akhirnya makanan pun sampai dan mereka makan bersama sama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

skip 5 bulan kemudian (disisni gua mau langsung to the poin langsung ke konflik biar gak terlalu ngedrama.)

5 bulan berlalu, dan kini mereka lulus SMA dan siap menempuh ke jenjang selanjutnya. sesuai ajakan tawuran dari geng SKOTADI, akhirnya anak anak ANIKITOS berangat dengan semangat membara, begitu sampai mereka tak ada basa basi dan langsung memulai tawuran itu, meskipun tawuran berlangsung dengan sangat sengit tapi mereka masih ingat batas. hingga tawuran selesai dan ya seperti biasa ANIKITOS lah yang memenangkan tawuran itu.

Gusta dan anak anak pulang dengan wajah bonyok sana sini terkecuali Gusta, bagaimana tidak wajahnya masih mulus tanpa luka sedikitpun. Hanya saja terdapat beretan luka benda tajam di tangan kirinya. Namun anehnya meskjpun tak nampak luka Gusta dibopong oleh Farzan dan Arsan.

" yaallah ini kalian kok penyok sana sini?! kalian habis dari mana sih?! dan kenapa tadi kok langsung pergi?!" berbagai pertanyaan dari Nala mendarat kepada anak anak tatkala melihat wajahnya babak belur. " dih dikira mobil kali mak penyok." ujar Riyan.

"udah ngobrolnya nanti aja, ayo masuk dulu obati muka kalian dulu!!" ujar Nala sambil menyuruh teman teman yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. Ia berjalan menuju dapur mengambil  beberapa lembar kain dan satu baskom besar berisi air hangat dan obat merah.

" mak kita bisa ngobati luka kita kok, mending lu ngurusin pak bos tuh dikamar. tadi tangan kirinya ketusuk piso." ujar Elang. seketika Nala langsung berlari menuju anak tangga. Ia hampir saja terjerembab karena roknya yang sangat panjang.

"yang tanganya kenapa? sakit ya? sini aku obati jangan dikasih tisu nanti infeksi." tanya Nala, ia berjalan mendekat sambil membawa kotak P3K. lalu membersihkan luka sobekan yang cukup dalam itu. Gusta mendusel ndusel leher nala yang tertutup hijam syar'inya itu, iya memasukkan kepalanya kedalam hijab syar'i nala dan mulai menciumi leher putih nan harum dari sang istri.

"aduh yang geli woyy, jangan gitu nanti akunya gak fokus bersihin tangan kamu. " ujar Nala, namun bukannya mengeluarkan kepalanya Gusta malah menyenderkan kepalanya ke pundak Nalan. "Panas"  itah yang pertama kali ia rasakan, ia segera memeriksa suhu tubuh Gusta dan yup Gusta demam, kemungkinan karena ia kaget dengan lukanya itu.

"tunggu disini!!  Aku maj cari paracetamol. " ujar Nala membaringkan tubuh kekar Gusta.  "mak gimana mak pak bos? " tanya Farzan ketika melihat Nala turun dengan wajah panik. "itu Gusta panas badanya, ini aku mau cari paracetamol, dan kalian kalau sudah selesai ngobatin diri kalian kalian bisa pulang dulu isgirahat!" ujar Nala sambil membawa yoples berisi obat obatan.

"yang, bangun dulu yuk makan habis itu minum obat. " bujuk Nala tatkala melihat sang suami sudah melepas pakaian. Ia melihat tubuhnya penuh dengan lebam sana sini. Ia hanya bisa menangis melihat itu.

"yang badanku sakit semua nih, panas lagi rasanya tuh kek dijemur ditengah lapangan sekolah. " ujar Gusta lemah. "iya yang, makanya ayok makan yok,  aku suapin ya. " ujar Nala mendekat dan dibalas anggukan oleh Gusta.

Gusta makan walau hanya dua sendok, lalu ia meminum obat penurun panas serta antibiotik untuk luka ditangannya. Tak lama setelah itu ia terlelap, ia tertidur tanpang baju.

"Assalamualaikum, halo bunda, ini Nala bun. " ujar Nala, ia menelpon sang ibu mertua.

"waalaikumsalam, iya halo sayang gimana kelulusannya?  Maafnya bunda ayah tak bisa datang karena bunda dan ayah sedang perjalanan bisnis ayah. " ujar sang bunda dari seberang telpon.

"iya bunda gak apa aa kok, Nala cuman mau kasih tau kalau mas Gusta demam, tapi mas Gusta sudah tidur kok bun, Sudah minum obat juga. " ujar Nala sambil memberikan pengertian agar sang bunda tak terlalu khawatir.

"haduh pasti anak itu tawuran lagi." ujar sang bunda, sontak  Nala terkejut. Mengapa ia tak diberitahu kalau Gusta akan tawuran.

"yasudah kalau begitu bun, hehehe cuman mau ngabarin aja" ujarnya sambil menahan tangis. Nala mematikan telpon secara sepihak. Ia berjalan gontai menuju Gusta yang tengah tertidur.

"kenapa kamu gak bilang kalau kamu akan tawuran?!  Aku jadi ngerasa gagal sebagai seorang istri! " ujarnya lemah, ia mendekati badan kekar Gusta, lalu memeluknya. Ia merasa seperti sedang memeluk bola besi panas, Gusta yang merasa bahwa ia sedang dipeluk  tersenyum  dalam tidurnya.

Malam pukul 03.00 Gusta terbangun, ia melihat sang istri sudah berganti pakaian dengan baju daster kesukaaanya.

Gusta berjalan gontai menuju kamar mandi, ia mengambil air wudhu lalu kembali kekamarnya untuk melaksanakan shalat Tahajud di sepertiga malamnya.

"yang? Udah bangun? Kok gak bangunin aku sih? " ujar Nala saat melihat Gusta sedang membereskan sajadahnya.

"sudah kalau mau tidur tidir aja lagi gak apa apa. " ujar Gusta sambil mendekati istrinya dengan muka khas orang bangun tidur, namun sangat manis untuk dipandang.

"oiya maksih ya yang buat yang tadi, kamu udah mau ngobatin aku. " ujar Gusta lalu ia tersenyum memandang wajah manis sang istri.

"iya yang, oiya aku mau nanya. Kamu dapetin luka itu darimana?! Jujur gak?! " ujar Nala denfan wajah galak khas Nala.

"eh itu aku dapetin ini waktu lagi  bantu bantu pak Masyun waktu beberes gedung belakang sekolah. " ujar Gusta gelagapan. Laki laki yang terkenal akan sifat dinginnya itu gelagapan dideoan sang istrinya.

"gak usah bohong!!  Bunda bilang klaau kamu habis tawuran kan?! " tanya Nala dengan tatapan horornya.

"maafin aku yang, aku gak maksud bohongin kamu tapi  aku takut kamu khawatir gara gara aku." ujar lelaki itu pasrah

"aku gak khawatir sama kamu! Aku cuman kecewa kik aku gak diaja sih?  Kan aku juga jago gulat. " ujarnya dengan senyum manis mengembang di wajahnya yang imut itu.

Sontak saja Gusta tertawa memandang wajah sang istri.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro