BAB 26

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

" Apa yang awak nak cakap tadi ? " gesa Nur Salwa . Dia tidak ada masa mahu berlama bersama lelaki itu .

NUKMAN .

Lelaki yang ingin dia hindari . Namun kedatangan lelaki itu membuatkan dia berasa tidak enak . Seakan - akan mahu membawa satu berita buruk kepadanya . Nur Salwa cuba berfikir positif . Mungkin berkaitan dengan pesakit mereka . Mungkin ..

" Kenapa Salwa nampak macam nak menjauhkan diri dari Nukman ? Nukman ada buat salah dengan Salwa ke ? " soal lelaki itu . Sedikit berjauh hati dengan gadis di hadapan dia .

" Tak . Saya nak cepat sebab ada kerja . Doktor nak cakap apa tadi ? Kalau tak ada apa - apa saya masuk dulu ye " pamit Nur Salwa . Tidak mahu terus berlama dengan doktor itu .

Psiko !

Tak padan beristeri dan ada anak . Masih terkejar - kejarkan dia . Dari dulu hingga kini . Ini kerana Nukman merupakan senior dia semasa belajar di Ireland dahulu . Sama bidang dengannya . Mereka selalu meluangkan masa bersama . Hanya Nukman rakan lelaki yang dia rapat .

Tapi tidak menyangka istilah kawan boleh bertukar kepada cinta . Nur Salwa tahu perkara itupun dari kawan Nukman sendiri . Semenjak itu dia menjauhkan diri daripada lelaki itu . Sehinggalah sekarang . Tetapi takdir menemukan mereka . Bekerja di tempat yang sama .

" Tunggu dulu Salwa .. " tangan gadis itu dipegangnya erat .

Nur Salwa tersentak . " Apa ni doktor ? Pegang - pegang pula " bentak Nur Salwa . Direntap kasar tangannnya dari pegangan Nukman .

" Sorry my bad .. " kata Nukman serba salah . Seketika dia kembali tersenyum .

" I want to tell that -- " Nukman berjeda seketika . Wajah Nur Salwa dipandang . Menantikan reaksi gadis itu .

" Apa ? Straight to the point lah doktor .. jangan tergantung ayat " bidas Nur Salwa . Jantung dia berdegup laju .

" I wanna marry you .. "

Nur Salwa terdiam . Dia sudah menjangka ayat ini akan keluar . Namun seketika dia menjadi terpinga - pinga . Nukman tergelak besar di depan dia .

" Your face make me want to laugh ! Very funny " ujar Nukman . Muka dia merah kerana terlalu banyak gelak .

" Doktor serius ke ? " Nur Salwa pandang Nukman tidak percaya . Gelak ketawa Nukman tidak berbekas di hati dia .

Persoalan dia sekarang ni , betulkah lelaki itu mahu mengahwini dia ? Bagaimana nasib isteri dan anak lelaki itu ? Atau ini hanyalah khayalan dia sahaja ?

" Awak nampak saya main - main ke Salwa ? " kali ini Nukman serius . Tidak gelak lagi . Wajahnya juga sama . Serius .

Nur Salwa hilang kata . Otak dia seakan lambat berfungsi pada saat itu . Dia tidak mempunyai jawapan untuk soalan itu . Peluh membasahi dahinya . Manik - manik peluh jelas kelihatan .  Kahwin ? Begitu mudah lelaki itu berkata , sedangkan lelaki itu bakal melukakan hati seorang wanita . Apakah dia tidak fikirkan perasaan seorang isteri ?

" Maaf -- sa .. saya terpaksa tolak " jujur Nur Salwa . Sungguh dia tidak mahu menjadi orang ketiga dalam perhubungan itu . Tidak mahu dituduh sebagai perosak rumah tangga orang .

" Baguslah " Nukman tersenyum . Wajah dia nampak tenang saja .

Nur Salwa pelik . Dia keliru dengan lelaki di hadapan dia . Tidak tahu mentafsir riak wajah Nukman . Nampak tenang saja . Seolah - olah sudah bersedia dengan penolakan daripada gadis itu .

" Lamaran saya tadi hanya gurauan saja . Saya saja nak test awak . Tak mungkin saya nak menyakiti bidadari saya . Isteri saya yang banyak mengajar saya tentang erti kehidupan . Ertinya redha . Bodoh lah saya jika saya menyakiti dia atau lepaskan dia " tulus ayat itu keluar dari mulut Nukman .

" Jadi tadi hanya main - main saja ? " Nur Salwa inginkan kepastian . Melihat Nukman mengangguk , Nur Salwa menarik nafas lega .

" Lega hati saya . Jujur saya cakap , saya hanya anggap doktor sebagai senior saya saja . Cukup sebagai kawan . Tidak lebih dari itu .. "

" Iya , saya setuju dengan Salwa . Mungkin kita ditakdirkan untuk berkawan sahaja . Saya datang ke sini sebab nak memperkenalkan seseorang pada awak . Mungkin korang boleh menjadi sahabat " Nukman tersenyum lebar .

Nur Salwa mengangguk . " Siapa ? " soalnya . Tidak sabar mahu melihat orang itu .

Nukman mengamit seorang wanita . Nur Salwa terpegun melihat wanita itu . Berpurdah dan tersangat cantik . Mata berwarna hijau itu cukup mengambarkan bahawa wanita itu seorang yang cantik . Seorang budak perempuan berjalan sambil berpimpin tangan dengan wanita itu .

" Kenalkan , kawan abang . Nur Salwa " Nukman tersenyum mesra .

" Salwa " mereka bersalam tanda perkenalan .

" Ini isteri saya , Ainul Raudhah . Cinta hati kami , Nur Sumayyah " .

Nur Salwa mengangguk . Kini dia mampu mengukir senyuman . Tidak menyangka isteri Nukman seorang yang ramah dan mudah mesra . Lembut dan sopan saja perwatakan wanita itu . Sesuai sangat dengan Nukman . Dalam hati , Nur Salwa mendoakan kebahagiaan rumah tangga Nukman dan Ainul Raudhah . Semoga Allah mempertahankan cinta mereka hingga ke jannah .

♧♧♧

Ryan Zafran mengeliat di atas katil . Matanya dibuka . Lalu dia bangkit daripada pembaringan . Wajahnya jelas nampak mamai . Menandakan dia masih dalam mood tidur .

Bunyi pintu bilik air dibuka membuatkan dia memandang ke arah kanan . Kelihatan Nur Nasuha keluar dari bilik air sambil memeluk tubuhnya . Sejuk .

Ryan Zafran tersenyum . Sungguh indah sekali alam perkahwinan . Walaupun Nur Nasuha tidak seperti gadis normal di luar sana , dia tetap bersyukur . Mungkin jodoh dia dengan gadis itu . Menjadi pelindung Nur Nasuha .

" Ermm .. " Nur Nasuha mengumam sendiri . Badan dia terbongkok - bongkok di hadapan almari . Mencari baju yang bersesuaian .

Ryan Zafran berjalan menuju ke arah isterinya . Dia tersenyum nakal . Dari belakang , dia nampak dengan jelas pakaian dalam milik isterinya . Kemas tersusun .

" Haa ni ! " Nur Nasuha bersorak riang . Dia mengambil baju tidur paras lutut . Baju tidur warna pink .

Badan dipusingkan ke belakang , hampir saja dia mahu menjerit . Namun terhenti apabila tangan kasar Ryan Zafran menutup mulutnya . Tidak jadi mahu menjerit . Kalau tidak memang kecohlah jawabnya .

" Dah diam .. " kata Ryan Zafran . Tangan dia dilepaskan .

Nur Nasuha mengangguk . Terkejut . Mata nakal Ryan Zafran melirik nakal ke tubuh isterinya . Hanya dibaluti dengan tuala berwarna pink cerah . Sepadan dengan warna kulit wanita itu . Sungguh mempesonakan .

" Kenapa bangun tak kejut abang ? " Ryan Zafran merenung mata Nur Nasuha . Gadis itu nampak polos saja . Macam budak .

" Kan tidur tadi , jadi Suha tak kejutlah . Nanti kalau kejut ... abang marah Suha .. " perlahan saja Nur Nasuha bersuara . Antara dengar dan tak .

" Abang tak akan marah sayang .. lain kali kalau bangun kejutkan abang sekali ya " pesan Ryan Zafran . Bahu Nur Nasuha yang terdedah diusap lembut .

" Okay .. Suha janji Suha kejutkan abang " tangan kanan diangkag umpama membaca ikrar .

" Good " hidung Nur Nasuha dicuit . Wangian dari tubuh isterinya membuatkan perasaan dia terbuai .

" Hehe .. " Nur Nasuha tergelak kecil . Badan suaminya ditolak sedikit menjauhinya .

Pakaian dipakai di depan Ryan Zafran . Lelaki itu faham , isterinya bukan seperti wanita di luar sana . Pemikiran isterinya mungkin seperti budak , tetapi tingkah laku gadis itu menujukkan kematangan .

" Cantik " puji Ryan Zafran . Nur Nasuha tersipu - sipu malu . Dia memang tak boleh orang puji . Pasti pipinya akan kemerahan .

Ryan Zafran menahan debar di dada . Kalau lah dia tidak kuat iman , pasti gadis itu diterkamnya . Ryan Zafran mengambil tuala isterinya lalu disangkut ke bahu .

" Sayang turunlah dulu . Abang nak mandi dan solat " katanya sebelum masuk ke dalam bilik air .

Nur Nasuha terkebil - kebil . Kata - kata suaminya umpama masuk telinga kanan keluar telinga kiri . Lalu dia berbaring di atas katil . Mata dipejam rapat . Mahu menyambung tidur .

20 minit kemudian , Ryan Zafran keluar dari bilik air . Dia mengelap rambutnya dengan tuala yang kecil . Tuala elok terlilit dipinggang dia .

Kaki melangkah menuju ke almari . Baju melayu hijau dan kain pelikat menjadi pilihan dia . Lalu dia mula menunaikan solat maghrib . Selesai saja , sejadah dilipat lalu disangkut di tepi almari baju .

Mata dia memandang tubuh isterinya yang lena di atas katil . Mungkin masih ada sisa keletihan gadis itu . Tetamu yang datang bukan sedikit walaupun majlis hanya ringkas sahaja . Ryan Zafran mendekati tubuh isterinya .

Dia duduk di tepi katil . Tangan kasar dia naik mengusap rambut Nur Nasuha . Macam bayi . Tersenyum dia melihat wajah keanakkan isterinya itu .

" Abang janji abang akan sentiasa berada di sisi sayang . Abang akan lindungi sayang sampai hujung nyawa abang . Kerana sayang satu - satunya wanita yang abang cintai . Semoga ikatan perkahwinan kita kekal hingga jannah " bisiknya perlahan .

Memang itu dia nakkan . Menjaga gadis itu . Melindungi gadis itu . Dia mahukan yang terbaik untuk isterinya . Mungkin takdir Allah menemukan mereka untuk dia menjaga Nur Nasuha . Ryan Zafran tersenyum . Sekali menjadi milik dia , selamanya akan jadi miliknya .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro