Bab 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat Membaca


"Jangan selamatkan aku, Dobe."

Sasuke sudah sadar lebih, entah bagaimana diagnosa dokter mengatakan kalau Sasuke hanya mengalami cedera ringan pada kaki kirinya. Jadi, sementara ini Sasuke hanya perlu menggunakan gips, dan kursi roda.

Tapi lain ceritanya dengan Naruto, gadis pirang yang selalu menghangatkan hari - hari dingin Sasuke. Gadis itu sampai saat ini belum sadar juga, justru keadaannya dalam kondisi koma. 

Padahal, sejak awal Sasuke sudah meminta pada Naruto, agar gadis itu tidak perlu menyelamatkan dirinya. Tapi kenapa Naruto nekat sekali?

"Bodoh! Kenapa kamu mencoba menyelamatkan aku, Dobe?"

Kemudian tangan kosong Sasuke mencoba menyentuh tangan kanan Naruto, karena yang mendapatkan suntikan selang infus berada di tangan kiri. Jadi, Sasuke tidak perlu merasa takut, kalau genggamannya akan membuat Naruto kesakitan.

"Jika kamu ingin membuat aku menyesal, selamat Naruto... kamu sudah berhasil membuat aku menyesal," lirih Sasuke.

Pria itu membawa tangan Naruto untuk berada di bibirnya, dikecupnya beberapa kali punggung tangan Naruto. Ada kerinduan begitu besar, yang dimiliki oleh pria raven itu.

Tidak berapa, mata onyx sang raven menangkap ujung mata Naruto mengeluarkan air mata. Tidak banyak, karena tidak sampai mengalir, hanya saja Sasuke sangat tau, kalau sahabatnya sedang menangis.

"Mimpi sialan apa? Sampai kamu harus menangis seperti itu, Dobe?" tanya Sasuke pada Naruto, yang lagi - lagi tidak mendapatkan jawaban.

Tangan kiri Sasuke menyentuh air mata itu, menghapusnya dari ujung mata Naruto yang masih tertutup. "Mimpi! Tolong jangan ganggu Naruto yang sedang istirahat, bantu dia untuk segera bangun," mohon Sasuke.

*** 

Era Ninja

"Naruto, jangan bercanda dengan jutsu henge," ucap seorang kakek yang memakai topi.

Henge No Jutsu adalah... teknik yang biasanya digunakan oleh para ninja, untuk mengubah wujud asli mereka. Bisa berubah menjadi orang lain, pohon, hewan, bahkan benda mati sekali pun seperti senjata.

Menurut cacatan di komik yang pernah Naruto baca, biasanya ninja yang sudah ahli atau bahasa kerennya adalah ninja pro, perubahan menggunakan henge no jutsu akan bisa tampak seperti wujud sasarannya. Sedangkan untuk ninja junior atau bahasa gaulnya adalah ninja noob, mereka akan memiliki perubahan yang tidak sempurna.

Jadi, karena hal itu juga yang membuat Naruto sekarang berada di ruang inap, yang sudah dipasang dengan dinding cakra, agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh orang luar.

Pria tua yang sudah memiliki banyak keriput, seperti kakek renta yang seharusnya hanya tinggal di rumah saja, mengurus cucunya. Fix! Dia pasti adalah Sarutobi Hiruzen. Sungguh, Naruto tidak percaya, kalau dia akan melihat sosok sepuh ini.

"Pertama, bisa beritahu aku, kenapa aku bisa disini? Kedua, aku sedang tidak bercanda ano... Oji-chan?" ucap Naruto yang sedikit meragukan panggilan yang harus dia ucapkan.

Ada sebersit rasa aneh, ketika Naruto yang biasanya menjadi pribadi yang penuh semangat, dan menggunakan suara cempreng yang mengerupai kucing kawin. Kini berubah, menggunakan nada tenang, seperti orang dewasa.

"Apa ketika kamu pingsan, kamu melihat sesuatu Naruto?" tanya Kakek Hiruzen.

Naruto tidak mungkin mengatakan, kalau sebenarnya dia adalah orang modern, yang merupakan penggemar berat komik ini. Karena tidak mungkin orang dalam komik, akan mempercayai ucapan Naruto yang di luar nalar.

"Aku tidak ingat apa - apa, yang aku ingat adalah... aku bangun dan berada di rumah sakit," ucap Naruto.

"Sungguh kamu tidak ingat? Ulang tahun kamu? Umur berapa kamu sekarang? Apa kamu tidak ingat?"

"Aku hanya tau, Naruto lahir 10 oktober, memiliki guratan di pipi seperti rubah? Dan yang jelas, harusnya Naruto adalah laki - laki. Selain itu, aku tidak tau apa pun," jelas Naruto.

Sebenarnya Naruto tau lebih banyak tentang Naruto komik, hanya saja dia tidak mungkin mengatakan seluruh informasi yang dia ketahui. Naruto tidak mau, kalau apa yang dilakukan akan mengubah jalur kehidupan di komik.

"Saat ini kamu berumur 6 tahun, Naruto. Dan sebelum kejadian pingsan, kakek hanya tau, kamu bermain dengan Sakura, Chouji, Shikamaru, dan Ino. Setelah itu kamu pingsan sampai beberapa hari, dan ketika sadar, kamu sudah berubah menjadi perempuan," jelas Kakek Hiruzen.

Informasi yang Kakek Hiruzen dapat hanyalah, Naruto bermain bersama Sakura, Chouji, Shikamaru, dan Ino di dalam hutan. Kemudian Naruto terjatuh dari atas pohon, saat Sakura sedang mengejar Naruto, dan di bawa ke rumah sakit.

Anehnya, ketika Naruto ditinggal sendirian di dalam ruang rawat inap, dan kemudian sadar, wujud Naruto sudah berubah menjadi perempuan. 

"Hah? Cuma karena main, aku bisa di sini?" ucap Naruto, yang berpikir tidak masuk akal dengan kejadian yang menimpanya.

"Jadi kamu sungguh tidak memakai henge?" tanya Kakek Hiruzen yang kembali pada awal topik pembicaraan di antara mereka.

"Aku tidak mengetahui tentang jutsu itu, dan aku merasa tubuhku asli. Atau saat hari aku pingsan, ada sekelompok orang yang mencurigakan?" balas Naruto.

Pertanyaan dari seorang anak yang berusia 6 tahun itu, membuat Kakek Hiruzen semakin curiga. Kalau sebenarnya Naruto memiliki hal yang disembunyikan, hanya saja Naruto sepertinya enggan untuk mengungkapkan hal itu.

"Untuk sementara waktu, potong rambut kamu menjadi seperti biasanya. Dan jangan biarkan semua orang mengetahui perubahan fisik kamu yang tiba - tiba," perintah Kakek Hiruzen.

Naruto mengangguk paham, memang akan sangat merepotkan kalau sampai ada orang lain tau tentang kondisi Naruto. Terlebih lagi, kalau sampai Shimura Danzo mengetahui keadaan Naruto, Naruto yakin dia akan menjadi bahan praktek kakek menyeramkan itu.

"Baiklah, Jiji," ucap Naruto.

Perintah itulah yang membuat Naruto harus mendatangi pasar, dia mencari salon yang seharusnya ada di tempat ramai ini. Tapi sebuah boneka bentuk rubah berhasil mengganggu perjalanannya.

"Wah, lucu banget," puji Naruto pada boneka rubah kecil berwarna orange.

Naruto mendekati pemilik toko boneka, pria dewasa itu tampak sedang memasang topeng - topeng lucu juga. Tapi karena Naruto hanya ingin boneka rubah, Naruto pun mengabaikan topeng - topeng itu. 

"Permisi, boleh aku lihat boneka rubah itu?" tanya Naruto

"Oh silakan... apa kamu lakukan di sini, rubah monster!" Menyadari kalau yang datang adalah anak pembawa rubah ekor sembilan,  pemilik toko itu berubah menjadi pria galak yang menyeramkan.

"Rubah monster?" tanya Naruto tidak paham.

"Pergi kau rubah monster! Jangan pernah ke mari lagi!" usir pemilik toko yang masih memanggil Naruto dengan sebutan rubah monster.

"Tapi aku cuma mau---" Naruto berjalan mundur menghindari sapu lidi yang dipegang oleh pemilik toko.

"Pergi rubah monster!" usir pemilik toko sambil mencoba memukul Naruto dengan sapu lidi. 

Naruto berjalan mundur sampai keluar dari toko, dalam sekejap saja, Naruto bisa melihat pandangan orang - orang desa yang berubah menjadi tatapan penuh kebencian dan jijik. Mereka seperti menginginkan Naruto untuk lenyap dari desa itu.

Melihat itu pun, Naruto menatap sekali ke arah pemilik toko. Gadis mungil yang masih memakai topi untuk menutupi rambut panjangnya, dia memberi tatapan tajam yang biasanya selalu membuat orang - orang takut di masa modern.

"Jangan memberiku tatapan seperti itu! Aku hanya ingin membeli boneka rubah! Aku tidak mencuri! Kenapa kalian bersikap seperti itu!" protes Naruto, dengan mata memerah menahan tangis.

Setelah itu Naruto segera berlari pergi dari tempat itu, membuat pemilik toko menyebarkan garam ke tempat yang diinjak oleh Naruto.

"Mimpi apa aku semalam, sampai harus didatangi monster sialan itu!" ucap pemilik Toko.

Tidak jauh dari tempat itu, seorang rambut raven yang digandeng oleh ibunya, tampak menatap penuh minat pada Toko yang didatangi oleh Naruto.

"Kaa-chan?"

"Iya, sayang?" 

"Kenapa dobe-- maksud aku, kenapa Naruto dipanggil rubah monster?"

"Itu... jangan dengan ucapan kasar itu ya sayang. Kalau kamu bertemu Naruto, datangi dia, dan bantu anak manis itu," pesan sang ibu.

Anak kecil yang mendapat pesan ibunya itu, kemudian memilih menatap punggung Naruto yang sudah berlari menjauh. Dengan mata hitamnya itu, dia bisa melihat kalau punggung Naruto tampak bergetar, seperti sedang menahan tangis.

Entah kenapa, melihat kejadian itu, anak kecil rambut hitam itu merasa nyeri pada dadanya. Seperti ada sesuatu yang menyakiti, hanya karena dia melihat Naruto mendapatkan perlakuan kasar itu.

"Ada apa denganku?" batin anak kecil itu.

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro