[1] Lady's Astley - Soetba

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul: Lady's Astley

Penulis: Soetba

Wattpad id: Soetba

Genre: Historical Fiction + Roman

Jumlah Part: 22 (termasuk prolog dan author note). Beberapa part akan di-private oleh penulis.

Status: On Going

Last Update: 29 November 2017

Blurb: Edward Jhonson, Earl of Blackwater mendapat kabar mengejutkan atas kematian sepupu jauhnya--Lord Stannage--yang bahkan tidak dia tahu sebelumnya, mengingat hubungan beberapa generasi keluarganya yang tidak akur.

Bersamaan dengan gelar yang diwariskan kepada Edward, dia juga mengemban tugas menjadi wali dari satu-satunya putri Lord Sebastian, "Lady Pruistine Astley", yang sepanjang hidupnya selalu disembunyikan sang ayah dari dunia luar karena keadaan sang Lady yang menurut rumor, sang Lady Astley memiliki wajah yang "buruk rupa".

Walaupun menjadi satu-satunya pewaris harta mendiang Lord Stannage dan dengan harta tersebut menjadikannya salah satu pewaris wanita terkaya di London. Mampukah Edward menjadi wali bagi sang Lady dan memilihkan suami yang pantas untuknya?

Hasil:

- Premis: Bercerita tentang Edward Johnson, Earl of Blackwater yang menjadi wali sah putri Lord Stannage yang meninggal karena sebuah kecelakaan. Anak asuhnya--Lady Pruistine Astley--menjadi pewaris wanita terkaya dan Edward pun berkewajiban untuk mencarikan seorang suami di tengah rumor tidak sedap tentang gadis itu.

- Karakterisasi: Menurut saya, karakterisasi di cerita ini (khususnya Edward dan Astley yang memang menjadi sorot utama sampai saat ini) sudah cukup tersampaikan dengan baik.
Edward yang berpendirian teguh walaupun gejolak di dalam dirinya sudah meluap-luap dan sifat polos Astley yang 'terlalu polos' itu membuat warna tersendiri di cerita ini. Jujur, saya bersyukur Edward masih bisa mengontrol diri. Kalau ngga, mungkin entah apa yang akan terjadi.

Selain itu, tokoh lain yang dirasa menonjol menurut saya adalah ketiga sahabat Edward. Sebagai tokoh tambahan, mereka memiliki ciri khas tersendiri dan hal itu telah dijabarkan oleh penulis dengan baik.

- Alur/Plot: Alur maju yang digunakan penulis dirasa sudah cukup baik. Misteri-misteri yang disematkan pun sudah mampu membuat pembaca--khususnya saya--tertarik dan menjadi magnet untuk membuat saya terus membaca.

- Sudut Pandang: Sejauh ini, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga yang membuat cerita ini diceritakan secara luas dan cukup detail dalam setiap adegannya.

- Diksi: Diksi yang digunakan penulis adalah diksi sehari-hari yang membuatnya ringan dan cocok untuk dibaca ketika membutuhkan bacaan santai. Hal ini tentu menjadi nilai plus karena genre cerita seperti ini biasanya dijabarkan dengan diksi yang berat, tetapi penulis mampu membuatnya menjadi cerita ringan dan mudah dipahami.

- EBI: Jika ditinjau dari segi EBI menurut saya sudah cukup baik, walaupun masih banyak penulisan kata maupun tanda bacanya yang salah. Hal ini tentu wajar dan penulis pasti bisa mengoreksinya di lain waktu.

- Kelebihan dan Kekurangan:

Kelebihan:
     • Dari yang sudah saya jelaskan sebelumnya, nilai plus cerita ini ada pada diksinya yang ringan sehingga cocok dibaca oleh siapapun (dengan catatan, bahwa memang ada beberapa golongan yang tidak cocok membacanya karena cerita ini menjurus pada 'cerita dewasa').
     • Kelebihan yang lain adalah suasana dan sistem pada abad pertengahannya dijelaskan cukup detail.
     • Karakternya yang sudah dijabarkan dengan baik.
     • Alurnya tidak berbelit sehingga akan 'mengalir tenang' ketika membacanya.
     • Konsepnya yang mengambil abad pertengahan dengan romance yang manis dirasa menjadi nilai plus karena cerita semacam ini masih cukup jarang ditemui.

Kekurangan:
     • Dimulai dari karakterisasi. Walaupun Edward dan Astley punya ciri khas masing-masing, tapi entah mengapa karakter keduanya masih dirasa hambar menurut saya.
     • Alur/Plot. Awal cerita, saya merasa alurnya agak aneh atau bisa dibilang berantakan (maaf apabila saya menyinggung penulis). Namun, saya merasakan perkembangan penulis ketika menuju pertengahan karena pace cerita sudah stabil dan alurnya sudah mulai tertata rapi. Nah, tetapi semakin ke belakang (kalau tidak salah dari chapter 13) pace ceritanya jadi melambat dan semakin lambat menjelang chapter 19. Ketidakstabilan ini cukup riskan dan saya harap penulis mampu membuatnya menjadi stabil kembali.
     • EBI: Di cerita ini banyak kesalahan penulisan di bab awal. Tapi sudah mulai berkurang secara bertahap.

- Saran:

Melihat kekurangannya, mungkin saya bisa memberikan beberapa saran dan merupakan hak penulis jika saran saya terpakai atau tidak. Tapi, saya harap semoga saran ini dapat membantu.

Karakterisasi yang menurut saya masih hambar.

Sebelum saya menjelaskan saran saya di permasalahan ini, sebenarnya ada beberapa hal yang membuat karakter menjadi hambar--dan itu terjadi pada beberapa tokoh yang ada di cerita saya sendiri--yaitu: 1) Karena tokoh tidak memiliki sesuatu yang 'sangat khas', 2) Tokoh yang terlalu lama 'adem ayem', 3) Gaya bicaranya yang hampir sama dengan tokoh lain, dll. (saya hanya jelaskan ini karena saya rasa ini yang diperlukan).

Saran saya:
1) Buat ciri khas yang sangat berbeda atau kalau bisa beda dari yang lain. Setiap manusia punya satu ciri khasnya masing-masing dan saya rasa mungkin penulis harus membuat ciri khas itu. Misalnya si A suka berkata, "Well" setiap mau berbicara atau apa pun itu.

2) Jadikan tokoh sesering mungkin bertemu dengan konflik walaupun itu konflik yang memang sengaja dibuat dan tidak berhubungan dengan konflik utama. Jadi, karakter setiap tokoh bisa keluar ketika menghadapi situasi konflik tersebut. Hal ini seperti manusia yang akan memperlihatkan jati dirinya ketika menghadapi sebuah cobaan.
Ini juga berpengaruh pada grafik cerita. Jika grafiknya lurus terus, pasti bakalan membuat jenuh para pembaca, kan?

3) Kalau masalah gaya bicara bisa masuk ke ciri khas karakter.

4) Cara paling mudah membuat karakterisasi yang baik, yaitu dengan menggunakan POV 1. Walaupun ini tidak disarankan untuk dipakai di cerita ini.

• Alur dan pace cerita yang tidak stabil serta menghindari kesan jenuh.

Sebenernya pace tidak stabil itu wajar, tapi saya rasa pace cerita yang melambat di cerita ini perlu diperbaiki hehe.

Saran saya:
1) Cerita detail itu keren, tapi kalau terlalu banyak paragraf yang panjang-panjang bikin jenuh dan buat ceritanya berat juga lambat. Buat proporsi paragraf dan dialognya seimbang, jadi itu akan membuat pembaca tidak terlalu lelah membacanya.

2) Lebih banyak show daripada tell.

3) Di beberapa adegan, bisa ditambah flashback biar ngga jenuh. Ini buat variasi aja, sih. Karena jika alurnya maju terus bisa jenuh juga nanti.

EBI

Saya akan memberitahukan beberapa EBI yang dirasa salah dan masih saya ingat kesalahannya.
Kesalahan pertama ada beberapa kata yang masih salah penulisannya.
Lalu ada beberapa dialog tag yang salah.
Kemudian penulisan 'di' yang sampai akhir masih ada yang salah.

Saran terakhir, mungkin penulis bisa kasih berupa glosarium atau pojok info tentang sistem kebangsawanan dan lain-lain di akhir chapter agar para pembaca baru bisa memahaminya dengan baik.

- Kesan:

Terlepas dari semua itu, saya sangat menikmati ketika membaca cerita ini. Oh, apalagi bagian romance antara Edward dan Astley yang sukses buat saya diabetes dan senyam-senyum ngga jelas. Romance classic atau yang bertema abad pertengahan memang selalu menjadi nilai plus di mata saya.
Semangat terus ngetiknya! Dan untuk ke depannya, saya percaya penulis mampu menjadi lebih baik lagi! ^^

Saya harap review saya ini bisa bermanfaat untuk penulis. Mohon maaf apabila ada beberapa kata dari saya yang menyinggung. Saya tidak bermaksud demikian dan semoga penulis tidak mengambil hati atas review ini.

Sekian review dari saya, terima kasih.

P.s: Kak, saya ngga setuju kalau ada cinta segitiga atau segi empat hehe. Karena ... saya sudah lelah dengan harem :D Eh, tapi ini terserah Kakak aja, kok ;)

Published: 3 Januari 2018
By Wattys Undercover Review Team

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro