[3] Marry You - Verlitaisme

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul : Marry You
Penulis : verlitaisme
Genre : General Fiction, Misteri, Psikologi
Jumlah Part: 23
Status : On Going
Blurb : Amanda tidak jadi menikah karena Johan selingkuh. Namun karena hal ini dia bertemu Darren, pemilik restoran besar yang membutuhkan seorang istri demi menemaninya yang hidup kesepian. Dengan alasan untuk menyelamatkan keluarga dari rasa malu akibat batal menikah padahal undangan sudah di sebar. Tidak ada pilihan lain, Amanda setuju menikah dengan Darren.
Tapi menikah tidak semudah itu, terlebih ketika suami kamu adalah seorang asing yang menyimpan sejuta rahasia.

Sinopsis
Amanda, seorang gadis introvert mendapati calon suaminya selingkuh di depan mata, tepat dua minggu sebelum tanggal pernikahan. Tak ingin keluarganya menanggung malu, tanpa pikir panjang dia menerima ajakan menikah dari Darren, pria yang baru dikenalnya.
Dibalik ketampanan dan kekayaan Darren Naklha, terdapat rahasia gelap yang hanya diketahui segelintir orang. Diperparah pula dengan sikap dominan Darren termasuk aturan-aturan di rumah itu yang aneh. Namun tekad Amanda untuk mempertahankan pernikahan itu membuatnya berjuang membantu suaminya mengatasi trauma masa lalu yang merongrong kehidupannya sekarang, dan pastinya masa depan perkawinan mereka. Dalam prosesnya Amanda bisa mengenal suaminya lebih dalam, memahami trauma yang dialaminya, dan bisa ditebak, jatuh cinta kepadanya.
Mungkinkah tumbuhnya benih cinta di antara pasangan ini membuat mereka cukup kuat untuk bertahan? Bagaimana dengan munculnya orang ketiga yang mengancam?

Hasil Review

Ada dua major character dalam cerita ini yaitu Amanda dan Darren.
Amanda, seorang gadis yang memiliki pribadi yang introvert, dimana dia selalu memikirkan segala sesuatunya sebelum bertindak. Lalu ada Darren sosok pengusaha muda yang misterius, apa-apa harus berjalan sesuai keinginannya.
Saya ingin membedah karakter Amanda secara mendalam, karena dialah narrator utama dalam cerita dengan mengambil POV orang pertama ini.
Menurut saya ada inkonsistensi dalam character trait Amanda. Terlihat jelas saat dia secara impulsif menerima proposal Darren. Seandainya penulis jeli, Amanda akan dibuat berpikir sehari dua hari sebelum menerimanya, toh dia masih punya waktu dua minggu bukan? Walau pada akhirnya dia menerima lamaran itu, setidaknya dia tidak mengkhianati character traitnya. Oke, boleh-boleh saja sesekali seorang tokoh bertindak di luar karakter, tapi itu kalau ceritanya light romance. Untuk character based story-,yang saya pikir penulis coba kembangkan di cerita ini-idealnya tokoh bertindak sesuai watak dasarnya. Dengan begitu pembaca lebih mudah menyelami dan merasakan emosi dari karakter tersebut.

Satu lagi, untuk cerita misteri (menurut penulis cerita ini bergenre general fiction berbalut psychological mystery-whatever it is), karakter Amanda terlalu perfect. Dari awal saya sudah yakin dia mampu dengan mudahnya menghadapi konflik-konflik yang dialaminya dalam cerita. Jadinya apa, saya langsung kehilangan simpati padanya. Tanpa simpati, bagaimana bisa care? Membuat tokoh yang terlalu sempurna membunuh excitement pembaca dalam mengantisipasi kelanjutan cerita. Padahal salah satu unsur utama dalam pengalaman membaca, selain curiosity adalah anticipation. Ujung-ujungnya adalah flat character, dosa terbesar dalam character based story. Karakter/ narrator dipaksa mengikuti plot, karena di karakter sudah tidak ada yang bisa dikembangkan. Benar Amanda bertambah cinta kepada Darren. Pertanyaannya adalah apakah ini romance? Kalau iya, oke dosanya berkurang, karena dalam genre romance emosi yang mendasari adalah cinta. Tapi fiksi mainstream dengan embel-embel yang disebut di atas beda kasus. Karakter harus dibuat lebih kompleks, bukan hanya dari aspek fisik, tapi juga dari aspek sosial dan aspek psikologis.

Sebenarnya kalau penulis berani melakukan improvisasi dengan membuat Amanda sedikit lebih extrovert, lebih warm, saya pikir ceritanya akan lebih hidup. Karena dua karakter utama memiliki karakter yang berlawanan, kemungkinan konflik menjadi variatif. Dalam Fifty Shades of Gray, Anna Steele yang lugu walaupun smart memang layak didominasi oleh Si Gray, dan itu menggelitik pembaca. Tetapi pada Amanda tentu menjadi pertanyaan, kenapa dia mau-mau saja? kenapa dia tidak melawan?
Sementara itu pembentukan karakter Darren dalam penggambarannya sebagai tokoh yang mengalami mental unstable pada awalnya mulus saja. Namun ke belakang penulis seolah selalu berusaha agar semua konflik adalah darrensentris, menjadi salah satu penyebab karakter Amanda tidak berkembang.

Untungnya karakter pendukung tidak terlalu banyak, dan pemunculan mereka selalu pas, tidak mengganggu jalannya cerita yang beralur cepat. Sebagai catatan, karakter yang paling saya suka adalah mama. Walau tidak muncul terlalu sering, tapi membuat cerita ini secara signifikan lebih dinamis. Singkatnya, sosok Mama seperti Judi Dench dalam film Shakespeare In Love. Tampil enam menit memerankan Queen Elizabeth tapi menggondol Oscar untuk pemeran pembantu terbaik.

Terkait EBI saya tidak banyak komentar, penulis sudah banyak pengalaman dengan cerita yang secara konstan dia publish. Begitu pula dengan diksinya yang easy read.
Secara umum saya tidak terlalu terkesan dengan cerita ini, meski jujur saja saya penasaran dengan endingnya. Untuk yang mengikuti cerita ini, mungkin lumayan seru, karena penulis menyajikan banyak twist dalam plotnya di setiap part. Tapi membacanya secara marathon, akan terlihat bahwa manajemen konflik tidak digarap dengan baik.

Mungkin sedikit tips, dalam cerita dengan POV orang pertama, switch perspective sebaiknya menggunakan orang ketiga. Karena tidak nyaman juga menjadi "Aku Darren" Cuma di satu part setelah menjadi "Aku Amanda" di kebanyakan part lainnya. Kecuali porsi kedua karakter dalam narasi sama maka boleh saja diselangselingi.

Demikian review dari perspektif pribadi saya sebagai pembaca, mudah-mudahan penulis dapat mengambil manfaat dan mengabaikan yang tidak berkenan baginya. Cheers

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro