(7) "AVA: Chapter "The Hope"" oleh izzara_as_it_is

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul: AVA: Chapter "The Hope" (END Season 1)

Wattpad Idizzara_as_it_is

Genre: Science Fiction

Jumlah Part: 16 + Cuap-Cuap

Status: Tamat

Last Update: -

Blurb:

" What is reality? What is not?

Just keep the fantasy

Never mix... What happened in here

With real life

Me in here and there aren't the same

Trust me !!

And if you ever got "something"

From me...

Use it as a thing to push your life

Futher... to the better

If you not, please keep the memory

They are meant a lot to me

And please... Let me go"

- Angelique Escort -

DiGi ID, Izzara Dubrovna


***


HASIL REVIEW

1.) Tema Cerita:

Cerita berkisah tentang tokoh utama yang bertemu dengan seseorang yang bekerja sebagai 'Escort Girl' khusus dalam permainan simulasi virtual kehidupan sosial. Meski begitu, cerita ini juga sedikit menceritakan tentang masalah kehidupan nyata tokoh protagonis tersebut.



2.) Blurb:

Puisi (atau prosa?). Aku tak bisa banyak berkata dengan blurb seperti ini. Namun, aku rasa mungkin lebih baik menjadi tempat untuk menjelaskan cercahan poin-poin cerita.



3.) Karakterisasi/Penokohan:

Tokoh-tokoh yang berperan masih dapat dihitung dengan jari. Karakterisasi kedua tokoh utama digambarkan dengan cukup baik. Dialog, adegan, dan deskripsi dengan efektif mampu menjabarkan dan menjelaskan kepribadian dan keunikan masing-masing tokoh. Beberapa tokoh lain sudah cukup bagus, meski agak kurang mengesankan bagiku.



4.) Alur/Plot:

Cerita menggunakan alur mundur; mulai dari "bagian 1", latar waktu cerita berpindah ke satu bulan sebelumnya. Alur cerita mengalir dengan tenang dan mulai menderas pada bagian 5/6. Agak mengejutkan saat tahu dari bagian 1 sampai 10 itu hanya memakan satu hari ? in-story time. Tapi sayangnya, ada beberapa penempatan bagian cerita kurang memuaskan.

Contoh: ketika tokoh Josh yang pergi menemui kedua sahabatnya dan menceritakan tentang pertemuannya dengan Izzara. Bagian itu hanya menyambungkan kembali bagian Josh dan Izzara. Bagian tersebut seperti menyelip paksa di antara dua bagian yang masih berhubungan; semacam sosis dengan roti hotdog (kiasan yang buruk). Padahal, menurutku penulis dapat meletakannya di awal-awal cerita.

Sementara itu, penulis sudah mampu untuk membuat setting dengan sangat baik. Terkadang juga penyetingan terlalu mendetail bagiku.

Plot juga cukup menarik ketika aku mulai berada di tengah cerita. Namun di akhir cerita, aku melihat plot yang masih kasar dan tidak rata. Kebanyakan plot cerita bersifat cryptic. Malah ketika sudah mencapai akhir, mereka makin cryptic lagi. Aku masih belum mengerti dengan tujuan atau motif Izzara beserta misteri lainnya. Yah, kulihat cerita ini memiliki kemungkinan besar untuk dibuat seri-seri lanjutannya, jadi mungkin jawabannya akan ditemukan di buku berikutnya. Akan tetapi, aku merasakan penulis terburu-buru menyelesaikannya. Alhasil, pembaca yang mengharapkan jawaban di akhir cerita bisa saja menutup buku dan selesai untuk selamanya.

Ketika aku mengestimasikan, sebagian besar part cerita didominasi oleh dialog. Tidak masalah jika lebih dominan dialog atau narasi. Namun, apakah penulis mampu untuk membuatnya harmonis? Tanpa kemampuan yang bagus, cerita yang banyak dialog akan membuat pace terasa terlalu lambat, berputar-putar, dan sulit untuk cepat mengerti poin penting dalam cerita tersebut. Bahkan, aku sering melewatkan beberapa bagian ketika membacanya (Skimming).



5.) Sudut Pandang:

Sudut pandang ketiga serba tahu, tetapi kebanyakan berfokus pada tokoh utama. Penggunaannya cukup konsisten dan baik. Adegan dan deskripsi dapat digambarkan dengan kurang dari sedikit kecacatan melalui sudut pandang ini.



6.) Diksi/Gaya Bahasa:

Cukup banyak penggunaan terminologi tentang teknologi dan informatika beserta lainnya. Meski aku dan beberapa pembaca dapat memahami dan mengerti, tetapi pembaca awam akan sulit untuk memahaminya. Namun, itu tak terlalu menjadi masalah, by the way. Bisa saja itu akan menjadi keunikan cerita.



7.) EBI:

Bagian ini adalah yang paling kritis dalam cerita ini. Ada cukup banyak yang harus diperhatikan. Terdapat imbuhan "-nya" tidak tersambung dengan kata; tanda baca umum seperti titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru masih tidak sesuai ketentuan EBI; hingga banyak awal kalimat dialog tidak menggunakan huruf kapital. Struktur dialog juga kebanyakan masih belum benar. Setelah tanda petik ("...") Seharusnya tidak diberi koma, melainkan langsung ditambahkan kalimat atau dialog tag. Selain itu, penggunaan apostrof untuk monolog dalam hati atau pikiran sangatlah tidak tepat. Gunakan italic atau mungkin bisa dibuat menjadi narasi cerita.

Kemudian, beberapa kata tidak sesuai dengan apa yang ada dalam kamus kebahasaan; terutama kata "Banged" dan "Olrite". Seringlah membuka KBBI dan kamus Inggris, serta periksa apakah kata tersebut benar dalam ejaan atau tidak. Selain itu, ada juga bahasa Korea di sini. Tanpa ada keterangan, pembaca seringkali akan bingung dan tidak nyaman dalam membaca.

Yang lebih aneh lagi adalah, bahasa campur aduk yang kacau dan tidak sesuai dengan latar. Latar cerita adalah luar negeri, tapi kok "Gue" dan "Loe"? Kedua kata tersebut memang bisa menggantikan kata "Aku" dan "Kamu", tetapi keduanya merupakan kata-kata gaul yang pada dasarnya tidak dapat digabungkan dengan kultur lain. Yang paling mengejutkan adalah kata panggilan "Anying" dan "Setan". Aku tidak terlalu masalah dengan bahasa kasar, tetapi seperti yang kukatakan tadi, kata-kata tersebut sangat berbeda kultur. Jika cerita berbahasa memiliki bahasa campur aduk, maka kata-kata yang bermakna khusus lebih baik menggunakan bahasa dari latar cerita. Daripada "Hei, Anying!", lebih baik menggunakan "Hei, Dog!" atau menggunakan kata lain yang lebih kompatibel.



8.) Kesan:

Whew....

Aku terkejut ketika mereview buku ini. Buku ini sebenarnya bergenre romansa yang berlatar fiksi sains simulasi permainan sosial yang bersifat sandbox; tidak seperti yang kuduga sebelumnya. Yah, sebenarnya tidak masalah. Hanya saja aku sedikit 'rawan'.

Lebih jauh lagi, yang membuatku, euh ... syok adalah adanya adegan erotisme. Adegan menggunakan teknik yang serupa dengan Jessica Method. Mengagumkan sekali sejujurnya, tetapi aku tak bisa menelan semuanya. Terlebih lagi, penulis mampu menulisnya dengan baik; bahkan sangat baik. Sebuah dilema saat aku berpikir apakah penulis ini ahli dalam menulisnya?

Ah, entahlah.... Aku benar-benar tidak tahu apa-apa.




Terima kasih

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro